Chapter 4

347 35 3
                                    

Naruto tidak menyangka kalau Sasuke membelanya di depan umum seperti ini. Selama ini, dia selalu berpikir kalau Sasuke adalah seorang pria gila maniak kontrak yang ingin menikahi Naruto dengan iming-iming hutangnya akan lunas. Saking tidak percaya apa yang Naruto lihat, dia tidak bisa berkutik dan memandang Sasuke dalam pandangan bingung sekaligus terkejut. Rasa malu dan bersalah mulai muncul di hati Naruto atas kebaikan Sasuke

Kemudian, Sasuke berjalan ke arah sofanya untuk mengambil jaketnya. Setiap langkah yang si raven itu buat, selalu diikuti oleh semua mata yang melihat. Bisikan semakin ramai seketika Sasuke memasangkan sebuah jaket pada tubuh Naruto.

"Ayo" kata Sasuke

Naruto hampir saja tersedak. Apakah dia bermimpi? Atau pendengarannya mulai tuli? Naruto baru saja mendengar nada Sasuke sangat lembut dan penuh perhatian. Naruto hampir berpikir apakah orang yang di depannya ini benar-benar Uchiha teme atau bukan.

Ditambah keterkejutannya lagi, Sasuke malah merangkul Naruto hati-hati. Perlahan Sasuke menuntun Naruto untuk keluar dari club paradise. Naruto dibuat semakin bingung dan rasa bersalah mulai menumpuk dan membesar di hatinya.

"Oi Sasuke! Kau mau pulang begitu saja?! Malam masih panjang!" kata temannya Sasuke

Sasuke sendiri menghiraukan temannya. Dia tetap berjalan menuntun sambil merangkul Naruto.

.
.
.

Akhirnya Naruto bisa bernafas lega. Dia bisa terlepas dari pemandangan sepasang kekasih normal dan kumpulan wanita. Kini, mereka berdua sedang berdiri di parkiran mobil samping gedung club paradise. Naruto menghadap Sasuke. Dia bingung mau berekspresi seperti apa karena Naruto tidak menyangka kalau dirinya diperlakukan seperti itu di depan umum. Apalagi di hadapan orang-orang club yang terlihat dari kalangan elit.

"Terima kasih....kau sudah membelaku" kata Naruto. Si blonde merasa canggung. Saking canggungnya dia tidak sadar kalau sedang salah tingkah memijat-mijat leher belakangnya sendiri.

Naruto tidak tau kalau wajahnya sedang sedikit memerah karena malu.

"Kalau kau berterima kasih padaku, tanda tangan kontraknya" kata Sasuke seenak jidat

Mendengar kata tanda tangan kontrak, wajah Naruto kembali jengkel

KICK!!

Naruto langsung menendang tulang kering Sasuke lagi tanpa ragu-ragu.

"Ugh! Dobe!! Apa yang kau lakukan?! Kau pikir kakiku tiang tendangan?!" protes Sasuke, kesakitan sambil memegangi kakinya sendiri

"Sudah kuduga kebaikanmu itu ada maksudnya!! Teme sialan, kau benar-benar menyebalkan!! Dasar ular kepala tiga!! Hah!!" kesal Naruto sambil melempar jaket Sasuke ke aspal

"Oi! Jaketku baru saja ku cuci!" protes balik Sasuke sambil buru-buru mengambil jaketnya dari aspal

"Memangnya aku peduli!! Kau, kenapa kau memaksa seseorang untuk memecatku?! Ha?! Kenapa kau merebut tempat tinggalku?! Kenapa kau sangat terobsesi menikah kontrak denganku?! Ha?! Dari semua orang kenapa harus aku yang kau usik?!!" ngomel Naruto

"Sudah kubilang, kau sendiri yang mau menjadi sugar baby ku" kata Sasuke santai

"Tapi kenapa harus menikah denganmu?!! Meskipun hanya kontrak tetap saja itu pernikahan!! Apa kau tidak berpikir kalau kontrak berakhir statusku akan menjadi duda di umur yang muda?!! Kau akan menghancurkan hidupku dan mimpiku dan tidak ada yang mau lagi denganku kalau aku pernah menikah kontrak! Kenapa kau terobsesi padakuuuuuuu?!!!!!" protes Naruto

Sasuke terdiam. Dia tidak memikirkan konsekuensi sejauh itu. Dirinya hanya ingin menutup mulut kakek angkatnya yang selalu bawel untuk menikah lagi demi melanjutkan keturunan Uchiha. Membayangkan kalau hidup Naruto akan berbeda setelah menikah dan bercerai denganya membuat Sasuke kehilangan semua argumennya.

Sugar Baby dan Sugar DaddyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt