#vii. salah paham

151 64 253
                                    

“Cemburu itu artinya cinta. Dengan kau cemburu, aku menjadi semakin yakin jikalau kau sangat mencintaiku”

~•~

Sepertinya takdir sedang mempermainkan Rinjani.

Sudah pulang ke desa pula Rinjani kembali lagi dan lagi melihat Katsuro dengan gadis (sialan) itu.

Rinjani telah terlanjur patah hati. Sudah terlalu banyak ia menahan diri. Tapi yang dilihatnya kali ini sungguh diluar kendali! Disana! Di arah masuk desa dapat Rinjani lihat Katsuro tengah berpelukan dengan seorang gadis Londho.

Tak cukup sampai disana. Gadis itu pula tampak mencium kedua pipi Katsuro secara bergantian! Bahkan Rinjani yang notabene sebagai kekasihnya saja belum pernah melakukan hal tersebut!

Yang membuat Rinjani tambah kesal adalah Katsuro yang tak melawan sama sekali, pemuda itu malah terlihat sedang menikmati. Senyuman diwajahnya tak dapat berbohong kalau si pemuda Jepang tengah bahagia (?).

"Tolong pegang ini" titah Aaron seraya menyerahkan beberapa jinjingan yang ia bawa kepasa Wicak.

Wicaksono, pemuda itu hanya bisa menerima, ia cukup kerepotan membawa banyak jinjingan ditangannya.

"Mas Ron ingin lakukan apa?" Tanya Wicak kebingungan tatkala melihat jari-jemari Aaron yang telah terkepal kuat bak telah siap menghantam siapapun.

Menengok ke-arah sang kakak, Wicak semakin dibuat bingung. Mata Rinjani berkaca-kaca, menatap penuh sakit hati ke-arah depan sana. Mengikuti arah pandang Rinjani, Wicak hanya bisa melayangkan tanda tanya. Didepan sana tak ada apapun selain sepasang kekasih(?) yang sedang bermesraan(?).

Aaron berjalan penuh emosi. Rinjani dan Wicak bahkan tak sempat menahannya. Kesedihan Rinjani berubah menjadi kepanikan. Ia dengan Wicak pun segera berlari mengikuti Aaron dari belakang.

Aaron telah diambang batas kesabaran. "Berani-beraninya pemuda bajingan itu mempermainkan hati saudaraku!" Gumam Aaron penuh emosi, ia bergumam dengan bahasa Belanda sehingga tak ada orang yang mengerti.

Buaagghhhh..

Tiada angin tiada hujan. Katsuro tiba-tiba dilayangkan Bogeman mentah dari seorang pemuda blasteran Netherland, tinju itu sangat keras sehingga Katsuro mundur beberapa langkah.

Katsuro memegangi rahangnya yang terasa nyeri. Gadis Londho yang sedari tadi bersama Katsuro pula tampak panik sekaligus tak terima melihat Katsuro diperlakukan seperti itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!!" Bentak sang gadis menggunakan dialog Belanda. "SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA!!! APA YANG KAU LAKUKAN DENGANNYA?!!" Balas Aaron pula ikut mengeluarkan urat. Keduanya bergaduh dengan menggunakan bahasa asing. Wicak dan Katsuro tak mengerti, apalagi Rinjani.

Wicak disana tampak kebingungan. Wicak pun hadir sebagai penengah. "Dah cukup!!! Mas Ron ini ndak malu apa diliatin orang!! Mas Ron kan lanang, Ndak boleh lawan wedok!!!" Dan logat Jawa kental milik Aaron pun terdengar.

RABUSUTORI | 1942Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang