#viii. hapus penjajahan, raih kemerdekaan, timbulkan perdamaian

161 58 344
                                    

"satu-satunya cara untuk memerdekakan bangsa, adalah melahirkan generasi terpelajar"

"satu-satunya cara untuk memerdekakan bangsa, adalah melahirkan generasi terpelajar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

Pagi-pagi buta Katsuro telah membuka mata. Katsuro bahkan keluar dari kamarnya dengan mengenakan pakaian rapih. Tentu saja itu membuat Yamamoto Ayame, selaku kepala asisten di kediaman Jenderal Ishikawa itu dipenuhi tanda tanya.

"Katsuro, matahari baru saja terbit namun Katsuro telah rapih nan tampan selalu, kira-kira jikalau hamba boleh tahu, Katsuro ini hendak kemana?" Tanya wanita berusia hampir menginjak kepala 6. Terhitung telah 40 tahun lebih Ayame mengabdi pada keluarga Ishikawa, bahkan saat Takashi kecil pun Ayame tahu.

Kawan janganlah salah paham dahulu, Ayame ini bukan bermaksud tidak sopan, namun Katsuro memang telah melarang sang ketua pelayan ini untuk memanggil dirinya dengan embel-embel 'tuan muda'.

Bukan apa-apa, Katsuro hanya tidak enak mendengarnya. Ayame tentu sangat jauh lebih tua darinya, Katsuro merasa tidak enak hati jikalau mendengar Ayame memanggil ia dengan sebutan 'tuan muda'. Meski memang betul Katsuro itu anak dari seorang Ishikawa Takashi, namun Katsuro-kan hanya anak tiri?

Katsuro tersenyum, tentu semakin menambah rupawan, dengan lembut pemuda itu menjawab "bibi terlalu memuji. Seperti biasanya, anak ini akan pergi keluar sekejap. Bolehkah bibi menyiapkan beberapa bahan yang hendak anak ini bawa keluar sana?"

Ayame menepuk jidat, wanita tua itu merutuki dirinya dalam hati. Ayame segera membungkuk "maafkan pembantu tua ini karena telah lupa hari" ujarnya. Dengan cepat Katsuro segera membenarkan posisi berdiri Ayame agar tegak kembali, Katsuro bilang "tidak mengapa" lalu Ayame pun langsung bergegas menyiapkan apa yang Katsuro pinta.

Ayame ingat jikalau pada akhir pekan, tuan muda yang satu ini selalu pergi keluar rumah. Dari pagi buta hingga malam menjelang barulah ia pulang. Ayame tak tahu persis buat apa Katsuro memintanya membungkuskan berapa persediaan bahan-bahan pokok beserta obat-obatan untuk selanjutnya Katsuro bawa keluar. Namun Ayame dapat melihat jikalau sehabis pulang dari kegiatannya tersebut, Katsuro selalu tampak senang hati. Walau dari luar kami hanya dapat lihat wajah datar pemuda Sakamoto itu, namun aura yang dipancarkan Katsuro yang memberitahu jikalau pemuda Jepang ini sedang bahagia.

"Semua yang dipinta Katsuro telah bibi naikkan kedalam mobil, siap untuk Katsuro bawa" Ucap Ayame memberitahu. Katsuro tersenyum dan membungkuk sebagai tanda "terimakasih bibi Yamamoto" begitulah balasan Katsuro.

Selain meminta tolong mempersiapkan beberapa bahan pokok dan obat-obatan. Seperti pada biasanya, Katsuro pula minta Ayame untuk berbohong. Meski pada awal Ayame menolak, namun Katsuro ini memang pandai mempengaruhi orang. Pada akhirnya Ayame pula bersedia untuk berbohong kepada tuan besarnya, yaitu Jenderal Ishikawa Takashi. Ayame tahu ini sangat tak baik, ini sangat membahayakan posisinya sebagai pekerja.

RABUSUTORI | 1942Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang