5

1.1K 140 6
                                    

Disini jaemin dan renjun berada di kamar sang istri karena memang Yuta dan winwin meminta renjun untuk tetap di kediaman mereka sampai besok keduanya pergi berbulan madu ke negeri romantis, Paris.

Renjun baru saja selesai membersihkan tubuhnya lalu diapun keluar dengan baju piyama garis-garis miliknya lalu melihat jaemin yang telah menunggunya di atas tempat tidur bahkan tersenyum kearahnya.

"Ayo kita tidur injunie, ibu hamil tak boleh tidur terlalu malam, kamu tahu kan?" Renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun mendekat dan membaringkan tubuhnya disebelah jaemin, walaupun perasaannya untuk sang suami belum ada, tapi dia merasa nyaman dan aman bersama dengan jaemin, dia yakin cepat atau lambat dia akan bisa mencintai suaminya itu. Jaemin lantas memeluk renjun yang tidur telentang dan diapun mengecup pipi chubby istrinya itu, membuat renjun melihat kearahnya.

"Jangan memikirkan apapun lagi, kasihan anak kita jika kau banyak berpikir, kau pasti sangat lelah sekarang waktunya kita tidur." Renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun membalas pelukan jaemin dan tertidur dengan mudahnya membuat jaemin tersenyum kecil dan menyusul sang istri menuju alam mimpi.














Keesokan paginya, terlihat jaeyong, yuwin, nohyuck dan Mark mengantarkan jaemin dan renjun ke bandara untuk berbulan madu.

"Renjun have fun ya." Ucap Haechan memeluk sahabatnya itu.

"Hmm." Angguk renjun.

"Jangan lupa saat pulang bawakan aku keponakan." Ucap Haechan terkekeh dan renjun hanya diam saja.

"Hati-hati dijalan renjun." Ucap jeno.

"Hmm." Angguk renjun.

"Kalian harus menikmati waktu kalian berdua, jangan pikirkan soal apapun."Ucap Mark dan renjun hanya mengangguk sedangkan jaemin tak mengeluarkan ekspresi apapun.

"Sayang, jangan lupa selalu jaga diri mengerti?" Ucap taeyong memeluk menantunya itu.

"Hmm mommy." Ucap renjun membalas pelukan taeyong. Lalu diapun memeluk sang ibu.

"Kau harus menjaga dengan baik anak kalian mengerti? Jangan terlalu kelelahan. Oke renjun?" Bisik winwin.

Renjun hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun melepaskan pelukan winwin dan memeluk ayahnya itu.

"Kalau terjadi sesuatu langsung kabari baba, mengerti Renjun?"

"Ne baba." Ucap renjun dan pelukan mereka terlepas.

"Kami pamit semuanya." Ucap jaemin datar lalu diapun membawa renjun pergi sembari renjun melambai pada semua yang mengantarkan mereka saat ini.







Di pesawat.

Jaemin membantu renjun duduk dengan nyaman di bangkunya, walaupun penerbangan mereka adalah kelas vvip tetap saja jaemin tak mau renjun merasa tak nyaman dalam duduknya apalagi mereka memakan waktu cukup lama sekali.

"Kalau kau butuh sesuatu katakan padaku mengerti sayang?" Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun dan renjun yang menganggukkan kepalanya dengan wajah merona membuat jaemin menahan rasa gemas pada istrinya itu.

"Karena perjalanan kita panjang, kau harus banyak istirahat. Kasihan anak kita kalau kau kelelahan nantinya." Ucap jaemin.

"Hmm." Angguk renjun lalu menyamankan dirinya pada tempat duduknya itu.














At. China.

Terlihat tuan Lai yang benar-benar melemparkan semua berkas yang ada di mejanya sampai dia melihat sang anak masuk dan diapun langsung menatapnya tajam.

"Apa saja yang kau lakukan di Korea? Apa kau hanya berleha-leha Lai Guan Lin? Kau bahkan tak bisa mengendalikan Perusahaan dengan benar." Kesal tuan Lai.

