7

862 120 20
                                    

....

Sakura berjalan malas menuju tempat tidurnya, dan iapun mulai merebahkan tubuhnya disana.

"Rasanya aku tidak ingin datang bulan lagi, kalau selalu saja terasa sakit seperti ini. "

Cklek..

Seseorang memasuki kamar.

Sakurapun langsung membuka matanya dan menengok kearah pintu kamarnya yang baru saja terbuka.

"Kau--"
Sakura menatap mengernyit kearah Sasuke yang terlihat berjalan kearahnya.
"Kau tidak pergi kesekolah lagi? "

"Tidak. Aku malas. " Sasuke mendudukkan dirinya disamping Sakura dengan membawa secangkir minuman ditangannya.
"Minumlah.. Kaasan membuatkan jahe hangat untukmu. " Sasuke menyodorkan minuman hangat itu kearah Sakura.

"Apakah itu karena aku? Kau tidak ingin pergi kesekolah lagi--,, apakah karena kau baru saja mengantarku kesini? "

"Tidak ada kau disana. Jadi aku malas untuk pergi kesekolah lagi. "

Sakura terlihat terdiam.

"Sudah sangat lama sekali aku ingin mengatakan sesuatu padamu. "

Mendengar itu,, Sakura terlihat mengernyitkan dahinya menatap Sasuke.

"Sakura,, sebenarnya aku--"

"Sayang,, kau baik-baik saja? " Mikoto memasuki kamar dan dia langsung berjalan cepat kearah menantu cantiknya itu.

Sakura terlihat mengangguk pelan.

"Oh, sayang..  Kau membuat Baachan benar-benar merasa sangat khawatir." Mikoto mengusap sayang rambut pink yang memanjang itu.

"Aku baik-baik saja, Baachan.. "

Mikoto tersenyum lembut mendengar ucapan Sakura barusan.
"Sekarang minumlah jahe hangatnya, lalu setelah itu istirahatlah,, okey.. "

Sakura kembali mengangguk pelan.

"Kau tahu, sayang.. Saat kau mengandung nanti, maka perutmu pasti tidak akan terasa sakit lagi. "

Ucapan ibunya barusan membuat Sasuke langsung memalingkan wajahnya.
Rasa panas tiba-tiba saja kembali menjalar di sekitar wajahnya. Dan bahkan dadanya terasa bergemuruh hebat saat ini.
Sasuke mulai membayangkan kalau dirinya benar-benar akan bercinta dengan Sakura suatu hari nanti.

Begitu pun dengan Sakura.
Raut wajah gadis cantik itu terlihat sedikit  memerah saat ini.

Dan itu mebuat Mikoto kembali tersenyum lembut.
"Istirahatlah, hm.. Jangan memikirkan sesuatu yang Baachan harapkan. " Mikoto terkekeh kecil saat ia mulai membayangkan sesuatu yang tengah berada dalam pikirannya itu benar-benar terjadi.

----

Sasuke dan Sakura terlihat canggung setelah Mikoto keluar dari kamar mereka beberapa detik yang lalu.

"A-aku akan tidur. "

"Aku juga. Ah,, maksudku--,, aku akan pergi kebawah untuk melihat Kaasan. " setelah mengatakan itu,, Sasuke benar-benar melangkah keluar dan meninggalkan Sakura sendirian dikamar mereka.

Dan tanpa diketahui oleh gadis itu,, saat ini Sasuke malah tengah berdiri bersandar dipintu kamarnya.

Perasaan Sasuke masih terasa tidak karuan dengan debaran jantungnya yang masih terasa berdetak kencang.

Sasuke mulai membayangkan yang tidak-tidak saat ini.

'Argh, sial.. Apakah dia bangun? '
Sasuke menatap horor kearah bagian bawahnya yang tiba-tiba saja terasa menggembung.

Dan sepertinya ini untuk yang pertama kalinya Sasuke merasakan hal itu.

'Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan sekarang?'

'Sangat tidak mungkin, kalau aku masuk ke dalam dan menyerang Sakura. Dia pasti akan langsung memukulku.'

Dengan wajahnya yang memerah menahan hasrat,, Sasuke kembali memasuki kamarnya.
Dan beruntungnya,, Sakura terlihat tengah tertidur saat ini.

Sasuke melangkah pelan memasuki kamar mandi untuk menenangkan miliknya yang terasa semakin memberontak didalam celana dalam sempitnya itu.

Beberapa jam Sasuke berada di dalam sana, karena benar-benar sangat sulit untuk menenangkan miliknya yang menurutnya terasa sangat menyebalkan itu.

"Dimana Sakura? "
Sasuke mengerutkan keningnya saat ia tidak mendapati tubuh mungil Sakura di tempat tidur mereka.

"Mungkin dia bersama Kaasan. " Sasuke pun mulai melangkahkan kakinya memasuki walk in closet untuk berganti pakaian.

-----

"Biarkan aku masuk dan menemui kekasihku. "

"Maaf, Nona.. Tapi Tuan Sasuke sedang tidak ingin diganggu. "

"Tapi dia ada di dalam, kan? "

"Iya, ada. Tapi--,, Hei, nona.. Tunggu--"

Pelayan itu berusaha mengejar Sara yang tiba-tiba saja mendorong tubuhnya hingga kemudian gadis berambut merah itupun melangkah cepat memasuki Mansion.

"Nona, tolong jaga sikap anda. "

"Kau yang seharusnya menjaga sikapmu, sialan! " Sara menatap kesal kearah pelayan itu yang berhasil menangkap lengannya, dan sedetik kemudian diapun menghempaskannya dengan kasar.
"Aku hanya ingin bertemu dengan kekasihku.
Jadi jangan terus menghalangiku, atau sebentar lagi kau akan berhenti dari pekerjaanmu ini. "

"Ada apa ini? "

"Sasuke-kun.. " Sara langsung tersenyum menatap Sasuke yang terlihat mendekat kearahnya.

"Kenapa kau membuat keributan di rumahku? "

"Sasuke-kun, maafkan aku. Aku menyadari kalau rencanaku untuk mengerjai Sakura memang sudah sangat keterlaluan. Dan aku janji tidak akan melakukan rencana yang itu.
Aku akan menggantinya dengan rencana yang lain, dan--"

"Keluar. "

"Sasuke-kun--"

"Keluar--,, atau aku akan menyuruh seseorang untuk menyeretmu keluar dari sini. "

"Sasuke-kun, kenapa kau menjadi sangat berubah seperti ini? "

"Seret perempuan ini--" Sasuke melirik kearah pelayannya yang berada tepat disampingnya.
"--dan pastikan agar dia tidak masuk ke dalam rumah ini lagi. "

"Baik, Tuan.. "

"Sasuke-kun,, kau perlu menjelaskan sesuatu padaku.
Sasuke-kun..." Sara mulai berteriak saat pelayan itu menyeret kasar lengannya menuju pintu keluar Mansion.

Dan Sasuke pun mengabaikan teriakan Sara.

Sasuke berbalik dan hendak melangkah, namun dia langsung berhenti saat tatapannya bertemu dengan mata hijau Sakura yang terlihat menatap kecewa kerahnya.

"Sakura-- "

"Kalau kau memang ingin mengerjaiku, kenapa harus menunggu di sekolah?
Lakukan saja disini, atau kau usir saja aku dari sini saat ini juga. "

"Sakura, kau salah paham. Aku tidak--,, " Sasuke menatap lesu kepergian Sakura yang sudah berlalu pergi dari hadapannya.

Sakura terlihat melangkah pergi menuju lantai atas, dan Sasuke pun segera menyusulnya.

----

enemy be husband (SasuSaku) Pdf - Endजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें