H-20: Bu Bos?

240 25 0
                                    

You know you were my everything
I was happy enough to forget myself
It's okay if I lose everything
As long as I can see you dazzling

-Dawn, Dear my light-

RIRIN POV

Masih ingat dengan projek terbaruku? Ya, sebuah series dengan genre action itu. Sebelum memulai syuting lima bulan lagi, semua aktris dan aktor akan menerima pelatihan bela diri. Termasuk aku.

Lita menghampiriku dengan menenteng tas yang berisi semua keperluanku. "Mbak Ririn udah siap? Mau disiapin sarapan apa?" tanya Lita saat aku sedang bercermin.

"Gue udah siap. Nggak usah sarapan, nanti aja gue sekalian mau makan siang sama Babas." jawabku singkat.

Lita terlihat terkejut, "Mbak Ririn... masih lanjut sama Mas Babas?"

Aku melirik Lita tajam, "Kenapa? Lo berharap gue gagal kawin?"

Lita gelagapan, "Y-ya enggak dong Mbak,"

Gue memicingkan mata menghadap Lita, "Lo akhir-akhir ini mencurigakan,"

"M-mencurigakan k-kenapa Mbak? Gue kan nggak ngapa-ngapain," bela Lita gugup.

"Kadang lo susah dihubungin. Suka tiba-tiba ngilang juga. Sebenarnya lo kemana aja sih?" tanyaku penasaran.

"I-itu..."

Aku semakin mendekatkan diri ke Lita, "Lo diem-diem... punya pacar ya?!"

"Hah?"

"Jujur sama gue. Lo udah punya pacar kan? Makanya suka susah gue mintain tolong," tanyaku kesal.

Lita menggeleng cepat, "E-enggak Mbak. Eh gini, sebenarnya... tapi janji ya Mbak Ririn jangan marah?"

Aku bersedekap menanti pengakuan Lita, "Apa?!"

"Gue kerja sampingan Mbak. Gue butuh biaya buat keluarga gue yang di kampung," aku Lita merasa tidak enak.

Aku menghembuskan napas, "Lo butuh biaya? Kenapa nggak bilang? Pasti gue kasih,"

Lita menggeleng cepat, "Mbak Ririn udah ngasih banyak banget, gue nggak enak kalau harus minta lagi. Maaf ya Mbak, gue jadi nggak kerja maksimal,"

Aku meraih dompetku dan mengeluarkan satu kartu, "Nih ambil, pinnya tanggal lahir gue. Jangan sok-sokan nggak enak. Lo itu anak buah gue, tanggungjawab gue. Kalo lo butuh, lo bisa minta ke gue. Jangan ke Meta!"

Lita semakin terkejut, "M-maksud M-mbak?"

Aku tersenyum sinis, "Lo kira gue nggak tau? Lo jual informasi gue ke Meta kan? Rencana yang gue buat sama Mey, itu lo yang ngebocorin ke Meta kan?"

Lita perlahan mundur menjauhi gue, "G-gue n-nggak gitu..."

Aku menghembuskan napas, "Lo kira gue nggak bisa nyari tau hal remeh kayak gini? Bahkan kalau gue mau, gue bisa pantau kehidupan lo dua puluh empat jam,"

Lita terlihat ketakutan, lalu berlutut dihadapanku, "Mbak Ririn... maafin gue. I-itu karena gue beneran butuh uang buat keluarga gue, Mbak. Maafin..."

Aku berjongkok menghadap Lita, "Ngapain lo sujud di kaki gue? Kalo lo beneran merasa bersalah, jangan ulangin lagi. Sekarang berdiri! Ayo cepet siapin mobil!"

Lita mengangkat wajahnya yang sudah penuh dengan air mata, "M-mbak Ririn... nggak mecat gue?"

Aku menggeleng, lalu berdiri, "Ini juga salah gue. Seharusnya gue lebih peka kalau lo emang lagi butuh duit. Bagi gue, lo tanggungjawab gue. Yang penting jangan diulangin lagi. Kalau lo coba sekali lagi, gue bunuh beneran lo!"

One Month Notice [COMPLETED]Where stories live. Discover now