"Aku benar-benar tak tahu akan seperti ini ba, lagian aku yakin sekali tak melakukan kesalahan apapun." Ucap Guan Lin.

"Kau pasti sudah melakukan kesalahan. Karena kalau tidak, semua ini tak akan terjadi Lai Guan Lin. Atau kau hanya sibuk dengan tunanganmu yang tengah mengandung anakmu itu?"

"Tentu saja tidak ba." Bantah Guan Lin.

"Lalu kenapa? Coba jelaskan padaku." Marahnya.

"Aku juga tidak tau ba, aku merasa ini terlalu tiba-tiba." Ucap Guan Lin.

"Ini tak akan terjadi secara tiba-tiba kalau kau tak menyenggol siapapun selama kau berada di Korea."

"Maksud baba apa?"

"Apa kau ada masalah pada salah satu pengusaha yang sufah lama di bidang ini? Itulah yang harusnya kau pikirkan. Perushaaan itu pasti sangat mampu menghancurkan perusahaan kita. Jika kau tidak mendapatkan dana untuk perusahaan ini kita akan menjadi gelandangan Lai Guan Lin. Dan pimpinan Park tak akan mau menerimamu menjadi menantunya walaupun anaknya tengah mengandung anakmu, dia pasti akan meletakkan anak itu di panti asuhan." Guan Lin hanya diam saja, karena jujur saja dia tak pernah melakukan hal berbahaya seperti ini. Apa renjun yang melakukannya? Kalau begitu dia pasti akan membalas sih bajingan itu, dia akan membalasnya. Lihat saja.















Beberapa jam kemudian, pesawat tujuan korea-paris telah sampai di bandara dan jaemin juga renjun telah turun dan melihat salah satu pihak hotel tempat mereka akan menghabiskan waktu selama di kota romantis itu.

Sesampainya di hotel, jaemin membantu renjun untuk membereskan pakaian mereka didalam lemari yang ada dikamar hotel itu.

"Nanti ingin jalan-jalan kemana sayang?"

"Aku ingin ke menara Eiffel."

"Kita pasti akan kesana sayang, nanti malam aku pastikan untuk mengajakmu kesana" Ucap jaemin tersenyum.

"Hmm, makasih Nana."

"Apapun untuk istriku." Ucap jaemin tersenyum membuat renjun ikut tersenyum malu dengan wajah meronanya.


















At. Korea, cafe c.trough.

Jeno dan haechan terlihat tengah menghabiskan waktu bersama walaupun jeno sebenarnya banyak pekerjaan tapi baginya tunangannya lebih penting dan akan menjadi nomor satu selamanya.

"Nono?"

"Kenapa sayang?"

"Apa renjun dan jaemin kira-kira sudah sampai di Paris?" Jeno lantas melihat jam tangannya seketika.

"Sepertinya sudah sayang, kenapa hmm?"

"Ntah kenapa aku merindukan renjun."

"Hei, mereka baru saja pergi sayang. Lagian jika kita menikah nantinya kita juga bakalan berbulan madu, kau ingin kita kemana?" Ucap jeno sembari menggenggam kedua tangan tunangannya itu.

"Aku ingin ke London."

"Kenapa tidak Paris juga? Itukan kota romantis sayang."

"Aku hanya tak ingin saja. Paris sudah terlalu sering di kunjungi pasangan untuk honeymoon, aku ingin yang lain."

"Baiklah, apapun untuk calon istriku." Ucap jeno tersenyum dan Haechan yang juga ikut tersenyum seketika.

"Tapi jeno?"

"Kenapa sayang?"

"Apa kita bisa menikah lebih cepat? Mark Hyung saja belum juga menemukan kekasihnya, dia memperlambat kita untuk menikah." Ucap Haechan.

"Kita tinggal meminta izinnya saja. Aku yakin kita bisa menikah lebih dulu kau tenang saja sayang." Ucap jeno dan haechan hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.











































🐇🐇🐇

Stay Here (jaemren)Where stories live. Discover now