7. Elder vs King

81 2 0
                                    

Baru saja ia ingin membawa pergi suaminya, suara lolongan serigala sukses membuat dirinya terhenti. Sedangkan Haechan yang mendengar suara itu, ia pun langsung marah dan menyerang pria yang ada dihadapannya ini.

Dengan sekuat tenaga, Mark menahan segala serangan yang pria ini berikan. Bukan hanya menahan, tapi ia juga membalas segala serangan pria yang sedang menyerangnya ini. Sementara dirinya yang melihat itu pun tidak langsung diam. Ia sudah berusaha memisahkan pria ini dan suaminya. Perkelahian antara Raja Vampir sekaligus Originals Vampir dan Alpha sekaligus Elder pun berlangsung sengit.

*grep* dirinya yang berhasil menahan serangan yang Haechan berikan. Ia juga langsung mendorong dia ke belakang, agar pria ini menghentikan serangannya kepada suaminya. "Awas!" Titahan yang langsung pria ini berikan kepada dirinya yang terus menghalangi dia.

"Tidak! Aku tidak akan biarkan kau menyakiti suamiku! Ada apa dengan dirimu?! Dia tidak menyerang dirimu, kenapa kau malah menyerang dia?!" Ucapnya. "Dia memang tidak menyerang diriku, tapi dia menyerang anak buahku! Anak buahku mati karena dia!" Teriakan yang pria ini berikan dengan sedikit menggeram, bahkan sudah terlihat pancaran urat di lehernya. Kilatan matanya juga sudah berubah.

"Dia menyerang diriku lebih dulu!" Teriakan balik yang Mark berikan, yang tidak mau di salahkan sepenuhnya. "Mereka menyerang dirimu karena kau sudah memasuki wilayahku!" Balasnya, yang tidak menerima alasan yang di berikan pria yang ada di hadapannya ini.

Baru saja ia ingin membalas, suara lolongan itu terdengar lagi. Ia panik ketika lolongan itu saling bersahutan. "Renjun, suami kamu bisa mati." Seru Lily, yang tiba-tiba mindlink dengan dirinya.

Dan ia langsung menggelengkan kepalanya panik. Ia tidak mau suaminya mati. Ia langsung memeluk pria yang ada dihadapannya ini, agar pria ini tidak menyerang suaminya. "Usir suami kamu, Renjun! Bangsa serigala akan kemari! Mereka sudah mencium bau dia!" Ucap Lily lagi, memperingati dirinya.

"Mark, pergilah." Perintah yang langsung ia berikan kepada suaminya. Sedangkan suaminya langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan pergi, sebelum kau juga pergi!" Ucapan yang suaminya berikan, menolak perintah yang ia berikan.

"Pergilah! Kau bisa mati!" Kalimat perintah yang juga Haechan keluarkan, menatap pria yang ada di hadapannya dengan penuh peringatan.

"Pergilah, aku akan menemui dirimu nanti!" Serunya lagi, yang benar-benar tidak mau suaminya mati.

Sementara Mark masih menatap istrinya ragu, namun akhirnya ia mengalah. Ia tidak mau istrinya ini terkena masalah di dalam packnya. Jadi mau tidak mau ia memutuskan untuk pergi meninggalkan istrinya bersama dengan pria yang ia tidak ketahui namanya ini.

Setelah suaminya pergi, barulah ia bisa menghela nafasnya lega. Tubuhnya langsung merosot begitu saja. Ia benar-benar kehabisan tenaga. Sementara Haechan yang melihat itu pun langsung menangkap tubuh pasangannya yang ingin terjatuh. Dengan cepat, ia menggendong pasangannya ala bridal style, lalu membawa pasangannya kembali.
---

"Eung~~~" saat ini dirinya tengah menggeliat dalam tidurnya, perlahan ia membuka matanya dan menatap sekeliling. 'Ini ruangan tadi.' Batinnya yang langsung beranjak dari tidurnya.

"Sudah bangun?" Seruan yang Haechan berikan, yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, lalu duduk di sampingnya. Bukannya menjawab, ia malah berkata hal lain, "Terima kasih." Seruan yang ia berikan.

Sedangkan sang empuh langsung mengerutkan dahinya heran. "Terima kasih untuk apa?" Pertanyaan penuh kebingungan yang ia berikan akan ucapan terima kasih wanita yang saat ini tengah terduduk di atas ranjangnya. "Terima kasih karena telah melepaskan suamiku untuk pergi." Ujarnya lagi.

"Ah, aku terpaksa melakukan itu semua. Aku melepaskan dia karena dirimu. Aku yakin kau sangat menyukai dia." Dirinya itu tipikal orang yang tidak akan mengampuni seorang vampir. Apalagi dia telah memasuki wilayahnya. Namun berbeda untuk saat ini! Entah kenapa dirinya malah melepaskan seorang vampir dengan mudahnya.

"Sangat. Aku sangat menyayanginya. Jadi, mau kau secara terpaksa melepaskannya? Aku akan tetap berterima kasih." Sahutnya. "Aku akan membantu dirimu." Ujarnya lagi, yang membuat pria ini langsung tertegun.

