Chapter 5

338 35 0
                                    

Mobil Itachi melaju dalam kecepatan sedang. Matanya bolak balik melihat Naruto, khawatir terhadap keadaan Naruto. Si blonde dari tadi, semenjak masuk mobil, hanya terdiam melihat arah jalanan.

"Hachih!"

Si blonde bersin lagi. Kepalanya terasa semakin pening dan hidungnya semakin meler. Dia bisa melihat bayangannya sendiri di kaca mobil bahwa hidungnya semakin memerah.

"Kau tidak apa-apa?" tanya khawatir Itachi

"Hm. Terima kasih telah menolongku, Itachi-san" kata Naruto, suaranya mulai melemah dan pandangannya mulai buram

"Kau yakin, wajahmu semakin pucat...Mau kemana dirimu? Akan kuantar" kata Itachi

"Aku tidak tau..." lirih Naruto

"Kau tidak tau?" bingung Naruto

"Aku kehilangan tempat tinggalku dan semua tempat yang murah sudah full. Mungkin....kau bisa membawaku ke pusat gedung kosong atau kalangan pengemis. Aku akan tidur di sana..." lirih Naruto, sambil menyandarkan kepalanya di kaca mobil

"Itu berbahaya, Naruto. Kau sedang sakit, bagaimana bisa kau berpikir untuk tidur di sana?" tanya Itachi

"Aku sudah....terbiasa..." suara Naruto melemah dan lama-lama pandangannya gelap.

"Naruto?" panggil Itachi

Naruto tidak menjawab

Itachi meminggirkan mobilnya di sisi jalan, menyalakan lampu emergency sebelum dia memegang jidat Naruto lagi.

"Yaampun, tinggi sekali demamnya" Khawatir Itachi

Wajah Naruto sudah memerah dan hidungnya mempunyai warna yang paling merah. Itachi tidak bisa membiarkan Naruto dalam kondisi seperti ini sendirian. Itachi mengambil selimut yang ada di kursi belakang. Dia menyelimuti Naruto sebelum buru-buru menginjak gas mobilnya.

.
.
.

Naruto membuka matanya. Pandangan silau membuat mata Naruto menyipit. Meskipun silau, Naruto memaksa pandangannya untuk fokus. Setelah beberapa detik, padangan Naruto kembali normal. Dia melihat langit-langit itu memasang lampu yang terkesan mewah. Kepalanya melihat ke arah kanan dan kiri. Interior ruangan ini sangat minimalis dengan adanya TV di depan kasur dan lukisan pohon beringin yang bertengger puluhan burung gagak. Terkesan misterius tapi juga elegan.

"Astaga!!!"

Naruto bangun dari tidurnya. Dia panik. Dia baru menyadari kalau ruangan ini adalah ruangan asing baginya. Buru-buru, Naruto mengecek tubuhnya. Pakaiannya sudah berganti menjadi piyama biru.

"Ba-bagaimana aku berganti baju?!! Dan aku ada di kamar siapa?!!" panik Naruto

Dia langsung buru-buru turun dari kasur. Matanya mencari koper dan dua tasnya. "Oh!" seru Naruto, berlari menuju barangnya ada di pojok ruangan. Tangannya membuka koper dan tasnya satu persatu. Barang-barangnya masih ada dan uangnya juga masih ada. Naruto bernafas lega. Dia pikir kalau dirinya diculik dan dirampok tadi malam.

Sniff sniff

Naruto mencium bau makanan yang enak. Penasaran dengan bau apa ini, Naruto berjalan mengikuti kemana arah bau makanan yang enak itu. Perlahan, Naruto membuka pintu kamar. Lalu berjalan perlahan, sampai menemukan ada seseorang yang sedang memasang di area dapur. Sosok itu adalah sosok yang tidak asing baginya. Rambut dikucir, poni belah tengah, kulit putih dan tampan, tubuh seksi dengan kaos putih dan apron di tubuhnya, serta matanya yang dingin meskipun ada bekas luka di ujung matanya

"Itachi-san?!" seru Naruto

Itachi menoleh, lalu tersenyum

"Oh kau sudah bangun. Kemari dan duduklah, sarapan akan segera siap" ajak Itachi sambil mengaduk sup sarapan pagi

Sugar Baby dan Sugar DaddyWhere stories live. Discover now