9

855 104 24
                                    




.....

Hari semakin larut, namun Sasuke terlihat belum juga tertidur.

Saat ini Sasuke tengah berdiri terdiam di balkon kamarnya.
Ucapan ayahnya tadi sore membuat Sasuke benar-benar mulai berkelumit dengan pemikirannya.

Sasuke dan Sakura dijodohkan karena waktu itu Itachi sedang pergi ke luar Negara.

Ya.

Seandainya saja saat itu Itachi berada di Jepang, maka mungkin saat ini Itachi-lah yang tengah menempati posisinya itu.

Rasa khawatir dan was-was mulai muncul.

Bagaimana kalau nanti Sakura benar-benar menyukai Itachi?

Dan kenapa Itachi harus kembali secepat ini?

Awalnya Sasuke sedikit percaya diri bahwa dirinya akan bisa membuat Sakura jatuh Cinta padanya dalam waktu satu tahun.

Meskipun sulit, tapi tentu saja Sasuke akan terus berusaha.

Tapi sekarang..
Sepertinya semuanya akan kacau karena Itachi akan kembali lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

'Apakah aku benar-benar tidak bisa memiliki hatimu, Sakura? '
Hembusan angin menggoyangkan rambut Sasuke, dan itu bahkan terasa sangat dingin menelusup kulitnya.

Namun Sasuke mengabaikan itu.

"Kau masih saja belum tertidur, dan malah terus berdiri di sini."
Suara halus Sakura membuyarkan lamunan Sasuke.
"Memangnya apa yang terjadi? Apakah Jiisan memarahimu? Maksudku--,, apa kalian bertengkar? "

Untuk yang pertama kalinya, entah kenapa Sakura terlihat mempedulikan pria didepannya itu.

Sikap Sasuke terlihat sangat aneh sejak tadi sore. Bahkan pria itu tidak turun, dan benar-benar melewatkan makan malamnya.

Karena itulah,, Sakura sedikit merasa heran dengan sikap Sasuke yang benar-benar tidak biasanya tersebut.

"Kakakku akan datang. Dan aku sedang menghawatirkan sesuatu saat ini. "

"Maksudmu, Itachi-Nii? "

'Ah,, Sakura bahkan sudah mengenal namanya, dan sepertinya-- dia juga terlihat sangat antusias. ' Sasuke tersenyum kecut dan mulai mengasihani dirinya sendiri.
"Hm, ya. Itachi akan pulang beberapa hari lagi. " Sasuke menghembuskan nafasnya pelan mencoba untuk sedikit menenangkan perasaan kacaunya saat ini.
"Ini sudah malam. Tidurlah.. "

Sakura mengerutkan keningnya saat ia melihat Sasuke yang berjalan lesu melewatinya.

'Kakaknya akan pulang. Seharusnya dia merasa senang, bukan? Tapi kenapa Sasuke malah terlihat sangat tidak bersemangat seperti itu? ' mengangkat bahunya acuh,, Sakura pun mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar, mengikuti Sasuke.

Sasuke sudah terlihat berbaring di sana. Dan Sakura pun berjalan mendekat kearah tempat tidur mereka.

'Apakah dia benar-benar sudah tertidur?' Sakura menatap Sasuke yang berbaring memunggunginya.

Benar-benar sangat tidak biasanya Sasuke tertidur memunggunginya seperti itu.

Dan Sakura terlihat cukup kesal melihatnya.
'Ini membuktikan kalau ucapannya tadi sore benar-benar hanyalah omong kosong. ' Sakura menatap masam punggung Sasuke.
'Hm, ya.. Dia memang sangat pandai membual. '

------

Keesokan paginya,,

Sakura yang terlihat sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia pun menghampiri Sasuke yang masih bergelung dengan selimut tebalnya.

"Ini sudah sangat siang, Sasuke.. Apa kau akan terus saja tertidur seperti itu, huh? "

"Oh, yaampun..." Sakura menggeleng dengan helaan nafas pelan nya.
"Kau memang benar-benar sangat pemalas. "

Dan saat Sakura hendak berbalik untuk melangkah pergi,, tiba-tiba saja tangan kekar Sasuke menarik lengannya,

Tep...

Bruuk...

Lalu mengungkung tubuh mungil Sakura dibawahnya.

"Hei.. Apa yang kau lakukan? " Sakura menatap melotot kearah Sasuke yang malah tersenyum tipis menatapnya.

"Apa kau menyukai pria yang lebih tua darimu? "

"Apa maksudmu? "

"Bagaimana menurutmu tentang Itachi? "

"Itachi-nii, dia pasti sangat--"

Cup..

Sakura langsung membulatkan matanya saat tiba-tiba saja Sasuke mencium bibinya.

Tidak ada pergerakan apapun dari Sakura, karena saat ini dia tengah terdiam menatap wajah Sasuke yang terlihat memejamkan matanya.

Hingga kemudian pria itupun melepaskan ciumannya.

Dan pandangan mereka pun bertemu.

"Aku tidak sedang melecehkanmu, Sakura.. Tapi aku sedang berusaha untuk menyimpan rasa manis bibirmu, yang mungkin saja akan menjadi milik orang lain suatu hari nanti. "

Sakura terlihat terdiam.

"Akan ada hari, dimana aku pasti bisa melihatmu tersenyum.
Meskipun bukan saat bersamaku--" Sasuke menyunggingkan senyum tipisnya menatap wajah cantik dibawahnya itu.
"--tapi aku pasti akan bisa melihat senyuman cantik di wajahmu, suatu hari nanti. "

Sasuke mengusap lembut pipi Sakura yang terus saja terdiam.
"Kau tidak akan lagi mengalami kesulitan saat kau bertemu dengan cintamu nanti, Sakura..
Bersabarlah, hm.."

"....."

--------

'Sasuke benar-benar bersikap sangat aneh. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Apakah ini ada hubungannya dengan Jiisan?
Mungkinkah mereka benar-benar bertengkar? '

"Ada apa Ra? Kenapa kau terus saja melamun sejak tadi?
Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Ino menatap Sahabat pink-nya yang terus saja terdiam.

"Ah.. Tidak. Aku--,, hanya memikirkan hal yang konyol. Dan itu benar-benar sangat tidak penting. "

"Kau yakin? " si pirang satunya menimpali.

"Hn, ya. Tentu saja. "
Sakura mengangguk pelan yang membuat kedua teman pirangnya itu langsung mengangguk mengerti.

Sejak kepergian kedua orang tuanya,, Sakura memang sangat jarang sekali terbuka tentang kehidupannya.
Dan mereka cukup memaklumi perasaan sahabatnya itu.

......

enemy be husband (SasuSaku) Pdf - EndWhere stories live. Discover now