Ethereal Jewels

195 20 16
                                    

Ada yang berkata, penjual apel sebenarnya sangat menyukai kudapan manis dari buah tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada yang berkata, penjual apel sebenarnya sangat menyukai kudapan manis dari buah tersebut. Sambil menjualnya pada mereka yang membutuhkan, ia sebenarnya mencari pembuat kue handal. Mungkin ada satu, atau justru semua pelanggan itu, yang mampu memuaskan nafsunya akan kudapan lezat.

Mungkin, meski belum terbukti, itu yang terjadi di tempat ini.

"Ethereal Jewels adalah 12 batu permata paling indah yang berfungsi membuka portal menuju beragam dimensi di penjuru semesta ...."

"... dikabarkan sedang menunggu dengan sabar orang-orang terpilih sebagai pemilik mereka."

Kalimatnya berlalu dari satu telinga keluar telinga lain. Sebab, kepalaku tidak hanya penuh dengan Pyscript yang sedang bekerja keras di kamar, juga ragam spekulasi mengenai kegiatan asing ini. Seharusnya cukup beberapa jam untuk menarik seluruh data dari tempat ini. Namun, yang kudapat selama dua hari hanyalah dokumen penelitian milik kutu buku. Dijual pun tidak berarti banyak.

Pria yang tidak berhenti mengoceh itu adalah Prof. Slam O'Neill, arkeolog beruntung yang menemukan permata asing yang berulang kali ia sebut.

"Dalam sebuah pulau asing di tengah perairan Pasifik, perlu ku ingatkan kembali, adalah pulau tempat Anda semua melepas penat ini, Moonstone. Terdapat 12 permata yang disematkan pada perhiasan unik, di atas 12 altar megah, dalam sebuah reruntuhan tua."

"Menurut manuskrip purba dibutuhkan sebuah ritual untuk membangkitkan kekuatan batu-batu permata tersebut. Hanya yang beruntung yang dapat menyaksikan kekuatannya," jelasnya kembali dengan senyuman asing.

Kurasa ekspresi kami semua cukup serupa, tidak nyaman dan bosan. Sebab, orang ini ... dia benar-benar berceramah lebih dari empat jam. Bila saja ia menutup kepala plontos itu dengan wig, mungkin aku tidak akan terganggu. Tidak heran banyak di antara kami yang menyembunyikan kedua mata di balik kacamata hitam.

Meski begitu, sulit sekali mencari benang merah dari undangan ini, 13 orang yang angkanya mengganjal di kepala. Tidak ada satu pun yang saling mengenal kecuali si kembar, tentunya, atau artis yang tersandung skandal itu—itu pun bila mereka mengenalnya. Hingga aku menemukan keterkaitan pada tanggal lahir kami semua. Meresahkan, tetapi—semoga keputusan ini tepat—kurasa tidak berarti banyak.

Profesor botak ini bahkan lebih meresahkan. Apa yang sebenarnya dia cari hingga bersedia menguras semua dananya demi memberi 13 orang asing liburan mewah. Dari bocah—ini benar, salah satu dari kami berumur 15 tahun!—hingga dewasa, pula dari preman hingga ningrat—ini pun tidak salah, namanya bahkan terdapat dalam invoice milik klienku lima tahun lalu.

Di satu sisi, sumber dananya ... tiada jejak. Aliran uang tanpa jejak adalah pertanda buruk, sangat buruk. Tidak ada aset yang dijual, tidak ada transaksi yang terekam, tidak ada apa pun—kecuali penemuan terbarunya, pulau Moonstone ini. Seakan uang dapat muncul seketika tanpa sebab.

Sungguh mengerikan, terutama bagi hacker sepertiku yang sepanjang hidup menguak permainan licik dalam bayang underworld. Apakah ini artinya aku mulai menyesali keputusanku menyusup tempat ini.

