19 ~ Kondangan

336 35 8
                                    

Happy Reading

🐹 🐹 🐹


Malam ini, seluruh anggota Keluarga Kim diundang dalam acara resepsi pernikahan anak dari sepupu Tuan Kim. Jauh-jauh hari sebelum acara resepsi tersebut digelar, Nyonya Kim telah membuat baju seragam untuk keluarga mereka agar mereka berenam nampak cetar di tengah pesta.

"Astaga… Eomma kejam sekali! Tega-teganya memberi kita baju semacam ini. Hilang sudah ketampananku!", gerutu Namjoon di depan cermin.

"Warna pink soft seperti ini cocok untukku Hyung. Yah memang jauh dari kata maskulin, tapi model bajunya bagus. Bahannya juga adem. Aku suka.", celetuk Jimin yang berjalan ke arahnya.

"Emm, tapi… Baju ini sama sekali tidak cocok sih untukmu", sambung Jimin lagi sambil melemparkan tatapan prihatin.

"Appa dan aku sama sekali tidak cocok dengan pakaian semacam ini! Lagipula kita juga sudah terlalu tua Jim bila harus memakai pakaian yang sama persis satu keluarga seperti ini!", dengus Namjoon lagi.

"Iya juga sih Hyung…"

Namjoon dan Jimin melihat ke arah Seokjin yang berjalan dengan ceria menuju ke arah mereka. Adik bungsu mereka ini sepertinya juga sudah selesai berdandan.

"Kenapa kau terlihat begitu ceria Jin?!", tanya Namjoon dengan heran.

"Entah.", jawab Seokjin. "Biasa-biasa saja tuh. Memang kenapa? Ada yang salah?"

"Tidak kok. Tapi sepertinya kau sangat menikmati memakai baju itu.", jawab Namjoon.

Seokjin pun melihat ke arah baju yang dipakainya. "Oh ini? Iya, aku suka karena wangi. Baunya sangat menenangkan."

"Eyy… Tidak ada yang lebih menenangkan dari wangi uang!", timpal Jimin.

"Hmm, benar!", Namjoon menyetujuinya.

"Benarkah? Tapi wangi green tea dan wangi vanilla itu juga sangat menenangkan lho Hyung. Apalagi wangi musk dan agarwood.", protes Seokjin.

"Tidak benar! Hanya wangi uang yang membuat hati senang dan pikiran tenang.", sangkal Jimin. Namjoon kembali mengangguk setuju.

"Bagiku wangi cherry yang paling enak!", protes Seokjin lagi.

"Yah, itu karena kau masih bocil Jin. Coba jika kau sudah beranjak dewasa, kau pasti akan mengatakan jika wangi uang adalah yang terbaik.", putus Namjoon.

"Benar! Apalagi jika uangnya berjumlah puluhan lembar dan masih hangat karena baru saja keluar dari mesin atm.", sambung Jimin kemudian.

"Begitu ya? Selera kalian aneh. Jin tidak paham!"

Namjoon dan Jimin hanya terkekeh ringan. Seokjin mengatakannya karena dia masih belum dewasa. Dan mereka yakin, lima tahun yang akan datang pastinya Seokjin akan sependapat dengan mereka!

"Anak-anak, sudah siap semua?", tanya Tuan Kim yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

Jimin tidak mampu membendung tawanya kala ia melihat perwujudan sang appa yang terlihat tidak cocok menggunakan seragam keluarga.

"Appa benar-benar akan memakainya?", tanya Namjoon sambil terus memindai appa-nya dengan kedua matanya.

Appa-nya mengangguk lemah. "Yah mau bagaimana lagi, ini keinginan Eomma kalian."

"Appa, kau tidak cocok menggunakannya! Aku juga begitu. Ayo kita berganti baju!"

Tuan Kim segera membungkam mulut Namjoon yang kini menyaringkan suaranya. "Hussh… Jangan keras-keras ngomongnya. Nanti Eomma dengar!", sergah Tuan Kim.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kim Seokjinnie Where stories live. Discover now