To Becca
"Sayang.. hari ini ibu tidak pulang. Ada lauk dimeja makan kau bisa memanaskannya atau kau boleh memesan pesanan gofood.
From Ibu
Becca hanya bisa mendesah pasrah membaca isi kertas tersebut. Kemudian Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar. Becca meletakkan tas ranselnya kemudian merebahkan punggungnya diatas ranjang sambil menatap atap langit kamarnya. Ia merasakan suasana sepi di dalam rumah.
Becca merogoh ponsel didalam tasnya dan mencari nama kontak dilayar ponsel. Ia terdiam sebentar saat menemukan nama ayah didalam kontak dan mulai mengetikkan sesuatu didalam pesan.
To ayah
"Ayah kapan pulang?"tanya nya dalam ponsel tersebut dan terkirim.
Beberapa menit kemudian ada panggilan dari sang ayah dan Becca segera mengangkat panggilan itu dengan senang.
"Ada apa sayang tumben sekali kau bertanya kapan ayah pulang?"tanya Jirayu disebrang telpon
"Ibu tidak ada dirumah ayah, dia akan pulang besok"jawab Becca sedikit terdengar kesal.
"Ah begitu, tapi maaf sayang.. ayah masih banyak mengerjakan kasus hari ini dan akan pulang malam, kau tidak apa kan?"ucap Jirayu dan membuat Becca hanya menghela napasnya berat.
"Ya sudah ayah segeralah kembali bekerja, semangat!"singkat Becca kemudian menutup telponnya.
Pim tidur didalam pelukan Yaya dengan nyaman. Tangan kiri Yaya mengelus lembut rambut Pim Ia tersenyum, karna tahu wanita dipelukannya hanya memejamkan mata dan belum tidur.
"Jika pernikahanku tidak ada..apa kita menjadi sepasang pasangan yang sudah menikah sekarang?"pikir Yaya yang jelas terdengar oleh Pim
"Semua sudah terjadi Yaya, hanya saja.. perpisahan kita begitu dipaksakan oleh takdir yang tidak merestui hubungan kita"balas Pim kini merekatkan kepalanya tenggelam dileher Yaya. Rasa sakitnya masih terasa sama 10 tahun yang lalu.
Flashback On
Dua gadis cantik sedang berpegangan mesra melewati pinggir pantai dengan ombak yang sesekali menyentuh kaki mereka. Tatapan dan senyum mereka begitu terlihat tulus diwajah masing masing.
Yaya dan Pim menyudahi kemesraan mereka dipinggir pantai setelah sejam lebih. Kemudian mereka berjalan menuju cafe dipinggir pantai dan duduk. Tiba tiba Suara ponsel Yaya berdering dan Ia mendapat telfon dari sang ayah.
"Hallo ayah?"ucap Yaya disebrang telpon
"Hallo yaya, ini bibi"ucap seorang wanita disebrang telpon
"Ada apa bi, kenapa bibi yang menelpon?"tanya Yaya sedikit panik
"Tenang Yaya, dan dengarlah.. ayahmu sekarang berada di RS, kata dokter kau harus segera datang kesini jika tidak.."kata bibi tidak melanjutkan kalimatnya disebrang membuat Yaya beranjak dari duduknya
"Jika tidak kenapa bi? Jawab.."teriak Yaya ditelpon
"Cepatlah kau datang ke RS sekarang Yaya"tegas wanita itu ditelpon kemudian panggilan terputus.
Pim hanya mengernyit heran menatap Yaya yang terlihat panik dan khawatir. Pim mendekatkan dirinya pada Yaya
"Tenang Yaya, jelaskan padaku ada kabar apa tentang ayahmu?"tanya Pim pelan
"Ayahku diRS sekarang! pim.. aku harus keRS sekarang"jawab Yaya kemudian pergi meninggalkan Pim.
Satu jam Perjalanan Yaya menuju RS Ia segera masuk ke ruang ICU. Ia sempat terdiam mematung melihat pria paruh baya yang terbaring lemah diranjang pasien dan air matanya jatuh begitu saja. Kemudian Yaya mendekati pria itu yang disampingnya sudah ada bibi Ya selaku adik kandung dari sang ayah dan seorang laki laki yang entah siapa dia merasa belum bertemu dan mengenalnya.
