Perayaan

186 41 5
                                    

Aleitheia secara khusus mengambar gaun yang akan di pakainya untuk acara ulang tahun si kembar. Sebuah bakat yang selama ini tidak di ketahui oleh banyak orang terkecuali Lady Margareth.

Berbekal ingatan pada masa lalu. Aleitheia masih mengingat dengan jelas trend pada masa yang akan datang. Dua puluh tahun tepatnya dia menjadi Ratu, itu berarti tujuh tahun lagi dari umurnya saat ini.

"Lady, tolong berikan gambar ini kepada Either." Pinta Aleitheia seraya menyerahkan hasil karyanya di tangan Lady Margareth.

"Putri, apakah anda serius? Gaun ini indah sekali." Puji Lady Margareth kagum melirik hasil design Aleitheia.

Gaun yang akan di kenakan oleh Aleitheia sebetulnya sudah selesai namun ia memutuskan untuk mengubah beberapa bagian sedikit tapi hal itu ternyata cukup membuat Either, sang perancang busana kelimpungan karena harus mengejar waktu merombak gaunnya lagi.

"Cepatlah, Lady. Either sudah menunggu gambar itu." Pinta Aleitheia.

"Baiklah." Angguk Lady Margareth berjalan keluar.

Sepeninggalnya Lady Margareth. Aleitheia tidak tinggal diam. Ia merasa bosan memutuskan untuk keluar dan berjalan menuju taman belakang istananya.

"Yang Mulia, Kekaisaran Euphoria akan meragukan Kerajaan Phoenix jika perjodohan itu di batalkan."

Samar-samar Aleitheia mendengan suara ayahnya tengah terlibat pembicaraan dengan penasehat kepercayaan ayahnya.

"Aku tau Lary, tapi bagaimana lagi permintaan Putriku tidak bisa aku abaikan begitu saja."

"Yang mulia, apa sebaiknya Putri Aleitheia di beritahu saja mengenai hal ini?"

"Alangkah lebih baik jika dia tidak tau yang sebenarnya karena umurnya masih terlalu kecil untuk memahami permerintahan lagipula aku masih punya opsi lain tapi menggunakannya di saat genting seperti ini terlalu beresiko."

Aleitheia mengernyit karena tak dapat memahami maksud dari pembicaraan tersebut. Dia memang masih berusia belia tapi jiwa yanh ada di dalamnya telah berumur lebih dari dua puluh tahun.

Aleitheia terpejam. Hanya tinggal beberapa hari dari sekarang Kerajaan mereka akan kedatangan beberapa penguasa dari seberang, itu juga termasuk Kekaisaran Euphoria. Berarti tidak lama lagi dia akan segera bertemu Aiden.

Siap tak siap, Aleitheia tetap harus menghadapi pria itu. Entah dia akan kuat atau tidak, Aleitheia tidak tau, yang jelas terakhir yang dia ingat bekas luka itu masih menyakiti hatinya hingga kini.

----

Srekkk

Hanya dengan satu bidikan, anak panah bewarna perak tertancap menembus tanda merah pada jarak lima yard. Sebuah pencapaian yang hebat untuk seorang pemula seperti Aleitheia.

"Wow, Aleitheia. Sejak kapan kau pandai memanah?" Heboh Pangeran Vincent terkagum-kagum.

Tak hanya Vincent. Beberapa prajurit juga para dayang yang ikut mendampingi Sang Putri dan Pangeran ikut takjub melihat hal tersebut.

Saat ini Aleitheia dan Vincent tengah menghabiskan waktu bersama di halaman belakang istana setelah bujukan maut yang di lakukan oleh Aleitheia agar kakaknya itu mau memanah bersamanya.

Aleitheia terkekeh. Dia mempelajari keterampilan memanah saat usia tujuh belas tahun di Kekaisaran Euphoria, salah satu syarat untuk menjadi Permaisuri yang akan mendampingi Kaisar memimpin.

"Hanya menggunakan feeling, lagipula aku tidak lebih hebat darimu, Kak Vin." Balas Aleitheia.

Vincent mengangguk dengan bangga, "Ya, itu sudah pasti dan tidak di ragukan lagi."

The Lost PrincessWhere stories live. Discover now