| 07 | Full Circle Of Memory

305 29 11
                                    

[DAFTAR PUTAR : NEVEL - Let It Flow]

RASA penyesalan selalu datang terakhir, yang pastinya akan membuat seseorang akan terus merutuki dirinya sendiri, bagaimana caranya memperbaiki semua kesalahan yang dia buat.

Kalau kata seseorang, lebih baik kita lupakan saja terlebih dahulu, melupakan segala luka yang sempat diterima, jangan memaksakan untuk memaafkan jika tidak bisa, karena yang ada malah semakin sakit hati.

Setidaknya itu yang dipikirkan Iman sekarang. Let it flow adalah salah satu istilahnya, terdengar familiar. Dalam sepenggal lirik dalam lagu milik NEVEL berbunyi, "Apakah hidup kan selalu begini? Apakah diriku akan berarti? Khalayan buta yang buatku pusing. Semua jawaban yang tak bisa ku pikirkan~🎶"

Semuanya terlalu pusing bagi Iman, dan ia ingin melupakannya sejenak dan membiarkan semuanya berlalu tanpa ada yang berusaha mendatangkannya kembali. Oleh karena itu, kehadiran Rudy saat ini membuat mood-nya langsung berubah, berbeda saat tadi ia bersama Nizam.

Dari luar, Ali bisa melihat Iman yang raut wajahnya berubah jadi lebih cerah saat mengobrol bersama Rudy, entah apa yang mereka bicarakan, tapi yang Ali tahu untuk pertama kali setelah sadar wajah Iman terlihat cerah seperti itu.

Kalau kata Romansyah, sejak siuman, anak itu selalu saja diam dan hanya berbicara jika ada orang yang mengajaknya mengobrol, kehadiran Rudy mungkin memang sangat berpengaruh besar pada Iman sekarang.

Sambil menunggu Rudy yang masih mengobrol dengan Iman, Ali duduk di salah satu kursi dengan Romansyah dan Boboiboy yang berada disampingnya dan sedang mengobrol.

Kemudian ada Blane bersama Yuchan dan Hilwa yang sedang mengobrol dengan teman-temannya yang lain. Nampak Yuchan dan Hilwa yang penasaran dengan kemampuan milik Ying atau Azizah, dan Blane yang sedang mengobrol dengan Mika.

"Demi apa? Setelah kita udah saling kenal waktu di villa berhantu, lo masih ngira gue cowok, Kak?" ketus Mika sambil memasang muka manyun.

Blane cuma bisa nyengir. "Ya ... gimana, ya, rambut lo, kan, pendek, Mik."

"Terus? Hubungannya apa? Banyak juga cowok yang rambutnya panjang?"

Blane lagi-lagi cuma bisa nyengir. "Hehehe ... tapi sekarang rambut lo udah agak panjangan dikit, kok."

"Iya, gue habis baca artikel gitu, Kak. Cewek nggak boleh yang terlalu ngikutin gaya cowok dan cowok nggak boleh ngikutin gaya cewek. Cuma, gue, kan, bukan anak yang girly banget orangnya, jadi gue panjangin aja rambut gue dikit."

Mika memainkan ujung rambutnya yang berwarna cokelat dan sudah lumayan panjang itu. Blane yang mendengar jawaban Mika hanya mengangguk. "Kayak temen lo aja, Mik."

"Temen gue yang mana, Kak?"

"Itu, lho ... yang sering bareng lo ... yang badannya tinggi langsing itu."

"Siapa? Roza?"

"Nah, iya! Itu. Maaf gue agak lupa dikit sama nama kalian."

"Emangnya Roza kenapa?"

"Nggak apa-apa, nanya aja. Dia dimana sekarang?"

"Udah jadi debu."

"Shit." 

Blane refleks menutupi mulutnya, menyadari kebodohan yang dia lakukan, sementara Mika yang melihatnya hanya terkekeh. "Yaelah, Kak. Santai aja kali, ekspresinya kenapa gitu amat, sih?"

Bangkit! (Boboiboy X Ejen Ali X Anicraft) AOF #6Where stories live. Discover now