DE 06

334 54 13
                                    

🦅🦅🦅

"Kantin nggak lo?" tanya April pada Naya sembari merapikan bukunya.

Naya mengangguk kemudian ikut bangkit bersama April. Mereka butuh melewati beberapa kelas untuk bisa sampai ke kantin.

"Harusnya kantin tuh di setiap tingkat kelas ada. Biar gak antri dan jalan jauh gini," gerutu April dengan kakinya yang menendang angin.

Naya terkekeh kecil. Setiap hari dia mendengar kata protes yang sama dari April. Lama-lama terbiasa. Setelah sampai di depan pintu masuk kantin, langkah mereka dihadang.

"Halo, Naya." sapa Haru dengan nada dan senyum manis.

"Jijik bego," ucap Rendy dengan lirikan sinis ke arah Haru.

"Bacot lu." balas Haru.

"Lo berdua ngapain di sini?" tanya April dengan nada tidak bersahabat.

"Lo hari ini janji mau makan sama gue." jawab Rendy dengan wajah tengilnya.

April tampak memejamkan mata sembari menghela nafas, "Gue gak bilang makannya di kantin ya, Ren." ucap April.

"Justru karena lo gak bilang, gue yang tentuin tempatnya. Ayo!" Rendy menarik tangan April untuk mengikuti langkahnya.

April melepaskan cekalan tangan Rendy, "Gue mau makan sama Naya. Dia nanti sendirian," April lagi-lagi mencari alasan untuk membela diri.

Rendy tidak menanggapi, namun tatapannya jatuh kepada Naya. Gadis yang ditatap itu tampak tidak nyaman.

"Gue makan sendiri gak masalah kok, Pril. Lo sama Rendy aja," ucap Naya dengan senyum tipis menghindari Rendy yang masih menatapnya.

"Kata siapa lo makan sendirian? Gunanya gue di sini buat apa?" Haru membuka suaranya setelah menyimak percakapan mereka sembari memakan satu bakwan.

"Gue gak setuju ya kalau Naya makan sama lo. Yang ada dia dilabrak sama pacar-pacar lo itu," protes April.

"Dia gak berdua sama Haru." sahut Rendy.

Suasana yang tidak nyaman itu membuat Naya mencoba meyakinkan April. Dia juga sudah merasa lapar dan jam istirahat tidak lama.

"Lo ikut Rendy aja, gue sama Haru. Kalau ada apa-apa, gue bisa call lo kok." ucap Naya membuat April akhirnya luluh juga.

"Awas ya lo sampai Naya kenapa-kenapa. Gue pukul lo, gak peduli lo temennya Rendy atau anak geng motor sekalipun." ancam April membuat Haru terkekeh dan membalasnya dengan dua jempol.

"Sangar juga si April," ucap Haru setelah April pergi bersama Rendy.

"Jadi, kita mau makan di mana?" tanya Naya karena perutnya sudah tidak bisa diajak bekerja sama.

Haru menatap Naya sembari tersenyum. Tangannya lantas mengajak Naya berjalan ke salah satu meja. Naya menyadari sesuatu setelah melihat Elang dan teman-temannya duduk di salah satu sudut kantin. Kakinya tiba-tiba berhenti membuat Haru menolehkan kepalanya.

"Kenapa?" tanya Haru bingung.

"Jangan bilang kalau makannya di meja tempat kalian biasa makan?" Naya memastikannya dengan nada bertanya.

Haru tidak menjawab dan langsung membawa Naya ke meja teman-temannya.

"Anjir. Haru bawa Naya." ucap Chiko membuat tatapan mereka yang bergabung di meja segera menatap ke arah Haru dan Naya.

"Pantesan itu anak semangat bener ngikutin Rendy. Gue kira mau jadi orang ketiga," Juan berbicara sembari menggelengkan kepalanya karena heran.

"Rendy juga pinter. Dia bawa Haru biar April gak bisa nolak," Dipta ikut menanggapi sembari tertawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DUNIA ELANGWhere stories live. Discover now