Bab 20. Hari yang Meresahkan.

36 13 0
                                    

Happy Reading
Semoga kalian sukaa
💜




Pandangan tajam Bibi Mi Kyung pun mengarah pada Dita kembali.

"Ingat, kerjakan tes ujian itu dengan benar!" pinta Bibi Mi Kyung tegas.
Aku hanya bisa terdiam dan mau tidak mau menunggu soal ujian tersebut.

Tidak lama kemudian, Bibi Mi Kyung pun pergi menyusul Jang Yeo Bin yang sudah berangkat mendahului.
Kini aku berdiam diri di rumah sambil menunggu kedatangan soal ujian penerimaan siswa-siswi berkhusus beasiswa.

Kulayangkan dengan bebas tubuhku dan mendarat di sofa empuk sembari menghirup udara baru.

"Hufftt.. bagaimana ini? apa iya aku harus kembali sekolah?" tanyaku bingung pada diri sendiri.

"Aaiisshhh... tidak!" rengekku frustasi sambil mengacak-acak rambut sendiri.

"Oke fine! Aku mau sekolah lagi, tapi..." tukasku bimbang langsung beranjak dari sofa.

"Tapi aku tidak ingin masalalu kelam itu muncul dengan orang-orang berwajah baru, watak yang baru dan aku tidak tahu disana akan ada teman yang mau berteman dengan aku atau tidak? bagaimana aku bisa mengatasi hal itu jika terjadi lagi? bagaimana?" tanyaku bingung sembari berjalan mondar-mandir.

"Aishhh.. bodoh sekali aku! Kenapa tidak langsung saja aku robek broser itu?" gumamku heran pada diri sendiri seraya menggigit kuku jari.

"Tahu begini Bibi tidak akan tahu dan tidak akan memaksaku untuk sekolah lagi!" gerutuku.

Diam sejenak...

"Tapi, yang dikatakan Bibi ada benarnya juga. Kalau mereka yang biasanya membullyku menjadi senang lihat aku terpuruk, berarti aku kalah." tukasku sedikit menyesal.

"Bodohnya aku jika aku membiarkan mereka menang!" gerutuku sembari menggepalkan kedua tangan.

Ding! Dong!

Terdengar suara bel rumah berbunyi, pertanda akan ada seseorang yang bertamu.
Spontan pandanganku menoleh kearah pintu luar, melihat situasi apakah ada seseorang asing dari luar.

"Woahh.. sepertinya ada seseorang pengantar paket," dehamku sembari melirik seseorang berpakaian jaket hijau dari arah jendela.

"Selamat pagi!" pekik seorang kurir.
Mau tidak mau akupun keluar.

"Iya, ada apa?" tanyaku menghampiri seorang kurir.

"Apakah Anda yang bernama Dita Karang?"

"Hahaa!! maaf Mbak, Anda salah orang." sahutku kembali masuk kerumah.

"Oh tidak, tidak." tukas seorang kurir sembari mengecek amplop berwarna coklat.
Langkahku pun terhenti dan kembali menoleh kearah seorang kurir.

"Saya tidak salah, ini ada foto yang wajahnya memang mirip persis dengan Anda." imbuh seorang kurir dengan santainya.

"Hahaa.. begitu ternyata." dehamku salah tingkah sembari menggarukkan kepala.

"Nah ini ada lima amplop, sepertinya dari sekolah menengah atas." ucap seorang kurir sembari menyodorkan lima amplop.

"Terimakasih," tukasku sambil menerima amplop tersebut.

"Baiklah kalau begitu saya pergi dulu karena saya juga harus banyak mengantarkan paket hari ini," pamit seorang kurir.

"Hufftt.. good luck for exam!" dehamku sembari memilah-milah amplop yang kubawa.

Setibanya di kamar, tanpa basa-basi akupun masuk ke kamar dan mulai mengerjakan soal ujian tersebut. Sebelum mengerjakan akupun memilah amplop yang mana akan aku duluan untuk mengerjakan.
Tidak butuh waktu lama akupun mulai mengerjakannya.

School 2023Where stories live. Discover now