"el,gan."

"Apa!!." pekik serentak Gabriel dan Afgan.

"Belakang." Lirih Saka dengan menundukkan kepalanya. Gabriel dan Afgan menolak dan,

"ASTAGHFIRULLAHA—."

"KATOLIK GOB*LOK." Afgan memukul kepala Gabriel.

"ekhem."

"Eh! bapak, kenapa pak?." tanya Gabriel sok gak tau.

"MASIH TANYA KENAPA?? KALIAN TAU KAN KALO SEKARANG UDAH MASUK?." mereka bertiga mengangguk mengiyakan.

"KALO UDAH TAU KENAPA LAGI DISINI!!! MASUK SANA." Gabriel Afgan dan Saka bergegas menuju kelasnya.

.
.
.
.

Jam istirahat bunyi. Gabriel dan kedua teman nya pergi kekantin, tapi saat sudah di kantin Gabriel berhenti.

"Kenapa lo?." Tanya Afgan.

"Gua gak jadi deh kekantin, Ada yang mau gua kasih ke Ayang beb gua." Tanpa mendengar sahutan dari kedua teman nya Gabriel langsung berlari menuju ruang kepala sekolah.

Gabriel sekarang ada di ruangan Darren. Terlihat ditangan Gabriel ada kotak bekal, udah jelas dong untuk siapa?.

"Ayang beb! nih!." Gabriel mengajukan tangannya kearah Darren.

"Apa nih?." tanya Darren.

"Bekal." Jawab Gabriel dengan lucu dan antusias.

"Sayur apa nih?." Darren membuka tutup bekal nya dan apa sayur nya?.

"JENGKOL!!!." Darren langsung menutup hidung nya agar tidak mencium aroma jengkol yang menyengat.

"Kenapa?." tanya Gabriel dengan panik.

"Sayang aku gak suka jengkol."jawab Darren dengan tangan yang masih menutup hidungnya.

"Coba dulu!."

"Sayang aku gak mau, gak enak." Darren menggelengkan kepalanya.

"Ihh~ ya udah deh!."

"I-Iya aku coba."

"Nah gitu dong, sini! aku suapin. Aaaa"
Darren membuka mulutnya dan melepas cubitan di hidung nya.

huek

"Di tutup hidung nya biar gk cium aroma nya." Perintah Gabriel dan Darren turut.

"Enak gak?."

"um, enak."

"Tu kan! makanya dicoba dulu, baru boleh bilang enggak enak." Darren hanya cengengesan sambil memakan jengkol rendang nya.

"Lagi dong." pinta Darren.

"Aaaaa."

"Am."

"enak?." Darren mengangguk.

"Pulang sekolah bareng aku."

"Terus motor ku?."

"Nanti pak Harto ambil." Gabriel mengangguk.

.
.
.
.

"Yank beb! Nanti kerumah mamah dulu ya!."

"Iya~." Jawab lembut Darren sambil mengusap rambut Gabriel.

"Ih! malu di liatin." Jawab Gabriel dengan suara lucu nya.

"Makannya jangan gemesin." lagi lagi Darren mengusap kepala Gabriel dengan mencubit kedua pipi.

"Udah ah!." Gabriel masuk ke dalam mobil dengan malu plus salting. Darren terkekeh melihat wajah Gabriel yang malu plus salting.

Mobil Darren melaju dengan normal kaya mobil lain nya. Gabriel didalam mobil bersenandung kecil saat menoleh ke samping jendela Gabriel liat Afgan dan Saka lagi boncengan dengan motor Afgan.

"Berhentin dulu mobil nya." dengan tiba tiba Darren memberhentikan mobilnya.

"GAN!!! SAKA!!!, SINI." Teriak Gabriel dari dalam mobil. Afgan yang merasa terpanggil berhentin motor nya.

"Kenapa?."

"Nih!!." Gabriel ngasih sebuah palasik hitam.

"Apa nih!?." tanya Afgan dan Saka bersamaan.

"Makanan buat lu bedua dimakan y." Afgan dan Saka mengangguk. Gabriel tersenyum kecil membuat Afgan dan Saka merinding, entah kenapa perasaan Afgan dan Saka gak enak.

Afgan dan Saka melajukan motornya meninggalkan Gabriel dan Darren.

"Sayang! nanti kalo ada orang yang kita lewatin, berhenti ya?! aku mau bagiin ini!." Betapa mengejutkan Gabriel bawa Rendang Jengkol yang banyak.

"Sayang!? kamu seriusan mau bagiin ini ke orang orang?." Gabriel mengangguk kan kepala nya dan Darren hanya bisa nurut.

.
.
.
.

"Pak ini makanan buat bapak."

"Buk ini buat ibu, di makan ya."

"di ambil ya dek."

"Nek ini untuk nenek sama kakek."

"Buk ini makanan buat anak nya."

"Halo adek manis, ini makanan buat adek manis di makan ya."

Kantong plastik yang awalnya penuh sekarang sudah habis, Gabriel dan Darren berkeliling membagikan rendang jengkol.

"Sayang kita minum dulu di situ yuk." Ajak Darren dan Gabriel mengangguk setuju, Darren kasihan liat Gabriel yang kepanasan dan kelelahan akibat bagiin makanan.

"Bang! es kelapa nya dua!.

.
.
.
.

"Kamu baik banget sih bagiin makanan buat mereka." Darren dan Gabriel lagi ada ditempat dimana mereka bagiin makanan. mereka berdua berjalan menuju parkiran mobil dengan bergandengan tangan.

"SAYANG MOBIL KAMU!!!," Gabriel dan Darren kaget gak karuan, mobil yang mereka pake berubah jadi mobil yang cantik, Disamping mobil berbagai macam bunga yang indah walaupun dari plastik dan didepan mobil tertulis 'Terima kasih'.

Gabriel meneteskan air mata nya.

"KEJUTAN!!!." Darren dan Gabriel menoleh kebelakang terlihat orang orang yang mereka tolong berdiri dengan senyuman yang tulus dan penuh kasih sayang.

"Kakak! ini buat kakak, makasih ya udah mau kasih kami makanan. Ternyata masih ada orang baik di dunia ini." Anak kecil itu kasih Gabriel sebuah gelang dan kalung walaupun dari plastik.

"Sama sama. rajin rajin ya belajar nya biar bisa jadi orang pinter." Gabriel memberi sebuah senyuman yang manis dan dibalas dengan senyuman dan anggukan kepala dari anak kecil itu.

"Ya udah kakak pulang dulu ya. Makasih buat hiasan mobil." Gabriel melambai kan tangan nya dan masuk ke dalam mobil.

.
.
.
.

"Mamah!!." pekik Gabriel dari luar rumah sesekali mengetuk pintu.

"Iya bentar!!." teriak Vina dari dalam rumah.

"Eh!, ada Darren. Masuk."

"Makasih mah." Gabriel dan Darren masuk ke dalam rumah.

"mah?! ayah mana?."

"Masih di kantor." Balas Vina sambil menyuruh Darren untuk duduk.

"Mamah ambilin minum dulu ya."

"Makasih mah." Vina berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.
Sementara Gabriel dan Darren lagi duduk di sofa.

"Sayang aku mau ganti baju dulu ya."

"Ikut."

"Gak!."

"Ikuttt.." Rengek Darren, dan Gabriel hanya menghela nafas nya.

"Ayok."















































TBC....

Segini dulu ya ceritanya. pendek ya?

[jangan lupa votmen]

spam next di sini👉🏻

[100 vote & 100 komen lanjut]

bay bay💗

Headmaster [BL]Where stories live. Discover now