Bab 25. Perlahan mulai Beradaptasi.

71 13 4
                                    

Diam sejenak...

“Dita, kita pergi ke tempat yang lain yuk!” ajak Lea.

“Kita mau kemana?” tanyaku.

“Sudah, ikut saja.” ujar Lea seraya menarik tangan teman barunya itu, Dita.

Tibalah aku di koridor sekolah bersama teman baruku, Lea. Pemandangan di area koridor sangat bersih dan membuat aku sangat menikmatinya. Banyak seluruh siswa-siswi yang berlalu lalang di tempat ini. Ada yang membaca buku komik secara berbarengan, mendengarkan musik sambil bernyanyi dengan percaya dirinya walaupun suara tidak begitu merdu, hal tersebut menjadi hiburan semata. Bahkan ada beberapa siswa duduk di area taman.
Tiba-tiba langkah kami terhenti.

“Dita, kau tunggu sebentar disini ya, aku mau ke toilet dulu.” ujar Lea.

“Jangan lama-lama,” pintaku. Lea hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya lalu pergi menuju ke toilet.

Disamping itu, akupun duduk santai di koridor sekolah yang kebetulan ada kursi disana seraya menunggu Ghea keluar dari toilet.
Beberapa menit kemudian...

“Mengapa Lea lama sekali? sudah lima menit aku menunggu.” gumamku sembari melirik disekitarnya.

Disekitaran aula sekolah, terlihat ada empat siswi yang berjalan seperti menuju ke perpustakaan dan mereka harus melewati koridor sekolah.
Seketika langkah salah satu dari temannya terhenti dan otomatis ketiga teman circlenya juga terhenti. Mereka tidak sengaja melihat ada siswi baru tengah duduk sendiri dikursi itu.

“Aishh!! mengapa Lea lama sekali?!” gumamku resah menunggunya.

“Hai..” sapa seseorang mahasiswa.
Sontak aku terkejut, saat ada empat mahasiswi menghampiriku secara berkeroyokan.

“Kami boleh ikut duduk?” tanyanya sopan.

“Bo.. boleh.” sahutku terbata-bata.

“Santai saja dong, jangan takut seperti itu.” ujarnya sembari tertawa kecil.

“Kami manusia, bukan hantu.” lanjutnya. Spontan membuat tiga teman circlenya cekikikan. Seketika membuatku sedikit salah tingkah.

“Ohya, kamu mahasiswi baru ya?” tanya seorang mahasiswi yang belum diketahui namanya.

“I..iya.” jawabku gugup.

“Kenalin namaku Rose. Dan mereka sahabatku, Jisoo, Jennie dan Lisa." ucap Rose memperkenalkan dirinya sekaligus mewakilkan ketiga temannya perkenalan diri.

“Hallo,” sapa Jisoo, Jennie dan Lisa kompak.

“Ha.. hallo juga.” sahutku.

“Aku Dita,” balasku memperkenalkan diri.

“Kami sudah tahu,” ucap Jennie datar. Aku hanya membalas dengan senyum seraya menundukkan kepala.

“Welcome to our school, Dita.” ujar Lisa tersenyum sekilas.

“Terimakasih.” sahutku.

Diam sejenak...

“Ohya, ngomong-ngomong sendiri saja, gak ada teman ya?” tanya Rose sambil cekikikan lali diikuti juga tiga temannya.

“Hmm.. aku tidak sendiri. Aku lagi menunggu temanku yang lagi ke toilet sebentar.” sahutku berusaha tenang.

“Oh begitu,” gumam Jisoo dengan gelagat ragu.

Terlihat ada seorang mahasiswa tidak sengaja melihat empat mahasiswi yang kebetulan juga mereka adalah teman sekelasnya mahasiswa tersebut. Dengan gelagat curiga, mahasiswa yang sering dijuliki sebagai kutu buku itupun menghampiri keempat temannya dan satu mahasiswi baru.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Sep 11, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

School 2023Donde viven las historias. Descúbrelo ahora