part 6

362 11 0
                                    

*  *  *

*

Tak terasa perjalanan mereka telah berakhir. Jeno menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Jaemin. Sebelum keluar Jaemin dan Jeno membincangkan sesuatu yang penting di antara mereka.

"mulai sekarang kau bisa memanggilku Hyung karena aku lebih tua darimu"

"baiklah terserah, tapi aku membutuhkan waktu untuk menerima perjodohan ini kau tak apa Jeno Hyung?"

Jeno mengangguk paham bagaimanapun hanya dia disini yang menginginkan perjodohan itu tidak dengan Jaemin yang sepertinya akan mencari cara untuk membatalkan perjodohan mereka. Namun, Jeno sudah mencintai Jaemin walaupun mereka baru pertama kali bertemu. Ia sangat menyukai pemuda itu, senyuman manis pemuda itu mampu membuat jantung Jeno berdetak dua kali lebih cepat. Jeno tidak akan membiarkan Jaemin membatalkan perjodohan mereka begitu saja. Jeno akan berusaha membuat Jaemin juga menyukainya. Menurut Jeno Jaemin anak baik dan polos yang akan sangat cocok dengannya.

Tentang tubuhnya yang sudah tidak polos lagi, Jaemin membiarkan itu, toh tidak akan ada orang yang tahu selain dirinya, kecuali dia menyebarkan rahasia itu kepada orang lain. Jaemin akan merahasiakan nya

"baiklah Hyung sampai jumpa" pamit Jaemin lalu keluar dari mobil.

Jeno menurunkan kaca mobilnya dan mengucapkan kata perpisahan kepada Jaemin sebelum akhirnya pergi meninggalkan Jaemin di depan sekolahnya.

"apa yang harus aku lakukan? apa dia benar-benar mencintaiku?" Jaemin memutarbalikkan badannya berjalan memasuki kawasan sekolah dengan berbagai pertanyaan  "tapi aku bukan anak baik lagi aku sudah kotor oleh bajingan gila itu, aku tidak ingin dia membenciku nanti" Jaemin mulai menggigit kuku jarinya dan menundukkan kepalanya. Pikirannya tidak tentu arah sekarang.

*

*

*

Jaemin melangkahkan kakinya memasuki kelas. Sudah banyak teman-temannya yang datang. Haechan dan Renjun juga sudah berada di kelas, terlihat mereka sedang mengobrol di pojokan kelas.

"JAEMINN!!" pekik Haechan yang dihadiahi pukulan telak dari Renjun dirinya kaget karena suara cempreng yang mendadak terdengar dari sebelahnya. Suara yang Haechan gunakan untuk memanggil Jaemin tidak main-main kerasnya.

"aduhh.. " ringis Haechan mengusap lengannya yang kena pukulan Renjun "kenapa kau kejam sekali Renjun?"

"kau juga kejam asal kau tahu, karena suara jelekmu telinga ku pegang sebelah, lama-lama aku bisa tuli jika terus begini" dengus Renjun mengusap telinganya.

"jika nanti kamu tuli aku akan tetap berteman baik denganmu dan akan selalu ada untuk membantu mu berkomunikasi dengan orang lain" ucap Haechan tanpa rasa bersalah sedikitpun pada kalimat yang dilontarkannya.

"kau manusia sialan Haechan" kesal Renjun.

Haechan mengabaikan Renjun yang masih mengoceh, dia menyusul Jaemin di ambang pintu. Haechan melihat sedikit keanehan pada Jaemin. Wajah yang terlihat sedikit pucat dan tidak bersemangat, seperti Jaemin sedang ketakutan terhadap sesuatu.

"kau kenapa Jaemin? wajahmu pucat dan kau juga berkeringat, apa kau sakit?"

"a-aku baik-baik saja Chan aku akan pergi duduk di kursiku"

Jaemin mengabaikan Haechan yang memasang wajah penasaran dan khawatir. Ia berjalan menuju meja duduknya dan menaruh tasnya di atas meja. Melipat tangannya di atas meja lalu merebahkan
kepalanya di lipatan tangan miliknya. Renjun menatap bingung Jaemin, ini tidak seperti Jaemin biasanya. Anak itu akan mencari cara untuk mengganggu dirinya dan Haechan yang sedang menilai kehidupan orang lain.

My Destiny Is With You [End]Where stories live. Discover now