Chapter 5

7 0 0
                                    

~Twins~

Semakin di tahan, rasanya Kirana makin tidak kuat. Kepalanya dua kali lebih berat sekarang, matanya juga memanas apalagi perutnya yang begitu keram rasanya. Bahkan sekarang suara Pak Jaka yang sedang menjelaskan di depan sana terdengar samar-samar.

Jaya yang sedari tadi fokus dengan apa yang di sampaikan di depan, perlahan menengok kebelakang karena mendengar suara rintihan Kirana.

"Pak maaf, Kirana sakit Pak." Ucap Jaya sembari mengangkat tanganya

"Lho, ya udah dibawa ke uks sana."

Baru juga akan beranjak dari duduknya, tapi ia sudah mendapati Mahendra merangkul Kirana. Sialan ia yang mengizinkan malah Mahendra yang membawanya.

"Ayo gue anter ke uks."

Kirana pasrah, ia benar-benar sudah tak kuat. Bahkan untuk melangkahkan kakinya saja ia tak mampu rasanya, pandanganya menggelap dan kemudian ia pingsan di dekapan Mahendra.

"Ki, lo gak nemenin kakak lo di uks.?" Bisik salah satu teman Kiara

Kiara menggeleng, "Udah ada Mahendra, kayaknya Kak Kira lebih suka di temenin dia dari pada aku."

Di uks, Mahendra menatap Kirana yang tengah tertidur. Tak biasanya Kirana seperti ini, ia tahu gadis itu memiliki imun yang kuat bahkan jarang sekali sakit.

Tanganya terulur merapikan poni Kira yang menjuntai mengenai matanya, sesekali ia menyentuh pipi yang kian lama kian menirus itu. Kadang Mahendra tak paham dengan mereka orang-orang dewasa, kenapa mereka begitu menuntut akan sesuatu.
Dan kenapa pengakuan orang-orang sangat penting untuk hidupnya. Ia paham betul seperti apa keluarga Kirana, yang menuntut kedua putrinya untuk belajar mati-matian supaya nilai mereka tetap di atas. Harus masuk ke sekolah favorit, bahkan kehidupan mereka sudah di tentukan akan seperti apa.

Dan sebagai anak, yang mereka bisa lakukan hanya mematuhi dan menjalankan apa keinginan orang tua mereka. Sampai dimana, Kirana sudah sangat lelah dengan tuntuan itu. Juga faktor dimana Kiara tak terima bahwa ia berada di peringkat di bawah Kirana.

Saat itu lah Kirana sudah tak ingin memaksakan dirinya untuk memenuhi ekspetasi sang orang tua. Karena semua akan sia-sia saat sang adik lah yang tetap menjadi prioritas keduanya.

Pernahkah Kirana menyesali keputusanya.?
Tentu saja pernah, bahkan setiap kali ia merasa tak pernah di anggap disitulah ia menyesali perbuatanya.
Tapi mau bagaimana lagi.? Ia sudah kepalang muak dengan semuanya.

•••••

Kirana mengerjapkan matanya setelah beberapa lama ia pingsan. Sakit kepalanya sudah agak mereda tapi perutnya masih terasa keram dan sedikit melilit, dan sungguh sangat tidak nyaman.
Yang pertama kali ia lihat adalah sosok Mahendra yang kini sedang duduk di samping ranjang uks, kepalanya tertunduk dan matanya tertutup. Ya laki-laki itu tertidur kala menjaga Kirana, yang membuat gadis itu menyunggingkan senyumnya. Mahendra nampak sangat damai di sela-sela tidurnya.

Laki-laki tampan itu, semakin terlihat tampan saat tertidur. Dan ya Kirana menyukai itu, garis rahangnya, bulu mata indahnya dan jangan lupa hidung bangir yang menjadi favorit Kirana.

Perlahan Kirana sentuh lengan laki-laki itu, yang membuat sang empunya seketika membuka matanya. "Ra.! Sorry-sorry gue ketiduran. Lo gimana.? Masih kerasa sakit.?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINS (Jay x OC x Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang