Part 9

13.7K 1.2K 22
                                    

Waktu diberitahu Jaehyun jika ada tamu dari sekolah, Taeyong dan Chenle otomatis turun menuju lantai bawah. Mata Chenle langsung membelalak, mengetahui jika ada dua manusia yang merundungnya kemarin, cepat dirinya berbalik namun terhalang oleh Jaehyun yang segera memeluknya.

"Gamau, Lele nggak mau ketemu mereka GrandDy." panik Chenle.

Semua yang melihat keadaan Chenle ikut khawatir. Terlebih dua orang yang merundungnya, semakin merasa bersalah juga.

"Tenang-tenang Lele.. Ada GrandDy sama GrandBu disini... Nggak ada yang berani menyakiti Lele." bisik Jaehyun

"Lele takut, GrandDy." masih bergetar tubuhnya.

"Kenapa? Apa yang buat Lele takut? Lele bilang pelan-pelan, ayo tunjukin ke GrandBu." tanya Taeyong pelan, mengelus pelan punggung Chenle. Membujuk Chenle supaya mengadu kepadanya.

"Hiks hiks... GrandBu, dua cewek kakak kelas yang kemarin menyuruhku menjauhi Kak Mark dan Kak Haechan ada disana." isak Chenle.

Taeyong melirik sejenak, meneliti satu per satu wajah disana.

"Iya, sayang. Lalu mengapa? Apa harus GrandBu mengusir mereka?" suara Taeyong bergetar, menahan segala kemarahan yang ingin meluap.

"Bukan diusir GrandBu, pesankan ini pada kedua Kakak kelas itu. Lele siap menjauhi Kak Mark dan Kak Haechan, asal keduanya jangan menyakiti Kak Mark dan Kak Haechan. Kasih tahu juga bahwa Lele minta maaf sekali, tidak bisa menyambut mereka dengan baik karena hati Lele masih tidak berani bertemu mereka, terutama dua Kakak kelas itu."

Mencelos hati rasanya, mendengar ucapan Chenle.

"Baik, akan GrandBu sampaikan. Ada lagi?"

"Sudah GrandBu itu saja." ucap Chenle, menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Jaehyun. "GrandDy ayo kembali ke kamar Chenle."

"Iya." jawab Jaehyun, menggendong cucu satu-satunya ala koala dan berjalan menjauhi ruang tamu.

Kembali pada Taeyong, yang berjalan anggun dan tersenyum tipis. Aura elegan sangat terasa pada Nyonya besar Jung tersebut.

"Saya sebagai wali Chenle sangat berterima-kasih sudah dibantu menyelesaikan masalah ini dan ada itikad baik juga dari dua Kakak kelas ini untuk meminta maaf pada Chenle." ucap Taeyong, setelah duduk di sofa tempat Jaehyun tadi.

"Seperti yang dilihat tadi. Chenle belum sanggup menemui Kakak kelas dua ini, karena entah apa yang kalian lakukan sampai dia ketakutan. Tetapi percayalah, Chenle pasti sudah memaafkan kalian. Mohon maaf juga, Chenle tidak menyapa Bu Rani dan kalian-kalian semua disini." lanjut Taeyong tertawa sumbang.

Melihat siswa-siswinya tertunduk, Bu Rani pun berjalan menyahut.

"Saya juga mewakili sekolah, sangat meminta maaf atas kelalaian kami Tuan Jung. Bahkan, saya juga merasa malu harus mengetahui hal ini dari murid juga. Selanjutnya kami akan berusaha lebih teliti lagi dan awas dengan masalah ini."

Taeyong mengangguk, "Baik Bu Rani, tak menampik rasa ingin marah. Kalian mungkin sudah berusaha, tetap saja tidak ada kesempurnaan. Satu-dua murid pasti tetap ada yang nakal. Saya memaklumi hal itu. Semoga, kedepannya tidak ada kejadian serupa ya."

"Semoga Tuan, kalau begitu saya bersama murid-murid mohon pamit. Sekali lagi kami memohon maaf dengan sangat." Bu Rani bangkit, untuk menyalami Taeyong.

Jivani dan Della benar-benar malu menghadap Taeyong.

"Pengen banget saya mau marah sama kalian, tapi saya lebih tidak mau cucu saya kecewa. Jadi, menunggu karma saja ya." bisik Taeyong.

Diikuti Jeno dan Winter mengecup tangan Taeyong.

Tiba di Mark dan Haechan.

"Boleh saya memeluk kalian?" pinta Taeyong, matanya sayu seakan memohon diiyakan.

Reinkarnasiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن