Part 7

14K 1.1K 10
                                    

Dugg

Benturan keras akibat dorongan dari arah samping kanan, berhasil membuat Chenle pusing tersungkur duduk ke bawah. Bisa dipastikan, ada luka benjol pada kepala sebelah kirinya.

"Rasain elo, dasar anak yatim!" umpat suara cewek.

Ingin sekali Chenle membuka matanya, namun sedikit saja terbuka penglihatannya kabur. Barusan dia hanya buang air kecil, selesai itu dia mencuci tangan. Dimana letak salahnya?

Hingga sebuah jambakan ia rasakan, kepalanya mendongak.

"Dengerin gue! Lu harus berhenti caper ke Mark sama Haechan."

"Shhh sakit..." rintih Chenle, namun malah jambakan di kepalanya semakin mengerat.

"Sakit? Kasihan banget si anak yatim... Tapi lu pantes dapet ini!!" bentak si perempuan.

Sebuah tendangan di kaki juga Chenle rasakan.

"Dia nih kayaknya sengaja buat Kak Mark sama Haechan ngegay, Kak. Jijik! Najis banget, pasti dia anak dari pasangan sesama jenis juga." sahut suara berbeda, tapi cewek juga.

"Oh ya?"

"Ya lu lihat deh Kak, Haechan dipanggil Mommy sedangkan Mark dipanggil Daddy. Kalau nggak dari orang tuanya yang gay, terus apalagi?"

Perlahan Chenle bisa melihat jelas, kedua wajah dari seseorang yang melukainya. Hingga cewek yang yang menjambaknya itu, bertatap dengannya.

"Berani lu melotot ke gue?!"

"Jangan jelekin Daddy dan Mommy." peringat Chenle.

Sratt.. Dagg

Kening Chenle tercakar, hingga keluar darah, sekarang kepala bagian belakangnya yang dibenturkan.

"Coba omong lagi, anak gay najis!"

Plakkk

Ditampar, pipi Chenle dicengkram oleh satu tangan dan kuku-kuku panjang mulai terasa menembus di kulit pipinya.

"Elu tuh ga pantes hidup! Karena lu anak dari pasangan haram di muka bumi ini. Lu menjijikkan, lu nggak lain persis kayak anjing. Dengerin ini, sekali lagi gue dapetin elu caper ke Mark sama Haechan, nggak sungkan-sungkan gue sakitin lu lebih daripada ini."

"Dengerin tuh, anak yatim!"

Sekali lagi Chenle ditampar, sebelum kedua cewek pergi tubuhnya diguyur seember air bekas pel yang bau dan kotor. Lemas, Chenle terbaring di lantai kamar mandi yang dingin.

Dalam keheningan, Chenle merenungi apa yang terjadi barusan. Hatinya berkecambuk, hinaan dua cewek yang baru saja merisaknya sangat keterlaluan. Jika memang kedua cewek tersebut terganggu dengan Chenle, mengapa Daddy dan Mommy ikut dijelek-jelekkan?.

"Hiks hiks... Sakit sekali hiks hati Chenle, hiks hiks Daddy dan Mommy tidak salah."

Brakkk

"Chenle?" itu suara Winter.

Tubuh Chenle didudukkan, "Astaga Le, gue nunggu lu ga balik-balik ke kelas kok malah diginiin... Lu diapain Le?"

Winter memapah tubuh Chenle perlahan, berjalan keluar dari kamar mandi.

"Basah.. Winter basah." Chenle terhuyung, ketika melepas tangan Winter.

"Udah gapapa, lu harus pulang dulu." tukas Winter, ditahannya keinginan bertanya siapa yang tega melakukan hal ini pada Chenle.

Sekolah sudah sangat sepi, tentu saja karena waktu Chenle pamit ke kamar mandi, sudah masuk waktu jam pulang sekolah. Beruntung Winter membawa tas sekolah Chenle, jadi tinggal mengantar ke mobil jemputannya.

ReinkarnasiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