Part 14

13.5K 1.1K 29
                                    

Akhirnya, selesai makan pun Chenle tetap terjebak di ruang UKS bersama Mark dan Haechan. Dilarang kembali alasannya lagi jam bebas pelajaran. Bahkan Mark dan Haechan tahu jika Chenle tak ikut berpartisipasi dalam penampilan kelasnya, padahal hari ini semua fokus latihan.

"Nah, bukannya makin nggak enak kalau Chenle nggak nunjukin muka di kelas, kesannya kayak mangkir." elak Chenle kekeuh ingin kembali ke kelas.

"Udah nggak papa. Apa gunanya jabatan Daddy dan Mommy, kalau mangkir sehari aja Chenle dimarahin?"

Senyum seperti logo kumon Chenle persembahkan.

"Kak.."

"Bercanda hahaha. Komuk lu mood banget."

Ngomong-ngomong Mark tidak ikut nimbrung bercandaan Haechan dan Chenle karena sibuk mengatur kelanjutan posisi panggung yang harus diperbaiki. Menelfon anak Osis tentu saja, kondisinya masih tidak memungkinkan untuk turun ke lapangan langsung.

"Oh iya, tukeran imess yuk."

"Boleh, tapi Chenle lagi nggak bawa ponsel Kak." ujar Chenle.

"Gapapa, simpannya nanti aja." balas Haechan menyerahkan ponsel apel gigitnya ke Chenle.

"Masih kekunci ini, Kak." beritahu Chenle, ingin memasrahkan kembali ke Haechan.

"060600" kalah cepat dengan Haechan.

Chenle ternganga memandang Haechan tak percaya.

"Udah, cepetan tulis nomernya Chenle." kekeh Haechan.

Mengetik nomer ponselnya, lalu Chenle pencet tanda menghubungi dan membatalkan saat sudah merasa nomer Haechan masuk.

"Sekalian dong, sosmed dah apapun." lanjut Haechan.

"Ada sih, tapi Chenle jarang aktif Kak."

"Yang penting follow-an kita."

Semua sosmed miliknya diikutkan pada akun Haechan. Kecuali akun private ehehehe.

"Kepo sama postingan lu di ig." seru Haechan.

"Cek aja Kak, nggak ada yang istimewa kok. Isinya cuma sunset, foto Daddy-Mommy sama coveran aja." ungkap Chenle.

"Siapa? Siapa yang bisa cover?" todong Mark tiba-tiba, tapi kesan grusukan begitu terasa.

Telunjuk Haechan mengarah ke Chenle.

"Chenle bisa main musik?"

Ragu, Chenle ngangguk.

"Nggak begitu jago tapi Kak." terangnya.

"Ada apa sih Mark? Lu panik banget." tanya Haechan heran.

"Chan, main band yang kita undang baru ngabarin kalau bisa dateng jam delapan malem. Sedangkan di pamflet tertera jam setengah 8, penonton bisa kecewa nunggu setengah jam. Run down acara juga udah kita tetapin. Solusinya satu, harus ada sesuatu yang ngisi dijam itu." jelas Mark.

"Setuju, kalau gitu kita siapin penampilan Chenle aja." ucap Haechan antusias.

"Kak aku belum ngeiyain. Kondisi Kak Mark dan Kak Haechan belum pulih juga. Harusnya kalian istirahat loh." bantah Chenle menolak.

"Semua baik-baik saja, kalau itu tentang Chenle." seru Haechan semangat dan menarik tangan Chenle.

Tangan Mark menepuk pucuk kepala Chenle, "Mohon bantuannya, ya."

Selalu, Chenle tidak bisa menolak jika urusannya bersama Mark dan Haechan. Ketika sudah akan membuka pintu UKS, mendadak Chenle segera menarik tangannya dari Mark dan Haechan.

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang