Let Me In (Part 9; Begitu Saja)

358 24 1
                                    

Hari demi hari, hubunganku makin renggang dengan Cessa, aku mencarinya tapi tidak ketemu-ketemu juga, lalu saat aku akan ke atas gedung, aku melihatnya. Aku melihatnya sedang bermesraan dengan Rey, kakak kelas, anak 10 IPA 2. Tanganku panas, aku langsung mendekati mereka dan meninju wajah Rey, sampai babak belur. Biar saja ketampanannya hilang, lalu Renata melerai kami.

"Reza cukup!!! I don't love you anymore, I love him! I love, Rey."
"Yaya oke bebas terserah lo, thanks!"
Aku meninggalkan Cessa dengan Rey, Renata mengikutiku.

"Rezaaa"
"Apa lagi?"
"Gua turut berduka ya"
"Gua gak apa apa kok, re. Semuanya akan baik-baik aja."
"Tapi, gue gak yakin kalo lu baik-baik aja. Sebenarnya gua tau ini udah lama, Reza."
Mata gue seketika langsung segar, sudah lama? apa maksud Renata.
"Maksud lo?"
"Ya gua tau Cessa ngeduain lo,"

Reza menghampiriku, menatapku penuh kebencian.
"Kenapa lo gak pernah cerita?!"
"Karena lo jauhin gue, gimana gua bisa cerita, Cessa itu udah lebih dulu pacaran sama Rey, gua bisa lihat dari gerak gerik mereka, lalu gua mendengar berita dari temen gue Ayu kalau kalian jadian, awalnya gua menganggap mungkin Cessa dan Rey tidak ada apa-apa, gue yang udah nethink sama dia. Tapi, beberapa hari ini gua lihat mereka jalan, makan malam berdua."
"Oh.. Gua emang bodoh, gak seharusnya gua jadian sama Cessa, jadi sekarang makasih karena lo udah kasih tau gua, gua mau lo jauhin gua dari sekarang"
"Kenapa Rez?"
"Jauhin gua!!!! Gua pengen sendiri!!!" Baru ini Reza membentakku, aku di bentak oleh orang yang aku cintai, sakit tapi ya sudahlah nanti juga dia akan kembali. Aku yakin itu. Dia memang hanya butuh waktu saja.

Jadi, ternyata selama ini Cessa menduakanku, begitu saja? Dengan mudahnya dia mencari lelaki lain saat masih mempunyai hubungan denganku? Akupun marah dengan Renata, kenapa dia tidak memberitahuku kalau dia mengetahui semua ini!
Berhari-hari, aku kembali diam-diam dengan Renata, tapi bukan berarti aku tidak memperdulikannya, aku peduli dengannya sungguh peduli, tapi hanya saja ada Gio, dia selalu lebih dahulu daripadaku.

Hari demi hari, aku berpikir bahwa mana mungkin aku bisa mendiaminya terus-terusan seperti ini. Lalu, aku menghampiri Renata yang sedang duduk sendirian di kelas, tumben banget dia nggak ikut sahabatnya ke kantin, setahuku hari ini juga Gio bertanding di lapangan, lalu kenapa dia tidak bergegas keluar ya.

"Hai Renata,"
"Mau apa lo, bukannya lo bilang lo pengen sendiri. Dan lo mau gua jauhin lo"
"Lu marah sama gua re?"
"Kelihatannya?!"
"Gua minta maaf, gua emosi banget waktu itu. Gua minta maaf ya, Renata Adrianada gua mohon maafin perlakuan gue kemarin, gue udah kasar sama lo, gak seharusnya gue kaya gitu. Gua minta maaf."

Tanpa aku sadari, Renata mengeluarkan airmatanya, dia menutupi wajahnya, kemudian aku menghapus airmatanya.

Bukkkk.

Reza terjatuh di lantai, Gio telah meninjunya. Renata langsung berhenti menangis, dan entah harus siapa yang ia bela, bingung.

"Lo ngapain buat cewek gua nangis?" Bentak Gio, sangat sangar.

Aku terkejut, dia berkata cewek gua? Jadi, mereka sudah pacaran? Kenapa aku tidak mengetahui semua ini? Mungkin salahku juga sudah mendiami Renata.

"Gio, dia gak bikin aku nangis kamu udah salah paham."
"Sayang, terus kamu nangis karena apa?"

Renata hanya menggeleng, kemudian Gio membantu Reza bangun.

"Sorry bro! Gua udah ninju lo tadi, gua udah salah paham, karena gua paling nggak bisa lihat cewek di sakitin."

Gua hanya mengangguk, kemudian meninggalkan Renata dan Gio berdua, di kelas.

-
Hayooo, Renata jadi milik Gio sekarang. Penasaran banget kelanjutannya? Di tunggu aja ya!

Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang