DE 03

422 102 23
                                    

"Jangan beraninya sama perempuan," ucap Elang yang masih duduk di atas motornya dengan tatapan tajam ke depan.

Salah satu anak dari SMA Wijaya tersenyum remeh. Laki-laki itu mendekati Naya yang masih terkejut menatap kedatangan Elang.

"Oh, jadi dia gebetan baru lo?" tanya laki-laki itu sembari memegang pundak Naya membuat Naya terkejut dan berontak melepas.

"Cantik juga. Boleh dong dibagi." ucapan laki-laki itu seketika membuat darah Elang mendidih.

"Bangsat."

Elang turun dari motornya dan bergerak cepat menarik Naya ke belakang sebelum memberikan pukulan keras kepada laki-laki itu.

"Mundur," ucap Elang pada Naya tanpa melihat ke arahnya.

Setelah itu, perkelahian sengit terjadi. Lawan Elang tidak sepadan. Satu per satu dari mereka tumbang. Naya melihat salah satu dari anak SMA Wijaya hendak menyerang Elang dari belakang, refleks Naya menendangnya keras sebelum Elang memberikan pukulan tambahan.

"Wijaya akan buat perhitungan besar ke Garuda. Ayo cabut," laki-laki yang diyakini sebagai salah satu pimpinan mereka pun berjalan meninggalkan Elang dan Naya dengan tatapan tajam.

Elang menatap remeh dan menunjukkan smirk andalannya. Memang sudah biasa bagi kedua sekolah tawuran, tapi mayoritas dimenangkan Garuda semenjak Elang memimpin mereka.

Elang melirik ke arah Naya yang masih terlihat takut. Matanya menatap dari ujung kepala sampai kaki, memastikan kondisi gadis di depannya itu baik-baik saja.

"Jangan lewat sini sendirian." ucapan Elang terdengar seperti sebuah perintah.

Setelah itu, Elang kembali menaiki motornya. Dirinya lantas menatap Naya yang masih diam berdiri di sana sembari menatap sekelilingnya.

Elang menghela nafasnya. Kemudian, laki-laki itu kembali turun dan mendekati Naya. Mata mereka beradu tatap setelah Elang sampai di depan Naya.

"Gue antar." ucap Elang tanpa mendengar jawaban Naya, dia lantas kembali mendekati motornya.

Naya yang mendadak bingung pun seketika mengikuti Elang dari belakang. Elang nampak melirik sebentar sebelum melepaskan jaket denimnya. Jaket itu dia ikatkan di sekitar pinggang Naya.

"Rok lo pendek." Elang segera menaiki motor dan memasang helm.

Naya yang baru saja merasakan jantungnya berdetak cepat pun buru-buru membonceng di belakang. Wangi parfum Elang tercium membuat Naya merasa nyaman di kali pertama mereka bertemu. Motor Elang melaju cepat membelah jalan dengan jantung Naya yang kembali berdebar.

🦅🦅🦅

Motor Elang telah sampai di depan Cafe yang Naya katakan. Setelah turun dari motor, Naya mengembalikan jaket milik Elang.

"Makasih untuk kejadian tadi dan jaketnya," ucap Naya sedikit gugup.

Elang nampak melirik sekilas dan mengambil jaketnya dari tangan Naya. Dia memakainya kembali sembari menunggu sesuatu yang akan dikatakan gadis di sampingnya itu.

"Btw, gue Naya. Anak baru SMA Garuda. Gue baru masuk hari ini," lanjut Naya sedikit berdeham.

"Elang. Gue duluan." motor Elang melaju meninggalkan Naya.

"Mau bilang sok keren, tapi dia emang keren." lirih Naya sembari menatap motor Elang yang menjauh.

Kakinya kemudian melangkah memasuki cafe. Mencari sosok kakaknya barangkali sudah tiba lebih dulu.

"Hai, princess." teriak seseorang dari bagian kanan cafe.

Jefri, kakaknya, itu tengah melambaikan tangan dengan senyuman manis yang memperlihatkan kedua lesung pipinya.

DUNIA ELANGWhere stories live. Discover now