| 09 | When Breakfast Together

221 25 17
                                    

"HARI ini makan apa, ya?"

"Makan lo," balas Rudy to the point sambil mengalungkan handuk ke lehernya.

Ali yang mendengarnya langsung manyun. "Apaan, sih, nyambung-nyambung bikin emosi ke sambung mulu."

"Lagian lo gabut pakai nanya makan apa. Mana gue tahu, kalau lo mau tahu hari ini makannya apa lo tinggal tanya Mika dan bestie-bestienya. Gampang, kan? Daripada lo nanya orang-orang sini. Mana ada yang tahu," balas Rudy lagi dengan enteng.

"Yaudah, ini, kan, basa-basi pagi hari."

"Dikata basa-basi terasi. Gue aja nggak suka terasi."

"Bjir, makin lama lo makin cerewet, yeeee ... sekali ngomong langsung bikin orang sakit hati, lo kayaknya nggak pernah ngerasain sakit hati, ya," celetuk Ali sarkas.

"Terus? Masalah gue sama lo apa kalau gitu?"

Ali langsung kicep mendengar Rudy. Ia kembali manyun dan tangannya memeragakan mulut Rudy ketika berbicara tadi. Apa salahnya basa-basi kepada orang? Kecuali kalau niatnya emang mau ngasih terasi basi, baru bikin orang emosi. Eh, kok, malah nggak nyambung, ya? Hohoho.

Berhubung penulis habis baca novel humor, maka bab ini diharapkan dapat membuat pembacanya bengek ngik-ngik sambil kayang diatas genteng. Maaf, ya, kalau garing, soalnya penulisnya habis disuruh garing telur (Itu, mah, goreng telur, bukan garing).

"Apa, sih, sok asik, dah, penulisnya."

Maaf, ya, namanya juga badut, kan, kerjaannya sok asik sama semua orang.

Oke, berlanjut ke cerita.

Jadi di pagi hari yang cerah tapi hujan ini, semuanya mempersiapkan diri sebelum melakukan misi dengan konsekuensi nyawa mereka yang jadi taruhan. Bukannya ingin sok seram, tapi pada kenyataannya memang begitu, setiap kali sebelum melaksanakan misi, mereka pasti akan menelepon rentenir untuk menanyakan apakah mereka sudah bayar utang atau belum. Demi keselamatan alam kubur soalnya. Setiap kali ada jiwa yang mati dan punya utang, diri mereka tertanggung sampai ada orang yang membayarkan utang mereka. Serem banget, ya?

Jadi, jangan sampai kalian hobi ngutang, ya? Kasian duit orangnya, pasti orangnya sebenarnya butuh duit buat ngewibu dan goyang-goyangkan lightstick, tapi malah kalian pinjem.

Setelah Ali galau karena diulti oleh Rudy, akhirnya Ali memilih untuk berjalan menuju ke Kediaman Para Gadis untuk menanyakan apa yang akan mereka masak untuk sarapan pada pagi hari ini. Sesampainya disana, Ali bukan hanya mendapati para gadis sedang memasak, tapi Ali juga melihat sosok jomblo bertopi jingga yang berdiri disamping Lia dan sedang memegang panci.

"Lha, Bang Boy juga ada disini?" Ali menghampiri sosok bertopi jingga tersebut dan sosok itu hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada Ali.

"Habis mandi tadi gue gabut, makanya gue kesini, sekalian bantuin masak," balas Boboiboy sambil tersenyum dan mengulurkan salah satu ibu jarinya. "Lo mau bantu, nggak, Li?"

"Gue nggak pinter masak, Bang. Nanti yang ada bukan masak, malah bikin orang pengen ninju sambil bawa samsak."

"Tenang, Li. Kita masaknya yang simpel-simpel, kok," timpal Mika santai.

"Oh, ya? Emang masak apa?"

"Coba tebak?"

"Urrrrmm ... jangan-jangan kerupuk lagi, kan, tinggal digoreng doang."

"Yeuuuu, kita nggak sejahat itu, ya," kali ini Lia yang mencibir. 

"Terus apa? Di pikiran gue cuma kerupuk doang."

Bangkit! (Boboiboy X Ejen Ali X Anicraft) AOF #6Where stories live. Discover now