🍎 in love with you (1)

96 6 3
                                    

Yoo Jeongyeon ~ Kim Namjoon

Sejarah mengatakan :
Pada masa Yunani kuno, seseorang akan melempar sebuah Apel pada orang yang disukainya.
Tetapi, masihkah hal itu berlaku di masa kini?



***

Seorang remaja berusia belasan tahun itu terus berlari, sembari mata awasnya sesekali memperhatikan jalanan di depannya. Berharap menemukan tempat persembunyian yang cukup aman, dari kejaran pria tua renta yang memegang sebilah benda tajam pada satu tangannya.

"Aish. Kali ini hanya dapat satu buah. Tapi lain waktu, aku pastikan bisa dapat lebih banyak lagi. Dasar manusia pelit."







*

Namjoon hanyalah seorang namja dengan tumpukan buku yang tak pernah absen dari tas besarnya. Pria berkacamata tebal serta memiliki dua lekukan manis di masing-masing pipinya itu memang gemar sekali membaca. Dan menjadi siswa yang terpilih sebagai wakil penjaga perpustakaan di sekolah menengah akhir itu, merupakan sebuah keberuntungan baginya. Sambil menyelam, minum air. Dengan begitu, semakin besarlah minat dan rasa penasaran Namjoon pada setiap buku yang ada di perpustakaan tempatnya bersekolah.

Menjadi murid tingkat akhir, membuat Namjoon mulai sibuk mengumpulkan materi pelajaran untuk persiapan menuju ujian akhir semester. Namun disela kesibukan tersebut, ia juga tak pernah lupa untuk menyempatkan diri membaca beberapa buku favoritnya yang telah dipinjamnya di perpustakaan umum. Ada sekitar tiga buku yang menarik perhatiannya, tetapi hanya tersisa satu lagi yang belum sempat dibaca karena kesibukannya mengikuti les tambahan di sekolah.

Siang ini, Namjoon berencana untuk pulang lebih cepat. Melewatkan satu kali pelajaran ekstra di sekolah karena harus segera pergi ke suatu tempat. Ibunya sudah memberi tahu kabar tentang salah satu keluarganya yang tengah sakit, dan dirinya diminta untuk menengok seseorang yang tak lain adalah kakeknya itu.

Kakek Kim yang sudah berumur lebih dari enam puluh tahun itu, memang sudah lama ditinggal oleh istrinya yang telah lebih dulu menghadap Sang Pencipta. Beliau kini tinggal sendiri atas kemauannya. Memilih melakukan hal-hal yang biasa dilakukan selagi masih bersama mendiang nenek Kim dulu.

Sesekali, anak serta cucunya akan berkunjung dan menengok keadaannya. Seperti sekarang ini, dimana Namjoon diminta oleh sang ibu untuk menjenguk kakek Kim yang tengah sakit. Kedua orang tuanya sedang sibuk, dan akan menyusul malam harinya jika telah memgetahui kabar terbaru ayah dari ibu Namjoon tersebut melalui anaknya.

Sepeda berwarna coklat yang tampak estetik itu, terus menyusuri jalanan yang cukup sepi oleh lintasan kendaraan berpolusi. Kawasan yang didiami sang kakek memang tidak begitu mengikuti perkembangan zaman, dimana banyak orang berlomba-lomba untuk memiliki mesin kendaraan paling mewah. Ada juga beberapa dari mereka yang sudah memiliki kendaraan. Namun itupun tak lebih dari sebuah truk pengangkut barang atau mesin untuk membajak sawah.

Kakek Kim tinggal di sebuah rumah sederhana, tetapi dengan dikelilingi tanah perkebunan yang cukup luas. Beliau telah berkebun selama lebih dari tiga puluh tahun. Berbagai jenis tumbuhan, ia tanam bersama mendiang istrinya semasa hidup bersama. Kini kebun buah-buahan serta sayuran yang dimilikinya tumbuh dengan baik, dan itu cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Ayahnya yang juga sama-sama terlahir dalam marga Kim, pernah membujuk sang kakek untuk tinggal bersama Namjoon dan orang tuanya itu di rumah mereka yang baru. Namun kakeknya selalu menolak dengan alasan tak mau meninggalkan rumah kenangannya bersama istrinya dulu, pun beliau ingin terus berusaha menjaga perkebunan miliknya selama masih diberi kehidupan dimasa senjanya. Dan tuan Kim serta sang istri hanya bisa mengiyakan permintaan kakek kesayangan Namjoon tersebut.

Yoo Jeongyeon's CoupleWhere stories live. Discover now