DE 02

515 126 16
                                    

"Udah gue duga sih kita bakal sekelas." ucap April saat keluar dari ruang tata usaha bersama Naya disampingnya.

"Duh, iya, Gue merasa beruntung kita sekelas. Kayak gue gak kenal siapapun di sini selain lo, Pril." kata Naya.

"Lo kalo ngomong kayak gitu serem, mending gak usah dilanjutin." ucap April sembari berjalan cepat menuju kelas mereka.

"Yang mulai duluan siapa, yang ditinggal siapa. Emang April sialan." gerutu Naya lirih.

Tepat beberapa menit setelah Naya dan April berjalan menjauh, Elang keluar dari ruang BK bersama keenam temannya. Dilihat dari wajah mereka tersirat dendam dan kemarahan membuat orang-orang yang berjalan di sekitar mereka merasa takut. Elang berjalan paling depan dengan jaket kulit hitam yang menutupi seragam sekolahnya. Kaki mereka melangkah menuju gudang belakang, tempat di mana mereka berkumpul.

"Anjing. Siapa yang berani laporin kita?" tanya Haru sesampainya mereka di gudang sembari melemparkan jaket denimnya.

"Gak mungkin kalo Bima dan arek-areknya." jawab Juan.

"Gue gak mempermasalahkan hukuman apapun, tapi kalo ada yang berani ngusik kita sampai lapor kayak gini, gue gak akan tinggal diam." ucap Chiko.

"Bener. Kayak mereka gak punya urusan lain aja pake ngusik urusan orang." sahut Rendy sembari menyalakan satu batang rokok di tangannya.

"Ren, bagi rokok." pinta Haru. 

Rendy menyerahkan satu bungkus rokok pada Haru. Iya, mereka semua merokok.

"Lang, apa ini ada hubungannya sama omongan lo tadi?" tanya Mahen pada Elang.

"Omongan yang mana?" tanya Dipta.

"Tadi pagi yang bilang mau cari orang." jawab Mahen.

"Bener, Lang?" tanya Dipta memastikan.

Elang masih terdiam sembari menikmati kepulan asap rokok yang keluar dari bibirnya.

"Lo yakin tadi ada yang lihat kita berantem?" tanya Haru.

"Kalo gak yakin gak mungkin Elang jadi es kristal." jawab Juan disetujui Chiko.

"Bener nih, pinter banget anak gue." ucap Chiko.

"Cari orangnya sekarang gak nih?" tanya Mahen pada teman-temannya.

"Carilah njir. Reputasi gue sebagai anak baik di depan calon mertua tercoreng." jawab Haru.

"Alah anak baik apaan babi. Bad boy mah bad boy aja. Gak usah mikir reputasi anjing." sahut Rendy.

"Jadi, orangnya cowok apa cewek?" tanya Dipta pada Elang yang masih saja terdiam.

Elang menatap keenam temannya, "Cewek."

*******

"Nay, ke kantin gak?" tanya April setelah bel istirahat berbunyi.

"Boleh deh. Gue laper." jawab Naya.

"Lah, belom sarapan lo?" tanya April lagi.

"Roti doang mana kenyang." jawab Naya.

Keduanya berjalan memasuki kantin dan berkeliling sebelum memutuskan apa yang akan mereka makan hari ini.

"Gue mau siomay, lo mau apa?" tanya Naya setelah berpikir cukup lama.

"Mie yamin. Mau pesen sendiri apa bareng?" tanya April.

"Sendiri aja. Nanti kita duduk di meja sebelah sana." jawab Naya sembari menunjuk meja nomor 11.

"Oke, hati-hati." ucap April sembari berjalan menuju stand makanannya.

Setelah melihat April berjalan menjauh, Naya bergegas memesan makanan pilihannya. Antrian yang cukup panjang memenuhi tempat pilihannya. Naya menunggu makanannya dengan tenang sampai suara bisik-bisik dari belakangnya terdengar.

DUNIA ELANGWhere stories live. Discover now