Chapter 22

12.9K 989 41
                                    

Vote Sebelum Membaca!!

Vote Sebelum Membaca!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

😸😸😸

Kini sekarang Queen sedang di taman bersama pangeran Arvendo, Karena setelah perdebatan tadi, tiba tiba Arvendo langsung membawa Queen dengan ilmu teleportasi nya. yang mampu membuat ketiga orang lainnya menggeram marah, apalagi kaisar Arlo.

"Udah jangan dikejar." Titah penyihir Agung Alfred, ketika melihat kedua temannya ingin menyusul Queen dan Arvendo.

"Sial tapi dia membawa gadis saya" sahut kaisar Arlo dengan mata yang menajam.

"Mereka hanya berada di taman" beritau Alfred, karena mencium bau keduanya yang masih berada di sekitar sini, yang langsung membuat kedua temannya pergi menyusul dimana keberadaan Queen. Alfred pun mengela nafas lelah dan kemudian menyusul juga seperti kedua temannya itu.

😸😸😸

"Queen" panggil lirih pangeran Arvendo disaat mereka berdua sudah duduk di kursi yang ada di taman itu.

"Hmm" Queen menoleh kesamping, ia sebenarnya cukup kaget ketika tiba-tiba Arvendo manarik dan membawanya kesini, tapi setelah melihat wajah pria tampan di sampingnya ini, ia menjadi tak tega ketika hendak memarahinya. Mata merahnya sedikit berair, yang menyiratkan kerinduan mendalam, serta tubuh yang terlihat lebih ringkih dari sebelumnya.

"Bolehkah aku memelukmu?" Tanyanya menatap penuh harap.

"Kenapa harus tanya dulu, silahkan" jawab Queen tersenyum manis ke arah pria itu, dan tanpa lama Arvendo berhambur memeluk tubuh Queen. Queen pun tak ayal membalas pelukan hangat itu.

'nyaman' batin pengeran Arvendo.

"Kata ibundaku dulu, jangan asal menyentuh seorang gadis, walaupun gadis itu adalah gadis yang kita cintai. karena siapa tau itu membuat gadis tersebut menjadi risih tak nyaman pada kita. Oleh sebab itu kita wajib meminta izin padanya terlebih dahulu" sahut Pangeran Arvendo jujur akan nasihat Ibundanya dulu.

"Dan maafkan aku tadi yang tiba tiba menarik tanganmu, dan membawa mu kesini tanpa izin darimu dulu." Lanjutnya dengan lirih.

"Tidak apa-apa aku paham" jawab Queen merasa sedikit tersentuh dengan perkataan Arvendo, karena ternyata dibalik sisi iblisnya ada juga sisi baiknya yang sangat menghormati wanita.

Masih di tempat yang sama yaitu taman kini Salmon, Neon dan Wanye sedang melihat pemandangan didepanya dengan menjatuhkan rahangnya tak percaya.

"Apakah aku salah melihat?" Tanya Neon beberapa kali mengucek matanya berharap apa yang ia lihat adalah kesalahan.

"Tidak, itu memang benar" jawab Salmon yang masih menatap intens.

"Bukankah mereka adalah orang yang sangat dihormati, tapi kenapa sikapnya menunjukan-

Transmigration QueenWhere stories live. Discover now