Pertemuan

243 32 0
                                    

Sore itu aku pergi keluar mencari hiburan, aku berjalan dan melihat sekeliling siapa tau ada karaoke atau semacamnya.

Aku menghela nafas berat, semakin jauh berjalan aku tidak menemukan apapun yang menarik, aku pun duduk di sebuah kursi taman dan menyalakan sebatang rokok.

Aku melihat sekeliling di sore hari itu, kicauan burung, dan angin yang berhembus sedikit menenangkan pikiranku. Aku melihat dari jauh ada tulisan "Master Billiard", Oh.. itu! Itu tempat bermain Billiard! Ucapku sambil menghela nafas lega.

Aku pun bergegas berdiri dan berjalan kearah gedung Billiard itu, saat ingin masuk aku dihentikan oleh seorang karyawan, "maaf paman.. didalam tidak boleh merokok." Ujarnya sambil menatapku dengan tegang.

Aku menatapnya terheran-heran, 'Paman? Aku keliatan tua banget ya? Lagian kenapa pula di dalam ga boleh merokok? Di kampungku mau sambil minum miras pun tak masalah!' Ucapku dalam benak pikiran

"Fyuhh... baiklah." Ucapku dengan sabar dan membuang rokokku di luar.

Aku pun masuk kedalam, mataku terbuka lebar melihat ramainya orang-orang yang sedang bermain "Busett rame banget." Ujarku sambil melihat sekeliling.

Banyak sekali yang meja nya sudah penuh, akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan dua orang di meja paling ujung. "Aku boleh gabung?" Tanya ku dengan senyum tipis.

Seorang pria dengan bekas luka di pangkal hidung nya menatapku dengan serius, aku hanya diam dan menatap balik, orang satunya lagi berambut kuning dan memakai kacamata mengajakku untuk bergabung saja "Ayo kawan! Gass!" Ujarnya dengan bersemangat.

"Tunggu dulu.. siapa namamu?" Tanya orang dengan luka yang berbekas itu sambil menatapku serius

"Ah... namaku Dom" jawabku dengan sedikit tanda tanya di kepalaku

"Hayden?" Tanya pria itu lagi

"Iya, tau darimana?" Jawabku

"Sialann.. kau mirip sekali dengan ayahmu!" Ucap pria itu sambil tersenyum lebar

Aku kebingungan sebentar, melihatnya dengan seksama, mataku terbuka lebar saat menyadari sesuatu, 'Dia punya mode black eye? Tidak salah lagi... dia Jonggun!' pekik ku dalam batin

Dia mendekat padaku dan menatapku dari jarak yang sangat dekat, "Hei.. kau tahu apa? Aku sangat penasaran dengan kekuatanmu, apakah kau mewarisi kekuatannya atau kau hanya cecunguk yang mewarisi marga nya saja?" Tanya nya dengan wajar yang datar dan suara tegas nya.

Mendengarnya aku jadi kegirangan dan menatapnya dengan senyuman jahat. "Bagaimana kalau kita menentukan siapa diantara kita yang kuat?" Tanya ku dengan penuh hasrat bertarung, senyum ku sangat lebar sampai gigi gerahamku kelihatan.

"Pertama-tama aku akan mengujimu dulu... terima ini!" Ucap jonggun sambil melayangkan pukulan telak di kepalaku

Brugh!

aku terpental jauh menghantam dan menghancurkan meja-meja Billiard di gedung itu, dan berakhir menghantam dinding gedung.

Aku terdiam sejenak, namun kembali berdiri dengan santai, keluar sedikit darah dari belakang kepalaku.

Aku menghadap kebawah beberapa saat dan kemudian mengangkat kepalaku sambil tersenyum lebar. "Ini... kekuatan ini yang kucari di Korea! Kau adalah musuh yang pantas untuk kukalahkan!" Teriakku kencang dengan penuh semangat.

Orang-orang yang awalnya sedang bermain semuanya lari keluar dengan penuh ketakutan, hanya tersisa aku, Jonggun, dan teman rambut pirangnya yang hanya duduk menyaksikan kami sambil nyengir.

Tak pakai lama aku pun maju dan melayangkan tendangan serius tepat di lehernya, Jonggun terlempar jauh menghantam tembok namun langsung berdiri lagi, "Kau... kau kuat! Namun belum sekuat dia!"

Eastern Dragon -LOOKISMWhere stories live. Discover now