"Kak.. si Vino sebenarnya ngalamin kecelakaan berencana"
"Siapa yang udah rencanain?"
Ruby menyipitkan matanya saat menatap Fadhil yang justru melirik Rehan dan Gibran melirik Adnan. Sedangkan Regan, ia mendongak menatap Vino yang masih mengobrol dengan Thea didalam telphone.
"Kasih tau aja, siapa tau gue juga bisa waspada"
"Gini kak, kami kan geng motor nih.. pasti banyak saingan plus musuh juga"
"Ohhh jadi Vino kecelakaan karena salah satu musuh kalian?"
"Bi-bisa dibilang gitu sih kak" ragu Gabriel.
"Mereka belum tau Vino punya kakak" akhirnya Regan mengeluarkan suara yang dari tadi dia simpan.
"Jadi ini demi keselamatan kakak aja, hati-hati selalu kak. Kalau ada apa-apa dijalan hubungi aja kami" lanjut Rehan.
"Kami udah simpan nomer handphone kakak dari Vino, udh kami chat juga, save kami juga dong kak"
"Udah gue save kalian" Ruby berbalik, ia berdiri dan melangkah menuju brangkar Vino.
"Ini masalah kami, biar jadi urusan kami kak. Kalau ada apa-apa telpon aku kalau gk salah satu dari kami"
Ruby menunduk menatap handphone nya yang sudah bertambah nomer kontak WhatsApp nya.
Ruby menghela nafas pelan, ia memijat pangkal hidungnya. Ia gk boleh terlalu di ambil suasana.
"Okedeh, asalkan jangan sampai terluka lagi itu udah cukup. Ini berlaku buat kalian juga" tegas Ruby berbalik menatap kelima sahabat Vino dengan tatapan tajam.
Keenam pemuda tersebut mengangguk kan kepalanya setuju. Mereka bakal usahain buat gk terluka sehabis berantem.
"Yaudah deh, udah mulai sore juga. Kalian gk pulang?"
"Kami nginap disini boleh gk kak? yaa.. kami rindu sama bang Vivin pftt.." mulai lagi si Fadhil menjahili Vino.
Ohh satu hal lagi buat yang penasaran siapa ketuanya. Jawabannya adalah si Adnan, Cowok Softboy didalam tapi brutal di luar. Itu lah salah satu ciri nya, mungkin. Brutal dikit gk ngaruh lah.. hihihi..
"Yaudah kalau gitu, tapi nanti aku gk bisa nginap ya Vivin nya byby. Nanti aku harus kemas-kemas barang kakak dan barang kamu juga"
"Barang aku biar temen ku aja yang ngantar besok kak, kakak kirim alamatnya aja biar temen aku yang antarin.
"Okedeh, nih yaa aku kirim alamat nya ke----
"Grup itu aja kak, The Die itu. Itu isinya kami semua"
"Kok gitu, ke sebar dong nanti alamat rumah kakak"
"Ohh yaudah buat grup lagi aja yang isinya cuma kita bertujuh" kata Adnan.
"Sini biar gue buat" Ruby mulai mengutak-atik handphone menambahkan 7 nomer yang dimasukkan dalam satu grup.
"Udah pada masukkan? Gue sama siapa aja nih adminnya?"
"Adnan aja kak, dia ketuanya"
Ruby mengangguk mengerti, ia menjadikan Adnan dan dirinya Admin. Lalu tak lupa tujuan utamanya, ia mengirim alamat rumahnya kedalam grup tersebut.
Ia baru ngeh, kenapa nama-nama kelima pemuda itu seolah dijelek-jelekin sedangkan nomer kontak Vino di bagus in sendiri.
Ruby menggelengkan kepalanya, terserah adik nya aja. Apapun demi adik nya.
Ruby berjalan ke kamar mandi, ia buang air kecil sebentar lalu cuci muka di wastafel depan bilik toilet selesai membersihkan hajat nya.
"Gue harus kuat, demi adik gue.. demi Vivin tersayang" gumam Ruby menatap penuh tekad pada pantulan dirinya di cermin wastafel.
YOU ARE READING
Never Stop Obsessing
RandomSeorang gadis, dengan segala rasa sakitnya. Berjuang sendiri melawan trauma dan terus berdiri tanpa tumpuan untuk sang adik yang jatuh sakit dirumah sakit. Hingga pada akhirnya ia diusir dari rumah keluarga angkatnya. ~~~~~~~~~~~ Tengah malam yang...
~~💎❤️💎~~
Start from the beginning