"Membantu apa?" Tanya pria yang ada dihadapannya ini, yang sepertinya heran akan penuturannya. "Aku akan membantu dirimu memenangkan peperangan ini." Serunya.

"Dengan syarat?" Timpalnya. Ia tau pasti perempuan yang ada dihadapannya ini tidak akan mudah membantu dirinya dalam peperangan bangsa serigala, kalau tidak ada sesuatu yang ia inginkan. "Jangan libatkan suamiku dan juga ketiga anakku dalam peperangan ini." Sahutnya.

"Apa maksud kamu? Dia pasti akan ikut ke dalam peperangan." Balasnya, yang tidak menyangka atas tawaran yang di berikan wanita yang ada dihadapannya ini.

"Aku tau kalau suamiku akan ikut dalam peperangan ini. Aku hanya meminta kepada dirimu untuk tidak membunuh suamiku, dan ketiga anakku dalam peperangan yang akan terjadi." Pintanya. "Lalu aku yang akan di bunuh oleh suamimu dan ketiga anakmu?" Sahut pria ini lagi.

Dan ia langsung menggelengkan kepalanya. "Kau tidak akan di bunuh. Aku akan berbicara dengan suamiku." "Apakah tidak ada cara lain selain peperangan?" Tanyanya. Ia sungguh membenci peperangan yang akan memakan banyak korban jiwa. Apalagi kalau sampai suaminya dan kelima anaknya kena imbas akibat peperangan itu.

"Tidak ada. Hanya peperangan-lah yang menjadi satu-satunya cara." Jawaban yang langsung ia berikan akan penuturan yang diberikan wanita ini.

"Tidak bisakah kalian berdua bicara baik-baik mengenai daerah kekuasaan? Kau bisa meminta kawasan yang telah di ambil bangsa vampir. Aku yakin bahwa ada cara lain selain ini, untuk menghentikan peperangan. Atau kau mau aku yang berbicara kepada suamiku untuk menyerahkan daerah kawasan bangsa serigala, nyang telah di ambil oleh bangsa vampir?" Ujarnya, memberikan penawaran kepada pria yang ada dihadapannya ini.

"Aku tau kau sangat mengkhawatirkan keselamatan kekasih dan ketiga anakmu. Tapi tidak ada cara lain, Renjun. Hanya ada satu-satunya cara, yaitu peperangan. Kau tau seberapa manipulatifnya bangsa vampir? Dia tidak akan memberikan daerah kawasannya dengan mudah." Balasnya.

"Tapi--" balum sempat wanita ini mengeluarkan protesannya lagi, ia langsung mengintrupsinya. "Tidak ada tapi-tapian, Huang Renjun. Apakah kau pikir suami kamu itu akan luluh hanya karena permintaan kamu? Apa yang akan di lakukan para tetua, apabila mereka mengetahui kalau dia ini menyerahkan kawasannya tanpa sepengetahuan mereka? Apakah mereka akan berdiam diri melihat tindakan dia?" Serunya, memotong ucapan wanita ini.

"Mereka tidak akan membantah perintah suamiku atau menyakiti suamiku. Suamiku itu seorang vampir murni. Apabila suamiku mati? Seluruh bangsa vampir akan mati." Sahutnya, yang masih berusaha meyakinkan pria ini, guna menghentikan ini semua.

"Lalu, bagaimana dengan bangsaku? Kau tidak tau sifat manipulatifnya mereka? Mungkin mereka akan menuruti perintah suamimu di hadapan dia. Tapi di belakang dia? Kita tidak akan pernah tau, Renjun. Mereka bisa saja menghabisi bangsaku secara diam-diam tanpa sepengetahuan dia." Ujarnya.

Dann ia langsung terdiam begitu mendengarnya. Yang di katakan pria ini ada benarnya juga. Sifat vampir yang manipulatif tidak bisa dapat di percaya.

"Kau tenang saja, aku akan memastikan keselamatan suamimu dan kelima anakmu nanti. Sebagai gantinya? Kau tidak boleh ikut andil ke dalam peperangan. Kau harus di asingkan ke tempat perlindungan beberapa hari sebelum peperangan berlangsung. Dan mengenai tattoo milikmu? Jangan sampai bangsa vampir tau mengenai tattoo yang ada di lengan-mu." Pintanya.

"Mereka akan tau kalau kau keturunan murni bangsa serigala yang telah mati selama beberapa ratus tahun lalu. Mereka akan langsung membunuh dirimu kalau mereka melihat tattoo di tangan kamu." Sambungnya, guna memperingati wanita ini.

Baru saja ia ingin membuka suara untuk memastikan ucapan pria ini, dia malah lebih dulu pergi dari ruangannya. Membuat dirinya langsung mendecak kesal. "Apakah omongannya dia dapat di percaya?" Gumamnya.

"Bangsa serigala tidak pernah berbohong dan tidak pernah mengingkari janji yang telah mereka buat atau mereka ucapkan." Seruan Lily, membalas ucapannya.

"Kau?! Sebenarnya siapa kamu?! Kenapa kau selalu menyahuti semua perkataanku?!" Rutukan kesal yang langsung ia berikan. "Lily, bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya?"

MOONLIGHT - HYUCKREN + MARKWhere stories live. Discover now