"Baiknya lupakan, karena ini adalah malam terakhir." Seharusnya tidak semudah itu aku berkata, saat penyesalan pasti mengikuti. Kuakui, malam terakhir selalu meninggalkan kesan. Namun, bukan seperti ini yang kuharapkan.

Seharusnya sudah terlihat kejanggalannya, terutama saat Prof. Slam membagi perhiasan kuno berdasarkan batu kelahiran kami. Beberapa menyukainya, tetapi aku tidak. Sebab, milikku adalah sebuah choker dengan permata Amethyst yang sesekali menyala redup.

Ya, itu terdengar gila, tetapi percayalah benda itu benar-benar bersinar. Entah rakitan atau memang mataku yang bermain khayal. Aku tidak punya keberanian untuk memakainya, terutama dengan desain vulgarnya. Namun, omelan sang profesor memenuhi telingaku selama berjam-jam. Siapa yang tidak kesal? Akhirnya kupasang choker itu di tangan kanan, meski sama sekali tidak cocok dengan ukurannya yang terlalu besar.

Lalu hal itu terjadi.

Berawal dari rapalan asing yang terselip dari mulut profesor gila, lalu semua dengan cepat berubah buruk setelahnya. Permata yang terpasang lekat pada tubuh kami bersinar lalu sebuah lubang terbuka seperti sedang memelintir ruang. Sinar rembulan di atas kepala yang seharusnya menjadi momen khidmat, kini berhias pekik teriakan. Di mana orkestra penuh kekacauan ini sama sekali tidak memahami kata harmonis.

Sebelum tangan-tangan tidak tampak menarikku ke dalam jurang gelap, sungguh beruntung, teriakan profesor gila tertangkap telinga.

"Berhasil! Hipotesisku benar! Batu-batu itu membuka portal menuju dimensi lain!"

Ingin rasanya aku keluar dari tarikan kuat ini dan menonjok orang gila penyebab kekacauan. Tunggu saja. Aku, Briar—tidak, CrtlAtlDel pasti kembali! Inginnya berteriak seperti itu, tetapi percuma berandai di saat seperti ini. Sebab, lubang-lubang yang terbuka menarik kami tanpa kenal ampun, entah ke mana ujung dari lubang itu.

Menjadi pertanyaan mengerikan, apakah ini cara sang penjual apel mencari pembeli mana yang dapat memberinya kudapan terlezat?

✦ ✦ ✦

Aku tidak tahu nasib yang lain, tetapi kalian bisa membaca kisah mereka di sini:

1. Garnet di T Knows the Horror oleh SLAM_53

2. Kisahku sang pemilik Amethyst di That Bird Who Yearn the Sky. Selamat, kalian sudah berada di tempat yang tepat.

3. Aquamarine di Dunia Lain dalam Permata Biru oleh Irie77

4. Diamond di Zemblanity: Girl With a Thousand Lives oleh EyeMaulidah

5. Emerald di Vales of the Darkness oleh Sinokmput

6. Alexandrite di The Redwood City oleh LishaNugroho

7. Ruby di Mahanatt's Curse oleh Allyashaa

8. Peridot di Make My Own Choice oleh DuniaZe1004

9. Sapphire di Into the New World oleh Dkatriana

10. Opal di Time to Heal oleh so0fie

11. Topaz di In the Deepest World, I Am the One oleh ViensAisling

12. Turqoise di A Feeling that Fertility Never Wanted oleh lailarahma347

Selamat berpetualang dan titip salamku kepada yang lain.

Terima kasih telah menikmati pertunjukan kami, tinggalkan sedikit jejak agar kami dapat kembali menghibur Anda minggu depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih telah menikmati pertunjukan kami, tinggalkan sedikit jejak agar kami dapat kembali menghibur Anda minggu depan.

Photo on banner by Ignacio Amenabar at Unsplash
Edit by me.

That Bird Who Yearn the SkyWhere stories live. Discover now