№ 2. 𝑔𝑎𝑑𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑖𝑟𝑢

512 44 2
                                    

𝟷𝟻 𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊

      Alunan dari suara raja alat musik menggema memenuhi seluruh penjuru ruangan. Tuts-tuts yang dimainkan serasa membawa para pendengar berimajinasi pada kelembutan yang memanjakan telinga seiring dengan lonjakan nada semakin meninggi konstan kemudian rendah. Salah satu lagu Persia yang terkenal menjadi pilihan konser solo pianis muda kali ini.

Jemari putih nan kurus memanjang bergerak otomatis dibersamai mata yang menelusuri partitur yang dihafalnya diluar kepala. Namun buku dihadapannya masih tetap menjadi pedoman.

Gemuruh sorak – sorai tepuk tangan adalah tanda pertunjukan dalam gedung megah itu berakhir. Tampak jelas bagaimana orang-orang mengaguminya layaknya bintang paling terang di langit. Tangan dan tubuh dengan gestur membungkuk sebagai ungkap rasa hormat. Lalu ketika menegak, senyuman manis paling indah itu tersungging dibibir tipisnya yang merekah.

Na Jaemin.

Pemuda berbakat sesuai dengan namanya. Jauh menghantarkan nama keluarga menuju puncak seorang kalangan kelas atas, meski memang tanpa itupun keluarganya adalah orang berada.

“Bisakah kau menandatangani bukuku?” seorang gadis kecil bermata biru jernih menyodorkan sebuah buku dongeng dihadapannya. Baru menjejak kebelakang panggung, dia sudah dinanti seorang bocah kecil yang manis dengan rambut dikuncir dua berpita merah.

Jaemin tersenyum simpul. Agak aneh tapi tidak terlalu. Melihat gadis kecil yang kemungkinan hanya beberapa tahun dibawahnya. Yang terasa aneh biasanya para fans akan menyodorkan buku catatan polos bukan buku dongeng bergambar.

“Ini adalah buku favoritku.” Gadis itu menjelaskan. “Dan kau adalah favoritku.” Ucapnya malu-malu dengan suara yang hampir tidak terdengar.

“Buku ini juga favoritku.”

“Be-benarkah?” Jaemin membalas dengan anggukan mantap.

“Aku punya buku yang sama dirumah. Dulu ibuku juga sering membacakannya saat akan tidur.”

Manik mata si gadis kecil semakin tampak berbinar girang tertahan. Ternyata idolanya juga punya hal yang sama dengannya. Untuk ini dia akan lebih menjaga bukunya dengan sangat hati-hati.

“Siapa yang kau sukai?”

Jaemin mengernyit, tapi kemudian paham jika yang ditanyakannya adalah karakter dalam buku.

“Putri Lucy.” Gadis itu semakin memperlihatkan senyumannya yang sangat lebar.

“Salam Yang Mulia Jaemin, saya adalah Putri Lucy.” Memerankan seolah dialah pemeran dalam buku. Keduanya tergelak.

“Jadi, namamu Lucy?” dan gadis itu mengangguk untuk mengiyakan pernyataannya.

“Salam kenal, Putri.” keduanya kembali tertawa.








____

aku mencintaimu tanpa kepalsuan,
tanpa rasa tapi,
tanpa rasa berkorban,
dalam deru malam
hanya namamu yang menjadi teman dalam tidurku
____







●●
      Jaemin menghirup wangi bunga yang diberikan gadis kecil tadi. Bocah perempuan yang sepertinya blasteran luar negri dilihat dari warna matanya yang biru keabu-abuan. Sangat cantik dan indah. Belum pernah ia melihat warna mata dengan iris yang mengagumkan seperti itu.

Belum juga anak laki-laki itu puas memandangi bunga yang berada digenggamannya, tiba-tiba mobil yang yang di naiki serasa meliuk-liuk ke kiri dan ke — kanan. Janggal akan perubahan cara menyetir sang sopir.

Jaemin yang berada dibelakang panik. Mencoba bertanya pada pengemudi apa yang yang sedang terjadi namun tak ada jawaban. Pria paruh yang hampir seusia ayahnya itu memegangi dadanya, sebelum menghantarkan Jaemin pada kecelakaan tunggal.

Mobil itu oleng dan hampir masuk ke dalam laut lepas jika saja tak ada orang yang menggagalkannya. Sirine mobil polisi dan ambulan saling mendahului setelahnya.

𝐴𝑛𝑔𝑒𝐿'𝑠 𝑇𝑒𝑎𝑟𝑠☂

      Porak-poranda dan tangisan heboh seorang ibu memecah keheningan malam pada salah satu rumah sakit ternama dikota itu.

“Huhuhuu... Jaeminn, bagaimana ini bisa terjadi padanya yeobo. Harusnya aku saja.”

Lelaki yang menjadi suaminya mendekap erat tanpa sepatah katapun terucap dari bibirnya yang kelu. Yang baru saja terjadi sungguh menjadi pukulan baginya maupun sang istri.

Seorang pria yang berumur lima tahun lebih tua dari putranya datang dengan mata merah. Terlihat sekali jika dia kelelahan sambil menutupi bekas tangisannya.

“Paman—”

“Jaehyun-ah, putrakuuuu... dia uhuuhuuuuu...” Ibunda Jaemin tak kuasa meneruskan kalimatnya yang tersendat akibat tangisan yang mendera.

Didalam ruang gawat darurat sana tertidur laki-laki manis yang menjadi tunangannya sejak kecil. Pria dengan senyum berseri paling indah.

“Kenapa ini bisa terjadi, paman?” Jaehyun dengan raut khawatir berpenampilan setelan kantornya yang terlihat lusuh datang terburu. Dia langsung datang setelah sebelumnya mendapat panggilan dari tunangannya itu. Kemungkinan disaat dia sedang mengalami kecelakaan.

“Sopir kami mengalami serangan jantung saat mengemudi. Dan seperti yang sudah dipastikan, mereka kecelakaan.” Na Goongmin menjawab dengan lesu. “Kita do'akan saja agar dia selamat.” Ayah satu orang anak itu pasrah, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berdoa.

____________

♡ A ɴ ɢ ᴇ L ' s   T ᴇ ᴀ ʀ s ♡
____________

23/11/23

23/11/23

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝙰𝚗𝚐𝚎𝙻'𝚜 𝚃𝚎𝚊𝚛𝚜 || 𝐁𝐋Where stories live. Discover now