1.🐈‍⬛

265 20 0
                                    





Happy Readingg!!!











"Akhirnya selesai jugaa" Zeline menjatuhkan dirinya ke sofa. Ia baru saja memasukkan barang-barang pindahan, Zeline memutuskan membeli rumah yang letaknya di perkomplekan untuk memperdekat aktivitasnya ke butik miliknya.

"Laper.. beli apa ya? Nasi Padang atau mie.. Mie aja deh" Zeline bangkit dari duduknya, lalu bersiap-siap untuk ke minimarket di depan komplek. Ketika ia menutup pintu, ada seseorang yang menghampirinya.

"Permisi mbak?" Ucap orang itu sambil menggendong seorang anak kecil.

"Iyaa mas? Ada apa?" Jawab Zeline dengan ramah dan senyumnya.

"Saya boleh minta tolong? Saya nitip anak saya sebentar ya?" Ucap orang itu sambil memberikan anak itu ke gendongan Zeline.

"Saya mau keluar mas, ke minimarket depan" ucap Zeline.

"Gapapa ajak aja mbak, maaf saya buru-buru, rumah saya kedua dari kanan sebelah rumah mbaknya. Terimakasih mbak, nanti saya jemput lagi anaknya." Ucap orang itu sambil berlari ke rumahnya kembali. Zeline yang diam kebingungan lalu melirik anak itu, anak itu melirik Zeline juga.

"Kita ke minimarket dulu ya dekk" ucap Zeline lalu pergi ke minimarket dengan menggendong anak itu. Di minimarket, Zeline memilih beberapa mie untuk stok di rumah, dan memilih beberapa camilan. Anak yang berada dalam gendongan Zeline mulai tidak nyaman, dan seperti ingin menangis, Zeline mempercepat memilih camilan, ia mengambil makanan yang sekiranya bisa di pegang anak itu agar tenang.

Di rasa sudah tenang, ia berinisiatif untuk memilih bubur bayi instan dan susu untuk anak yang ia gendong. Kemudian ia membayarnya dan pergi pulang ke rumahnya.

"Adek mau yang rasa kacang ijo, ubi ungu, atau ayam kampung?" Zeline menjajarkan bubur instan tersebut di depan bayi yang belum genap satu tahun itu, ia memangkunya, dan menyuruh anak itu untuk mengambil dengan tangannya. Selesai memilihnya, Zeline menaruh anak itu di stroller bayi, lalu membuat bubur itu dengan susu yang ia beli tadi.

Zeline masih lajang kok, stroller tersebut milik anak kakaknya, yang usianya sama dengan anak yang Zeline gendong tadi. Selesai membuat bubur dan susu, ia menyuapi anak itu dan di suapan terakhir anak itu tertidur.

Zeline menggendong dan memindahkannya ke kamarnya, dan sesekali ke kamarnya untuk memastikan bayi itu tidak menangis.

Karena hari sudah sore, Ia kembali ke dapur untuk memasak mie. Di tengah kegiatannya memasak mie, suara bel rumah berbunyi tanda ada tamu. Zeline mematikan kompor, dan membuka pintu tersebut.

"Assalamu'alaikum mbak, saya mau jemput anak saya" ucap pria yang tadi menitipkan anaknya ke Zeline.

"Waalaikumsalam mas, silahkan masuk dulu, anak mas nya lagi tidur di kamar saya, duduk aja dulu. Sebentar, saya ambil minum dulu" Zeline menyuguhi jus jambu dan beberapa macam jenis kue buatan ibu nya.

"Terimakasih, repot-repot menyuguhi kami, saya minta maaf tidak sempat membantu mbak buat pindahkan barang, malah ngerepotin mbaknya.." ucap pria itu.

"Iya mas gapapa. Oh iya, perkenalkan nama saya Zeline. Salam kenal" ucap Zeline.

"Ah iya kita belum kenal satu sama lain. Saya Jiwangga, ini anak saya yang pertama namanya Agam masih SMP kelas 7 dia, terus anak yang saya minta tolong titipkan ke kamu namanya Darren usianya baru 8 bulan." Ucap Jiwangga, Agam yang di sebut namanya hanya tersenyum. Zeline yang melihat Agam tersenyum pun ikut tersenyum gemas.

"Ngomong-ngomong kamu punya anak kah? Ada stroller sama bubur bayi" Jiwangga yang melihat ada stroller, mainan, dan bubur bayi di depan meja ruang tamu.

"Belum mas, saya masih single. Itu punya ponakan saya yang suka main ke rumah. Kalo bubur bayi nya tadi saya beli buat Darren sama susu nya." Yang mendengar itu, Jiwangga merasa tidak enak pada Zeline yang telah membelikan anaknya makan dan susu.

"Saya ganti ya Zel? Tadi habis berapa?" Jiwangga mengeluarkan dompetnya, tapi di cegah oleh Zeline.

"Eh? Gausah mas gapapa, saya ikhlas. Sebagai gantinya saya mau ajak main lagi Darren ke sini gapapa mas? Atau kalo mas sibuk boleh titip kan ke saya" ucap Zeline.

"Sangat boleh. Tapi emangnya kamu ga sibuk?" Tanya Jiwangga.

"Tergantung sih mas, kalau ga terlalu rame butiknya, karyawan-karyawan saya bisa handle. Jadi saya bisa istirahat di rumah, kadang-kadang kakak saya nitipin anaknya" ucap Zeline.

"Wah kamu punya butik? Butik yang sebelahan sama kantor BP company bukan?" Ucap Jiwangga.

"Iyaa mas itu butik saya" ucap Zeline.

"Dekat sama kantor saya berarti" ucap Jiwangga sambil menganggukkan kepalanya.

"Mas kerja di BP company?" Tanya Zeline.

"Iya dong, saya bos nya" ucap Jiwangga. Mereka terus berbincang, hingga jam menunjukkan pukul 7 malam. Jiwangga dan Agam pamit, tak lupa Jiwangga menggendong Darren di pelukannya, lalu berterimakasih pada Zeline.






































 Jiwangga dan Agam pamit, tak lupa Jiwangga menggendong Darren di pelukannya, lalu berterimakasih pada Zeline

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Jiwoong as Jiwangga



Kim Jiwoong as Jiwangga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Han Yujin as Agam



Han Yujin as Agam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

You as Zeline
























Don't forget for vote n comment yaaa! Gamsahamnidaaaa!

[2] Duda || Kim Jiwoong ✓Where stories live. Discover now