Yoshi kembali duduk setelah sebelumnya berdiri untuk menyapa Jaehyuk. "Iya di UNDIP tembus hukum, sih gue."
"Wah, keren, sih."
"Haha, biasa aja lah."
Dan setelahnya beberapa anggota OSIS angkatan Jaehyuk juga datang ikut melakukan evaluasi kinerja. Suasananya cukup mencekam mengingat Yoshi adalah ketua OSIS yang bisa dibilang sangat tegas. Lalu Jaehyuk mengingat kejadian di mana saat Asahi hampir tertimpa kursi.
"Dek, waktu itu ada yang ambil kursi di lantai atas?" Jaehyuk bertanya membuat suasana hening sejenak. "Kenapa, kok ambil kursi dari atas? Cewek-cewek lagi yang ambil."
"Loh, ada?" Salah satu rekan Jaehyuk bertanya. "Bukannya kita udah nyuruh ambil kursi yang ada di belakang UKS?"
Jaehyuk mengangguk. "Iya. Ngambilnya banyak lagi, gue waktu itu mau balik lagi turun tangga kursinya ambruk hampir kena gue sama temen."
Raut wajah Yoshi semakin tidak enak. Meskipun memang wajahnya dingin, saat dia kembali melirik ke depan mampu membuat setidaknya hampir seluruh anggota terdiam ketakutan.
"Kenapa?" tanya Yoshi.
Salah seorang anggota mengangkat tangan, takut-takut menjawab. "I-itu, Kak kemarin saya disuruh ambil kursi di ruang teater atas sama Pak Guntur karena kursinya itu buat tamu jadi ngambil kursi yang bagus di ruang teater."
Jawaban itu setidaknya cukup untuk meredam amarah Yoshi terbukti bahwa pemuda itu hanya mengangguk-angguk. Begitu juga anggota yang lain termasuk Jaehyuk.
***
Jaehyuk kembali ke kelas dan terlihat bahwa progres menghias kelas sudah hampir selesai. Tadi setelah evaluasi bersama pengurus OSIS dia kembali disuruh latihan band lagi mengingat waktunya yang sudah dekat. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, siswa-siswi masih terlihat berhamburan bahkan ada juga yang masih menyelesaikan menghias kelas.
"Yosa?" panggil Jaehyuk masih melihat Asahi di dalam kelas—masih melukis tembok. "Kok masih di sini?"
Asahi berbalik. "Eh? Itu—mau nyelesaiin ini Ren, tanggung."
Jaehyuk segera mendekat. Perasaan Asahi ini sudah sejak pagi melukis tembok kelas. Agak kasihan juga kalau Jaehyuk membiarkan Asahi terus bekerja. Dia segera mendekati Asahi.
"Pulang aja, Sa. Kan bisa dilanjut besok. Santai aja kali kita nggak ada ambisi buat menang, kok."
Asahi tampak menimang. "Oke."
Keduanya segera keluar bersamaan setelah menutup pintu kelas dan memastikan tidak ada barang-barang penting yang tertinggal.
"Loh, Kak, belum pulang?" sapa Jaehyuk pada seseorang saat mereka berdua sudah hampir keluar dari gedung kelas.
Asahi menoleh, netranya tampak terkejut melihat seseorang yang baru saja disapa oleh Jaehyuk.
"Eh, Rendra—" Begitu juga Yoshi yang kini menatap Asahi. Menciptakan suasana yang hening dalam beberapa saat. "Yosa?" Pemuda itu tampak melangkah mendekat ke Asahi, berusaha menggapainya. "Ren, gue bisa bicara bentar sama Yosa?"
Jaehyuk tampak berpikir sejenak—bagaimana bisa Yoshi mengenal Asahi? Sebelum Jaehyuk menyadari raut wajah tak nyaman dari Asahi. Satu hal yang Jaehyuk pikirkan saat itu, tentang keheningan yang tercipta sebelumnya di antara mereka. Berita itu. Dan Jaehyuk tidak punya hak untuk ikut campur.
"Eh? Iya Kak bisa." Dia menatap Asahi. "Gue duluan, ya." Jaehyuk segera meninggalkan mereka berdua, tapi—
"Kak nggak mau, please. Gue udah bilang jangan pernah muncul di hadapan gue lagi, gue nggak mau lihat lo Kak." Suara Asahi yang terdengar putus asa.
"Bentar aja Yosa, gue nggak mau kita harus jauhan kayak gini."
Jaehyuk berbalik, bisa melihat Asahi yang terduduk ketakutan dengan Yoshi yang memegang tangannya. Saat Asahi menoleh ke arahnya, Jaehyuk merasakan sesuatu yang berbeda. Tatapan yang sebelumnya tidak pernah Asahi berikan. Meminta pertolongan.
Jaehyuk sebenarnya bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Namun saat melihat Asahi yang tampak ketakutan di sana, dia berbalik. Segera duduk di sebelah Asahi yang menahan tangis.
"Lo kenapa?" tanya Jaehyuk.
"Mau pulang—" Asahi berusaha menahan tangis.
Jaehyuk mengangguk. "Ayo pulang."
Meninggalkan Yoshi yang menatap heran keduanya. Meninggalkan Yoshi yang penuh dengan tanda tanya. Setidaknya Jaehyuk tahu bahwa Asahi tidak pernah suka melihat Yoshi. Dan dia menyadari sudah cukup dalam menyelam ke masalah Asahi.
***
hadeh rada gaje ga si????
YOU ARE READING
Maybe If [Jaesahi]
Fanfiction"Ren, jangan gini." "Gue tau, Sa. Gue tahu persis kita nggak akan pernah bisa sama-sama." Mereka berdua tau bahwa sebenarnya hubungan ini tidak akan pernah bisa dilanjutkan. Namun, keduanya memutuskan untuk saling mencintai. Kelak akan saling bertan...
Empat
Start from the beginning
![Maybe If [Jaesahi]](https://img.wattpad.com/cover/354023340-64-k63655.jpg)