"Yaya.."lirih pria tua itu kepada Yaya yang berjalan mendekat sang ayah.
"Iya ayah Yaya disini.."ucap yaya sedikit terisak
"Waktu ayah tidak banyak Yaya.. kau menikahlah dengan Jirayu..laki laki didepanmu"pinta sang ayah dengan tangan yang gemetar hebat sambil meraih tangan jirayu, laki laki yang berdiri dihadapan Yaya.
"Ayah.. jangan bicara seperti itu, ayah pasti sembuh.. dan aku tidak mau menikah dengannya ayah"protes Yaya sambil menangis dan khawatir dengan kondisi sang ayah
Tiba tiba sebuah monitor dilayar medis berbunyi darurat. Beberapa perawat dan dokter berdatangan masuk dan memeriksa kondisi pria tersebut.
"Saya mohon tinggalkan pasien dulu"tegas salah satu perawat kepada tiga orang itu.
Bibi Ya sambil merangkul pundak Yaya Ia menuntun Yaya untuk keluar dari ruang ICU dan disusul juga oleh Jirayu keluar ICU.
"Yaya.. kondisi ayahmu benar benar tidak baik baik saja. Kau turuti saja apa kata ayahmu barangkali itu permintaan terakhir dari ayahmu" ucap bibi Ya kepada Yaya
"Jika kau mau menuruti permintaan ayahmu dan kemungkinan ayahmu masih bisa diselamatkan sekarang..Bibi yang akan mengatur pernikahan kalian sekarang. Ini pesan ayahmu pada bibi"lanjut bibi Ya dengan jelas kemudian seorang dokter keluar dari ICU
"Kami sudah berusaha menyadarkan tuan Ya tapi. kami tidak bisa menjamin berapa lama tuan Ya bisa bertahan"jelas dokter itu dan berlalu pergi
"Bi.. lakukan, apa yang dipesan oleh ayah kepada BiBi"ucap Yaya berat dan hanya bisa berlutut dengan menangis besar
Setengah jam berlalu kini dengan penampilan Yaya sebagai pengantin wanita berjalan masuk ke ruangan pasien dengan didampingi Bibi Ya yang dimana didalam kamar pasien VIP itu sudah ada Pendeta, calon suami Yaya dan Tuan Ya yang terbaring lemah sedang bersandar dihardboard putih dengan menangis terharu melihat kedatangan putrinya.
Jirayu meraih tangan Yaya dan menggenggamnya erat didepan pendeta. Upacara pelaksanaan pernikahan darurat mereka pun dimulai. Jirayu mengucapkan janji suci pernikahan dan setelah itu Yaya juga mengucap janji suci pernikahan mereka. Setelah pendeta menyatakan sah pernikahan mereka, Yaya melepas tangan Jirayu dan berjalan mendekati sang ayah.
"Selamat atas pernikahanmu nak, ayah bisa tenang sekarang"ucap pria itu dan kedua matanya mulai tertutup rapat dengan layar monitor medis yang sudah bergaris lurus.
"Ayah..."teriak Yaya menangis histeris dipelukan sang ayah sedangkan bibi Ya dan Jirayu yang berdiri disitu juga ikut meneteskan airmatanya merasa kehilangan.
Pim masuk keruang pasien VIP bersamaan dengan dokter dan perawat yang sedang mengecek kondisi pria itu sebelum akhirnya dokter menyatakan tanggal kematian tuan Ya.
Pim hanya diam berdiri didepan pintu kamar almarhum pasien sambil menahan tangisnya. Sementara Yaya hanya bisa melirik Pim singkat dan kembali menangis kehilangan dipelukan sang ayah.
Flashback Off
YOU ARE READING
In memory
Random"Kehidupan baru yang dibangun dengan keikhlasan dan ketulusan seseorang, namun kembali dipertemukan dengan keadaan memory dimasalalu yang masih terbungkus rapi" Pemain: -Freen Sarocha/Freen -Rebecca praticia Armstrong/Becca -Saint Suppapong/Saint -B...
Part 24
Start from the beginning
