"Oh iya, pasien atas nama Kim Jungkook sudah bisa ditemui. Tapi pasien masih istirahat jadi sebisa mungkin untuk tidak membuat keributan ya."

Bukan tanpa alasan dokter tampan dengan papan nama kecil bertuliskan Seung Hoon di atas saku kirinya berbicara seperti itu. Sebab disamping Seokjin sudah berdiri anak manis yang sepertinya sudah tak sabar ingin masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

"Pasien akan dipindahkan ke ruang rawat biasa setengah jam kemudian ya. Jadi tolong ditemani dulu untuk sekarang."

"Jimin, tolong ya."

"Hng."

Jimin mengangguk lalu berjalan pasti menuju ruang pemeriksaan. Ingin segera menemui Jungkook sahabatnya. Sudah rindu.










____

"Maaf kalau boleh tau anda ini?"

"Saya kakaknya dok."

"Oh. Saya pikir anda suaminya."

"Bukan dok. Jadi bagaimana keadaan adik saya?"

"Jungkook sepertinya kelelahan dan banyak pikiran. Asam lambungnya naik. Sewaktu tadi saya periksa, perutnya kosong. Tadi saat pasien sudah sadar, saya sempat bertanya mengenai pola makan. Ternyata benar dugaan saya kalau Jungkook sering telat makan bahkan melewatkan jam makannya. Apa kebiasaan makannya memang seperti itu?"

"Tidak dok. Saya selalu memastikan dia makan dengan baik. Tapi belakangan ini dia terlalu sibuk dengan tugas kuliah dan pekerjaannya. Mungkin saat dia bekerja dia lupa makan. Padahal saya selalu memastikan disetiap jam makan, saya selalu menghubunginya."

"Begitu ya. Lalu untuk sementara waktu saya khawatir jika dia tetap pada kebiasaannya dengan pola makan yang tidak teratur, penyakit lambungnya akan semakin parah. Jadi bagaimana baiknya nanti tolong dibicarakan lagi dengan pihak yang bersangkutan ya. Kalau bisa cuti dulu bekerjanya."

"Baik dok. Nanti akan saya bicarakan dengan Jungkook. Ada tambahan lagi dok?"

"Untuk sementara itu saja. Dan ini resep tolong ditebus di apotek rumah sakit ya. Ada di lantai bawah."

"Baik dok. Terimakasih."


















****






























******

"Ayo makan dulu Kookie!"

"Iya nanti. Aku bisa makan sendiri mini!"

Seokjin memasuki ruang IGD saat kedua  pria manis di dalamnya tengah berdebat kecil. Menyenangkan sekali melihat Jungkook cemberut dan Jimin pun tak kalah maju bibirnya.

"Makan dulu Kook."

"Kak Seokjin!"

Jungkook merentangkan kedua tangannya bak anak kecil yang merengek ingin meminta sebuah pelukan. Dan Seokjinpun dengan tak tau malu mendekap tubuh ringkih Jungkook dimana tangan kirinya terhubung selang infus.

"Mau pulang."

"Belum dulu ya."

"Gak mau disini kak. Mau pulang."

"Iya nanti pulang. Sembuh dulu."

"Kookie! Kayak anak kecil aja sih? Malu tau."

"Lepas dulu ya Kook. Malu ada temennya."

Jungkook melepaskan pelukannya pada sang kakak sebab suara Jimin begitu bising di telinganya.

"Jimin kamu gak pulang? Ini udah malam. Kalau mau pulang biar aku antar."

"Eh jangan kak! Aku bisa pulang sendiri kok. Kak Seokjin jagain anak manja ini aja. Besok aku kesini lagi deh. Aku bawain makanan kesukaan Kookie."

"Gak perlu repot-repot Jim."

"Enggak repot kak. Biar anak nakal ini mau makan banyak dan cepet sembuh. Jadi gak nyusahin kakak terus."

"Kookie nyusahin kak Seokjin ya?"

Jungkook bertanya lirih dan menunduk lesu.

"Enggak. Kookie gak pernah nyusahin kakak."

"I-iya Kook ya ampun aku kan cuma bercanda. Kok kamu jadi sensi gini sih? Ya ampun maaf Kookie. Aduh!"

"Udah gak apa kok. Mungkin efek obat jadi gelisah gini anaknya. Kamu pulang aja Jimin, istirahat. Besok kalau mau kesini lagi boleh banget."

"Tapi kak-"

"Udah gak apa. Iya kan Kook?"

Jungkook menganggukkan kepala dan menatap Jimin dengan senyum sendu.

"Maaf ya Kook. Aku beneran cuma bercanda. Kalau gitu aku pulang dulu ya. Besok aku pasti kesini lagi. Jangan marah."

"Aku gak marah mini. Udah sana cepet pulang udah malem."

Dengan perasaan penuh menyesal akhirnya Jimin memilih untuk pulang ke rumah. Salah dia juga yang bercandanya sampai keterlaluan. Meski begitu sesaat setelah Jimin pulang, Jungkook malah semakin mesra dengan Seokjin. Bahkan sudah tak ada lagi canggung antara keduanya.

"Temen kamu lucu ya Kook. Baik-baik sama dia. Kamu juga jangan jahat-jahat sama Jimin. Mengerti?"

"Kookie gak pernah jahat sama Jimin kak. Jiminnya aja yang bawel."

"Ya dia begitu karena sayang sama kamu Kook. Yaudah bentar lagi kamu pindah kamar dan habis itu istirahat ya. Sekarang makan dulu."

"Besok boleh pulang?"

"Iya boleh."

"Yeayyy."

"Kalau udah sembuh."

"Ishhh!"























































-tbc-


Stay With You ✅️Where stories live. Discover now