Let Me In (Part 14; Jodoh Pasti Bertemu)

281 20 1
                                    

Di kamar, Renata terus-terusan berpikir apa maskud Reza, menyanyikan lagu seperti itu. Rezapun juga seperti itu, baru tadi ia melihat Rena bersikap seperti itu, apakah Rena mencintainya tapi tidak mungkin, Rena pasti mencintai lelaki itu dengan sepenuh hati, Gio.

Renata yang keluar sebentar dari rumah, cari angin, bayang-bayang Reza selalu ada berulang kali, entah kenapa ia tidak bisa melupakan Reza.

Aku terjatuh, karena ada yang menabrakku. Huh, jalan nggak pake mata kali nih orang.

"Sorry"

Sepertinya aku mengenal suaranya, dan ketika kami berpandang-pandangan.

"Reza?"

"Rena?"

"Lo ngapain?"

"Lo sendiri ngapain?"

"Yeh malah nanya balik lagi"

"Haha, gua cuma lagi jalan-jalan aja"

"Oh, ya sama gua juga cari angin"

Terus-terusan kami jalan entah kemana langkah kaki kita, berjalan tiada henti. Kalau begini caranya bisa-bisa kita jalan sampai Bali.

"Gimana hubungan lo sama Gio, Re?"

"Baik kok, lu sendiri udah punya pacar belum?"

"Belum, gua menutup hati gua."

"Yaahh"

"Kok yah?" Tanya Reza, heran.

"Enggak, nggak apa-apa kok. Mmm, kasihan aja sama gadis diluar sana yang udah nunggu lo, tapi lo malah nutup hatinya"

"Siapa?"

"Ya mana gua tau, lo kan cakep banyak lah yang naksir sama lo, pinter, tapi sayang masih kaku"

"Oh gitu ya, makasih ya Re"

"Yaelah gak usah makasih gitu, kita kan sahabat, lu yang sabar aja Jodoh Pasti Bertemu kok"

Dalam hati gue, "Dan jodoh lu itu gua, jodoh gua itu lu. Amin ya Allah!!!"

Reza tersenyum, aku suka melihatnya tersenyum, akhirnya dia tersenyum juga setelah sekian lama.

"Ngomong-ngomong, udah kali jangan jalan terus mau kemana kita?" Ledek Reza, dan iya juga aku baru sadar.

"Hahaha, terlalu asik mungkin kita ya? Yaudah gue pulang, dah"

"Gua ikut lu sampe depan rumah, gua pengen mastiin sahabat gue baik-baik aja."

Setelah berjalan mencari angin, dan ternyata angin membuat kita bertemu, jantungku berdebar hebatnya, mengingat wajahku dan juga wajahnya saat kita bertabrakan, saat kita mengobrol bersama, aku mau sampai kapan seperti ini ya? Jujur, aku masih memendam rasa dengan Reza. Gio, Gio, dan Gio. Ya aku tahu Gio itu punyaku, tapi ah sudahlah.

Reza menutup hatinya untuk seseorang diluar sana? Siapa orang diluar sana yang dia maksud? Apakah Cessa? Ya, mungkin saja, dia pasti masih menyukai Cessa. Menurutku seperti itu, mana mungkin dia menyukaiku, sangat tidak mungkin, walau aku tahu di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Hoaaaaa. Berasa terbang ke langit ke 7. Akan aku abadikan, kejadian tadi bersama Reza, walau hanya sebentar. Selamat bermimpi! Dan, aku mematikan lampu. Gelap. Kemudian bermimpi.

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang