Prolog

37 6 1
                                    

Dunia akan runtuh sedikit lagi.

Aku yakin itu.

Kenapa aku harus satu kelompok dengan dua senior yang sangat bertolak belakang? Aku sangat tahu dunia ini memang sangat tidak adil, tapi aku tidak tahu bahwa aku akan langsung dihadapkan dengan kenyataan ini.

Jadi begini, ini semua berawal dengan diadakannya kerja kelompok presentasi yang berdasarkan tiga orang di kelas Mr. Robert. Kebetulan aku dipasangkan dengan dua orang paling bertolak belakang dan paling disegani-atau disukai- sekampus. Sebastian, ketua ikatan pelajar kampus yang terlihat baik hati dan suka menolong, namun jika bicara tidak pernah bisa difilter-kau akan tahu maksudku nanti-. Lalu ada, Ezra, senior yang paling disegani karena dia sudah memenangi banyak lomba dalam beberapa bidang, orangnya terkenal galak dan acuh namun dia selalu membawa piala kemenangan, jadi semua orang tetap menempel kepadanya. Keduanya adalah seniorku di kampus dan asal kau tahu saja bahwa mereka berdua menjadi buah bibir terpanas tahun lalu. Pasalnya, mereka mengumumkan cuti kuliah di tahun terakhir mereka. Tanpa ada yang tahu sebabnya apa, tapi ada satu hal yang aku ketahui dengan pasti yaitu mereka berdua mempunyai hubungan yang buruk untuk saat ini. Mereka berdua yang tadinya teman baik tiba-tiba tak pernah menyapa satu sama lain lagi setelah cuti tahun lalu

Dan disinilah aku, terjebak atas dasar nama mata kuliah Konflik Internasional dan resolusinya. Kalau begini jadinya konflik sungguhan yang akan terjadi di kelompok kami! Dan aku tak akan bisa menyelesaikannya.

"Mr. Robert, kumohon jika anda tidak keberatan saya ingin mengganti teman kelompok saya," ujarku sedikit memohon ke Mr. Robert. Tanganku terasa dingin padahal musim semi baru saja dimulai.

"Maaf, Laura, kamu tahu sendiri saya tidak pernah menerima pergantian kelompok atas dasar apapun," ujanya tegas, "lagipula kau tidak perlu mencemaskan Ezra dan Sebastian, mereka tidak akan membebani tugas kelompokmu. Mereka berduakan murid yang pintar."

Bukan! Bukan itu masalahnya! Jeritku dalam hati.

Akhirnya aku keluar dari ruangan Mr. Robert dengan perasaan pasrah dan melamun. Pada akhirnya kau tahu pasti dia tak akan mau mengganti teman kelompokku, cuman tidak ada salahnya aku mencoba kan?

"Well, hidup itu tidak selalu seperti yang kau inginkan, Laura, kau pasti bisa menghadapi ini," gumamku sambil menepuk dadaku pelan, berusaha menyemangati diriku sendiri.

Sebenarnya aku tidak terlalu kenal mereka berdua. Namun, karena mereka berdua itu seperti poros dari dunia perkuliahan ini, aku merasa sangat terbebani, apalagi ditambah aku tahu bahwa mereka mempunyai hubungan yang tidak baik. Lagipula, mereka pasti akan profesional dan mengerjakan tugas kelompok ini dengan baik kan? Not something personal. Mungkin aku saja yang berpikir berlebihan. Yakan? Pasti hanya aku? Ahhh aku tak mau tahu apa yang akan terjadi nanti ketika kerja kelompok nanti!

It All Starts In SpringWhere stories live. Discover now