Chapter 20

116 10 0
                                    

Bab 20. Cupcake, permen ceri, madu, puding.

"Tuanku…?"

Merasa agak gugup, Nadia memanggil Altair dan dia sedikit mengernyit.

“Apakah judulnya masih belum diselesaikan?”

“Tapi semua orang memanggilmu Tuhan…”

“Kamu bukan 'semua orang'. Kamu adalah istriku. Istri mana yang memanggil suaminya seperti itu?”

Namun, tidak peduli seberapa keras dia mencari ingatannya, dia tidak dapat menemukan bagian mana yang salah.

“Jika ada nama yang kamu inginkan, aku akan memanggilmu dengan nama itu.”

“Tapi kamu bilang kamu akan memikirkannya sendiri?”

“Ya, tapi… tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, aku tidak bisa.”

“Jika kamu memikirkan bagaimana orang tuamu, jawabannya akan keluar dengan mudah.”

Ibunya memanggil ayahnya 'Marquis' sampai dia meninggal, dan bangsawan lain di ibu kota juga memperlakukan pasangannya dengan formalitas.

Memiliki pasangan suami istri yang saling menghormati dengan sopan adalah utopia yang dipikirkan para bangsawan ibu kota.

Namun sisi timur mungkin berbeda.

Karena dia menyadari perbedaan budaya yang tidak terduga setelah datang ke sini, cara menyapa suaminya juga bisa berbeda.

Ah! Tapi ketika hanya ada keduanya secara pribadi…?

Mereka (orang tuanya) biasa memanggil satu sama lain dengan nama yang berbeda.

Tapi apakah Altair mau dipanggil 'itu'?

Dia tidak bisa membayangkannya, jadi dia dengan enggan menatap Altair dengan ekspresi aneh. Saat itu, dia memiringkan kepalanya dan menyipitkan matanya.

“Apakah kamu memikirkan sesuatu yang aneh?”

“Kamu memintaku untuk memikirkan seperti apa orang tuaku… apakah kamu benar-benar menginginkan itu?”

“Itu wajar bagi pasangan. Mulai sekarang, kamu juga bisa memanggilku seperti itu.”

“Nyata-, benarkah? Apakah kamu benar-benar ingin aku memanggilmu seperti itu?”

“Kenapa kamu bereaksi seperti itu hanya dengan sebuah gelar?”

"Dia…"

“Panggil aku begitu.”

Saat Nadia bergumam tanpa menjawab, Altair menatapnya seolah mengisyaratkan agar dia segera memanggilnya 'itu'.

Nadia merasa sepertinya ada yang tidak beres, namun ia tidak tahan dengan tatapan Altair.

“Ya-, cupcakeku…”

"…Apa?"

“Permen Ceri… Sayang… Puding…”

Saat dia melipat jarinya satu per satu sambil menyebutkan nama panggilannya, wajah Altair semakin berubah.

I Have Probably Made a Mistake in Getting MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang