4: Bertemu Calon Mertua

Start from the beginning
                                    

"Nanti kalau bude saya ngomong yang macam-macam atau dia ngomong yang membuat kamu gak nyaman, bilang sama saya ya?" ucap Sultan yang membuat Laurenza kembali menoleh padanya.

Laurenza pun menganggukkan kepalanya paham.

🦋🦋🦋🦋

Mobil Sultan sampai di rumah orangtuanya, Sultan pun meraih lengan Laurenza untuk masuk ke dalam rumah bernuansa jawa itu. Kedatangan mereka berdua disambut dengan senang oleh kedua orangtua Sultan serta keluarga bude Sultan.

Laurenza pun berusaha semaksimal mungkin untuk berinteraksi dengan keluarga calon suaminya.

"Kok lama banget? Kalian kemana aja!" Rena, itulah nama bude Sultan yang kini sedang memasang wajah kesal ketika melihat Sultan dan Laurenza baru saja datang.

Sultan tersenyum tak enak, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Maaf, tadi Sultan ada sedikit kerjaan di kantor."

Rena menggelengkan kepalanya. "Hadeh orang sibuk, untung masih ada yang mau sama kamu."

"Ayo kalian duduk dulu" suruh Joko.

Mereka berdua pun duduk berhadap-hadapan dengan Rena dan suaminya-Beno.

"Keadaan kamu gimana Sultan? Kayanya sibuk banget ya sama kerjaan?" tanya Beno.

"Iya pakle, lagi ngerjain proyek baru jadi sibuk banget akhir-akhir ini" jawab Sultan seraya tersenyum.

"Astaga Sultan, kamu ini habis mimpi opo tho? Dapet calon garwo secantik ini?"

Laurenza tersenyum mendengarnya begitu pun dengan Sultan, pria itu melirik sekilas ke arah Laurenza.

"Kalau aja bakal punya anak, pasti nanti anaknya cantik sama ganteng nih!"

Senyap, itulah yang Laurenza rasakan saat Rena baru saja mengucapkan kata tersebut. Bahkan Laurenza melihat Beno menyenggol lengan istrinya dengan raut wajah tak enak,  Joko dan Karina kini sedang menatap putranya yang raut wajahnya sudah berubah murung.

"Saya belum sholat isya, mau sholat dulu" ucap Sultan dengan suara pelan, lalu pria itu bangkit dan pergi untuk melaksanakan sholat.

Laurenza dibuat bingung sendiri saat melihat Sultan yang raut wajahnya tiba-tiba berubah murung, Laurenza mengerutkan dahinya saat melihat Joko yang menatap tajam Rena.

"Laurenza, ayo diminum dulu nak airnya" Karina memecahkan keheningan.

Laurenza pun menganggukkan kepalanya seraya tersenyum. "Iya bu."

"Kok jadi senyap begini?" tanya Rena tanpa rasa bersalah.

"Lain kali mulut sampeyan dijaga, jangan asal ngomong gitu aja" balas Joko dengan tatapan tak bersahabat.

Laurenza menundukkan kepalanya, dia merasakan hawa yang tidak mengenakan diruangan ini.

"Ekhem! Kita makan aja yu, kebetulan saya masak banyak nih tadi." Karina memecahkan suasana tegang yang sangat mencekam.

Rena pun mengerutkan dahinya, memang tadi dia bicara apa? Menurutnya tidak ada yang salah. Joko, Karina, dan Beno mendahului menuju meja makan sehingga Laurenza dan Rena tertinggal dibelakang.

"Sultan mandul, kamu masih mau?"

Bisik Rena sebelum pergi meninggalkan Laurenza yang terdiam. Jadi itu masalahnya, yang membuat Sultan murung. Tiba-tiba Laurenza menebak, jangan-jangan rumah tangga Sultan berakhir gara-gara Sultan tidak bisa memiliki keturunan.

🦋🦋🦋🦋

Kini Laurenza kembali berada didalam mobil bersama dengan Sultan. Saat mendengar ucapan Rena tadi Sultan jadi lebih banyak diam, bahkan tadi saat semuanya mengobrol Sultan lebih memilih diam saja tidak menanggapi obrolan tersebut.

"Om?" Laurenza memberanikan diri untuk berbicara dengan Sultan.

Sultan menoleh tanpa membalas panggilan Laurenza.

"Om dari tadi diem aja, kenapa?" tanya Laurenza.

Sultan tersenyum tipis. "Memang iya?"

Laurenza menganggukkan kepalanya. "Iya, om gak ngerasa apa?"

"Enggak, kamu ternyata diam-diam merhatiin saya ya?"

"Dih apaan, ge-er banget."

Sultan tersenyum menanggapinya, akhirnya mood- nya kembali hanya karena obrolan kecil bersama Laurenza.

"Tadi waktu saya sholat, bude saya ada ngomong yang buat kamu gak enak?" tanya Sultan.

"Gak ada."

"Dia ngomong apa aja waktu saya gak ada?"

"Cuma tanya-tanya aku aja."

"Tanya-tanya gimana?"

"Kok kepo banget?"

"Saya takut dia tanya-tanya yang tidak enak didengar."

"Enggak kok, enak-enak aja didenger."

"Dia ada tanya-tanya saya?" Sultan kembali bertanya tanpa menoleh ke arah Laurenza.

"Gak ada."

"Yakin?"

Laurenza membuang kasar nafasnya, dia menoleh pada Sultan. "Iya om iya, astaga!"

Bohong, padahal tadi Rena membicarakan Sultan saat Laurenza dan Rena berdua saja. Ucapan Rena yang mengatakan jika Sultan tidak bisa memiliki keturunan masih saja terngiang-ngiang ditelinganya, sebenarnya dia tidak terlalu mempersalahkannya bahkan dia tidak percaya jika Sultan tidak bisa memiliki keturunan, mungkin saat itu dia belum diberi kepercayaan oleh Tuhan.

🦋🦋🦋🦋

*garwo : sigar nyowo/separuh nyawa/istri

*sampeyan : kamu

Terimakasih telah membaca, jangan lupa vote dan tinggalkan komentar💘

Follow social media:

Instagram: @storyjeszp

Tiktok: givoo_1

Twitter: jeszyc09

Hadirnya Kamu | TamatWhere stories live. Discover now