M.T.W - 15

110 17 4
                                    

Sudah seminggu ini hubungan Wonyoung dan Haruto semakin renggang. Lebih tepatnya Wonyoung yang selalu menghindar, ia tidak terlalu bergantung pada Haruto seperti biasa. Bahkan kadang pulang pun diantar oleh Yoon Bin.

"Non, mau pulang sekarang?" Haruto menghampiri Wonyoung yang baru selesai pemotretan.

"Kamu duluan aja, aku mau jalan dulu sama Yoon Bin."

"Oh begitu, baik non. Kalo gitu saya pulang duluan." Pamit Haruto.

Baru beberapa langkah ia membalikkan lagi tubuhnya, "Hati-hati di jalan, jangan terlalu malam."

Wonyoung hanya mengangguk, sebenarnya ia sangat sakit hati dan sesak jika harus menjauhi Haruto seperti ini. Tapi apa boleh buat?
Wonyoung harus bisa move on!

"Nunggu lama ya?" Yoon Bin keluar dari ruangan papanya.

"Gak kok."

Yoon Bin merangkul Wonyoung, "Mau kemana dulu nih kita?"

"Terserah kamu aja." Balas Wonyoung sambil menatap punggung Haruto yang semakin menjauh.

"Eh ada nak Yoon Bin?" Hyoyeon tersenyum ramah. Ia sangat senang karena keponakannya itu bisa dekat dengan anak dari Direktur pemilik agensi Wonyoung bekerja sebagai model tersebut.

"Wony sayang, kamu mau jalan sama Yoon Bin ya?"

"Iya tante."

"Yaudah, tante pulang duluan kalo gitu. Have fun ya kalian." Hyoyeon pamit dari hadapan mereka berdua.

" Hyoyeon pamit dari hadapan mereka berdua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

20.00

Wonyoung pulang ke rumah dengan malas, tenaganya sudah habis terkuras karena kerjaan hari ini. Ditambah harus menemani Yoon Bin kesana kemari.

"Kak, bang Ruto kemana ya?" Junghwan nyamperin Wonyoung sambil bawa buku pelajarannya.

"Paling di kamar." Wonyoung membuka sepatu heelsnya.

"Gak ada kak, dia belum pulang dari tadi sore." Junghwan berusaha menelpon Haruto, "Ditelponin gak diangkat terus."

Wonyoung mulai panik, tapi dia berusaha untuk terlihat tenang dan tidak peduli.

Junghwan menoleh ke garasi, mobil yang biasa Haruto pakai untuk mengantar Wonyoung pun ada di garasi. "Bang Ruto gak bawa mobil kak, jangan-jangan dia..."

"Apasih de?! Ntar juga pulang, biarin aja." Wonyoung berjalan gontai menuju kamarnya. Sungguh! Wonyoung khawatir kemana Haruto?
Tapi sekuat tenaga ia tidak akan menghubungi Haruto.

Wonyoung masuk ke dalam kamarnya, ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah terasa lengket. "Haru kamu dimana sih?"

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Haruto belum juga pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan Haruto belum juga pulang.

Wonyoung mundar-mandir di ruang tamu, ia menggigiti kuku. Perasaannya mulai gak karuan.

Terdengar pintu bel berbunyi, Wonyoung langsung berlari untuk membukakan pintu tersebut.

Cklek!

"Kak Yoshi? H-Haru?!"

"Won bantu dulu!" Yoshi susah payah membopong Haruto yang sudah terlihat mabuk berat.

"Kak, kok Haru gini sih? Kenapa?" Wonyoung dan Yoshi memapah Haruto ke kamarnya dengan susah payah.

"Ruto keknya lagi stress banget, makanya dia minum ke club. Terus gue dapet telpon dari dia, minta bantuan buat jemput. Eh taunya udah tepar di sana pas gue dateng." Jelas Yoshi.

Sesampainya di kamar Haruto, Yoshi dan Wonyoung merebahkan Haruto yang masih meracau tidak jelas itu di kasur.

"Kak, makasih yah udah nganterin Haru pulang."

Yoshi mengangguk kemudian mengusap bahu Wonyoung, "Mending kalian ngobrol deh kalo ada masalah, jangan gini."

"Hmm iya kak."

"Gue pulang dulu kalo gitu ya? Kalo Ruto kenapa-napa telpon aja." Yoshi pun keluar dari kamar meninggalkan mereka berdua.

Wonyoung duduk di tepi ranjang Haruto, ia menggenggam tangan Haruto, "Haru kamu kenapa sih? Kamu gak pernah mabuk dari dulu juga." Wonyoung mengelus pipi Haruto dengan lembut.

Haruto memegang tangan Wonyoung yang ada di pipinya, matanya terbuka perlahan. "Wony?" Panggilnya pelan.

"Hah? Ah i-iya?" Wonyoung sempat shock karena Haruto memanggilnya tanpa embel-embel non.

"Maaf." Gumamnya.

"Kenapa minta maaf Haru?" Tanya Wonyoung dengan mata berkaca-kaca. Wonyoung ngerasa bersalah, apa Haruto jadi gini karena sikapnya akhir-akhir ini?

"Aku bingung." Saat ini Haruto benar-benar menatap Wonyoung namun dengan pandangan sayu karena masih dalam pengaruh alkohol.

"Kenapa?"

"Apa aku harus minta maaf atau nerima kamu waktu itu." Haruto menunduk, "Aku gak pantes buat kamu."

"Haruuu~"

"Aku takut gak bisa bahagiain kamu nantinya. Ak-"

Wonyoung langsung membungkam bibir Haruto dengan bibirnya, ia tidak peduli jika Haruto sedang mabuk lah atau apa. Wonyoung hanya ingin Haruto tau jika ia tidak peduli dengan semua ucapan Haruto.

Wonyoung mengalungkan tangannya di leher Haruto, ia memperdalam ciumannya. Setelah dirasa nafasnya hampir habis, mereka melepaskan bibir yang saling tertaut itu.

"Aku gak peduli Haru, aku sayang sama kamu. Aku cape tau berusaha move on dari kamu." Wonyoung nangis sambil mukul dada bidang Haruto.

Tanpa sadar Haruto merebahkan Wonyoung di kasurnya, ia menindih gadis tersebut. "Kamu gak bakal nyesel milih aku dibanding Yoon Bin?"

"Gak, Haru."

Kali ini giliran Haruto yang menciumi Wonyoung, dari kening, hidung, bibir, leher dan....

Wonyoung menahan tangan Haruto saat cowok tersebut akan membuka kancing bajunya, "Haru..."

"Hmm?"

"Aku gak mau ngelakuinnya pas kamu lagi mabuk gini." Tolak Wonyoung.

Haruto beralih posisi, ia tidur di samping Wonyoung. Ia memejamkan matanya karena memang kepalanya benar-benar pusing, "Maaf Won."

Wonyoung bangun, "Sekarang mending kamu istirahat." Wonyoung membuka sepatu yang masih Haruto pakai, tak lupa ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh Haruto yang sedikit menggigil.

" Wonyoung membuka sepatu yang masih Haruto pakai, tak lupa ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh Haruto yang sedikit menggigil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue...

More than Words || Travicky [Completed]Where stories live. Discover now