Prolog

524 86 11
                                    

Seorang wanita cantik, bergaun putih tulang yang di lapisi jubah serupa duduk bersila di atas lantai tanpa sebuah alas. Tatapan matanya kosong memandang keluar balkon kamar di mana hanya ada similiar angin yang menerpa wajah cantiknya.

Setetes air mata jatuh melewati pipi pucat wanita yang terdiam tanpa ekspresi namun sangat jelas melalui sorot matanya yang teduh dia sangat terluka.

Suara gong menggema memenuhi seluruh penjuru negeri. Suara- suara terdengar tak terkecuali sebuah suara yang berasal dari ruang pengadilan kekaisaran

Seorang pria tampan duduk di singgasananya dengan pandangan lurus ke depan, memandang para petinggi kekaisaran dengan tajam sebelum memerintahkan salah satu dari petinggi tersebut membacakan isi dari surat keputusan kerajaan.

"Atas keterlibatan Ratu dalam pemberontakan juga tuduhan percobaan pembunuhan terhadap permaisuri Kaisar yang tengah mengandung. Dengan ini, Ratu Aleitheia Rheya Alaric di nyatakan bersalah dan akan di hukum meminum racun di istana miliknya."

Mendengar keputusan yang ditujukan untuknya. Kedua mata wanita itu terpejam erat.

"Yang mulia, ku mohon katakan sesuatu."

"Maafkan aku..." lirih Aleitheia perlahan bangun dari posisinya lalu berbalik memandang para pelayan yang telah melayaninya selama ini dengan tatapan penuh rasa bersalah.

"Ambillah beberapa perhiasan juga barang-barangku, mungkin itu bisa sedikit membantu setelah aku tiada."

"Yang mulia." Koor kedua pelayan yang tersisa di kediamannya. Awalnya dia memiliki empat pelayan di mana salah satunya adalah kepala pelayan. Tapi sangat di sayangkan kepala pelayannya pun ikut jadi korban dan mendapat hukuman mati dengan tuduhan terlibat dalam pemberontakan.

"Terima kasih sudah membantuku selama ini."

"Kami senang melayanimu, Yang mulia."

"Bergegaslah! Dan hiduplah dengan layak di luar sana."

Setelah mengatakan hal tersebut, Aleitheia perlahan melangkahkan kaki keluar dari kamar namun langkah kakinya terhenti tiba-tiba saat menangkap melalui ekor mata ke empat pelayannya akan mendampingi dirinya seperti biasa.

"Jangan mengikutiku lagi!" Titah Aleitheia.

Mendengar hal tersebut serempak keempat wanita itu langsung memberhentikan langkah kaki mereka.

Aleitheia kembali melanjutkan langkah kaki menyusuri lorong istana pribadinya dengan pandangan kosong. Gaun putih tulang terseret-seret menutupi kaki sang ratu yang berjalan tanpa alas kaki.

Langkah demi langkah di ambil oleh Aleitheia tak luput dari pandangan beberapa prajurit yang serempak menunduk hormat ketika sang ratu melewati mereka. Tak terkecuali, para prajurit tersebut menyembunyikan wajah sedih mereka berpura-pura tak melihat hadirnya sang Ratu di sana.

Semua kilasan kenangan selama di istana berputar kembali dalam ingatan Aleitheia. Sejak remaja dia telah meninggalkan rumah dan di bawa ke sini untuk menjadi permaisuri kaisar tapi posisi tersebut malah di berikan kepada wanita lain dengan mudah.

Langkah kaki Aleitheia terus bergerak menuju sebuah menara yang terletak di istana utama. Tempat favorit di mana dia sering menghabiskan waktu sendirian dengan melihat pemandangan kota Crystal.

Aleitheia tersenyum begitu dia mencapai puncak menara. Kedua bola mata cantiknya memandang lurus ke depan. Dia telah menghabiskan hampir setengah hidup dan waktunya berada di sisi pria yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.

"Archduke Javier dan Archduchess Ireina di temukan tewas di kediaman mereka setelah penyerangan yang di perintakan oleh Kaisar sendiri.."

"Yang mulia, kami membawa kabar dari kerajaan Phoenix. Sang Raja telah berhasil di gulingkan dan Kaisar telah memerintahkan seluruh anggota keluarga di hukum gantung di depan rakyat."

"Grand duke dan Grand Duchess Sinclair juga di temukan tewas di kediaman mereka setelah Raja Vincent di gulingkan."

Setetes demi setetes air mata jatuh membasahi pipi Aleitheia ketika mengulang kembali dalam ingatan berita yang tidak ingin dia dengar seumur hidupnya.

Keluarga, teman, orang-orang yang dia cintai telah dengan kejam di rebut secara paksa darinya. Mereka semua menjadi korban untuk kesalahan yang tidak pernah mereka lakukan.

"Jika kehidupan lain kita bertemu, aku berharap akan menjadi orang pertama yang membunuhmu." Lirih Aleitheia sebelum menjatuhkan dirinya ke bawah.

----

To Be Continued....

Kalau kemarin ceritaku tentang dewa yunani sekarang temanya berubah.... hehe semoga suka ya*bow

The Lost PrincessWhere stories live. Discover now