Kini hari-hari Jungkook habiskan dengan menyelesaikan serangkaian tugas akhir. Dan sepulangnya ia akan menuju sanggar untuk melatih beberapa tarian juga aktingnya. Tujuh minggu setelah ia mencoba audisi pertamanya yang berujung kegagalan, kini Jungkook semakin giat melatih kemampuannya agar dapat bergabung bersama agency yang sangat ia impikan.

Drrrrtr.... drttrr...

Sebuah panggilan telepon masuk namun tak ada sahutan sebab si empunya yang tak mengetahuinya.

Drrttt...drttt...

Beberapa panggilan kembali masuk namun masih belum mendapatkan atensi dari Jungkook. Ia masih terus sibuk berlatih. Hingga waktu menunjukkan pukul sembilan malam dan pemuda itu tak menyadarinya.

"Astaga, udah jam sembilan aja."

Ia mengecek ponsel yang tergeletak sejak ia tiba di sanggar. Ada beberapa panggilan telepon dari kekasihnya yang tak ia jawab. Lalu ia pun kembali menghubungi Seokjin agar kekasihnya tak cemas.

"Halo sayang."

"Halo kak."

"Kenapa gak angkat telepon kakak. Kamu dimana? Udah jam sembilan, kamu gak pulang? Katakan kamu dimana biar kakak jemput."

"Aku di sanggar. Besok audisi jadi aku harus banyak berlatih kak. Gak usah dijemput juga, Kookie bisa pulang sendiri kakak sayang."

"Udah malem. Biar kakak jemput aja. Tunggu  sebentar ya."

"Mmmm, boleh nitip sesuatu?"

"Apa itu?"

"Kookies yang ada di meja depan tv. Tolong dibawa ya kak. Kookie lapar." Jungkook sedikit memanyunkan bibir dan mengusap perutnya yang lapar. Apa ia kira kekasihnya akan melihat sikap manjanya itu? Oh tentu tidak kelinci manis!

"Kamu belum makan?"

"Udah makan, tadi nitip sama kak Hoseok. Tapi udah lapar lagi, soalnya habis makan sampai sekarang Kookie gak berhenti latihan. Nasinya cepet banget hilangnya, huffft..."

"Hahahaha, emang makan kamu aja yang banyak Kook."

"Ya kan Kookie masih dalam masa pertumbuhan, jadi harus banyak makan dong."

Sosok yang di seberang sana kembali tertawa riang. Dalam masa pertumbuhan katanya. Padahal menumbuhkan benih dalam perutnya saja, dia sudah bisa. Upsss... pikiran Seokjin jadi kemana-mana.

"Iya, kakak bawakan. Ada lagi?"

"Sama air putih aja. Air putih Kookie habis kak."

"Kenapa gak beli disana Kook?"

"Sayang uangnya. Mending ambil dari galon di rumah."

"Astaga Kook, boleh kok hemat. Tapi kalau cuma buat air minum, jangan ditahan sayang. Air putih bagus buat kesehatan kamu."

"Ihh kakak. Udah buruan pokoknya nitip itu. Dan cepet kesini kalau enggak, aku tinggal pulang sendiri!"

"Iya. Jangan suka ngancem gitu dong. Gak baik. Kakak siap-siap dulu dan langsung berangkat ya."

"Siap! Hati-hati di jalan kakak sayang."


****

Sesampainya Seokjin di sanggar tempat Jungkook berlatih, ia mendapati manisnya terduduk dengan kepala yang ia sandarkan pada kedua lutut. Saat Seokjin menghampiri pun, Jungkook masih bergeming.

"Sayang."

Mendengar suara seseorang yang ia tunggu sejak tiga puluh menit yang lalu, sontak membuat kedua mata yang sebelumnya terpejam kembali terbuka lebar.

Stay With You ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang