"Ya ampun! udah tua juga masih manja."

"Aku nangis nih." Ya ampun pak, mau nangis pake dikasih tau segala.

"Bund Gabriel pergi dulu, kalo udah masak kasih tau ya." Gabriel berlari meninggalkan Sina dan Elang di dapur.

"Dia udah pergi." Elang memainkan alis nya.

Elang mendekat ke arah Sina, dan

"umhh~."

"Nanti ajahh."

Gabriel berlari menghampiri Darren yang sedang menghadap ke laptop.

"Cayang!." Gabriel langsung memeluk Darren yang sedang mengotak atik laptop nya.

"Kenapa? mochi nya udah masak?."

"Belum." Gabriel menggelengkan kepalanya.

"Ren?!."

"Kenapa lagi?." jawab lembut Darren menatap tatapan polos Gabriel.

"Papa kamu kok gitu sih?!."

"Gitu kenapa?." tanya pelan Darren.

"Papa kamu udah tua masih mesum!."

"Ptt... kamu baru tau?." Darren menahan tawanya akibat perkataan Gabriel.

"Um'um" Gabriel mengangguk dengan lucu.

"Gemes." Darren mencubit kedua pipi Gabriel sehingga Gabriel tampak lebih lucu.

"Kamu tau dari mana kalo papa itu mesum?. Tanya Darren penasaran, soalnya Darren gak pernah cerita sama Gabriel kalo papa nya itu mesum.

"Um, tadi waktu kesini aku ngintip bunda sama papa lagi cipokan." Jawab Gabriel dengan tatapan polos nya.

"Kamu mau?." tanya Darren dengan tatapan mesum nya.

"Mau!." Darren langsung mendekatkan bibirnya ke bibir Gabriel, tapi Gabriel tahan.

"Tunggu halal dulu."

"Ya udah kapan mau di halalin." Gabriel memalingkan wajahnya akibat salting.

"Sayang!." pekik Sina, terlihat di piring terdapat beberapa mochi yang dibuat Gabriel bersama Sina.

"Wahh! mochi." girang Gabriel.

"Udah masak ya bund?."

"Sayang kalo udah didepan mata arti nya udah masak." Bukan Sina yang menjawab tapi Darren.

"Kata bunda itu basa basi." jawab Gabriel.

Sekarang mereka ada di tempat makan, saat Darren dan Gabriel datang Sina sudah selesai masak makan siang.

.
.
.
.

"Gan!?." Lirih Gabriel.

Gabriel dan kedua curut nya lagi nongkrong di warung kopi. mereka ada markas tapi mereka lagi bosen dimarkas  hal asil mereka nongkrong di warung kopi.

Headmaster [BL]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें