part 40

321 11 0
                                    

*  *  *

*

"maaf Nana, karena Jie Nana jadi kedinginan" sendu si mungil menundukkan kepalanya.

"aish.. Jie ngomong apa? memang seharusnya Nana melakukan itu kan? melindungi Jie" Sean mengusak surai hitam Jisung.

"Nana sedih?"

"tidak, untuk apa Nana sedih? Selagi ada Jie bersama Nana, Nana akan selalu bahagia"

Jisung tersenyum penuh arti, melihat Nana-nya kembali tersenyum membuatnya bahagia.

"ayo pulang sudah larut" Sean menggandeng tangan anaknya untuk melangkah bersama. Syukurnya apartemen yang ditempatinya tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja.

Mereka terus menyusuri jalanan sepi bertemankan cahaya rembulan dan kerlap-kerlip bintang yang menghiasi langit.

*

*

*

"ayo semuanya kita bersiap" pekik Irene yang dihadiahi tatapan sinis oleh Doyoung.

"ayolah Doyoung jangan menatapku seperti itu, nanti kau bisa berpaling dari Taeil Hyung" goda nya menatap Doyoung yang melirik sekilas pada Taeil yang mengelap meja.

"kau ini laki-laki atau perempuan sih? kenapa memanggil kami seperti itu?" jengah Doyoung.

Hembusan nafas kasar keluar dari belah bibir Sean. Nampak pemuda itu baru keluar dari ruang ganti.

"apa ada yang salah Sean?" tanya Irene.

Raut wajah cemas dan kusut terpancar diwajah manis Sean.

"ada apa Sean? ada apa dengan wajahmu?"

Sean kian menekuk wajahnya dalam.

"bolehkah aku izin hari ini?"

"Sean ada masalah?" desak Irene.

"bukan masalah besar hanya saja Jisung demam, jadi aku izin membawanya ke rumah sakit boleh kan?" ucap Sean tidak enak.

"astaga, Sean sayang, kenapa baru bilang, baiklah biarkan YangYang yang mengantar mu dan Jisung" ujar Irene dengan panik, Irene berlalu dari meja kasir dan berjalan ke ruang ganti melihat kondisi Jisung.

*

*

*

Hari ini ini cuaca terik menyambut pagi yang indah untuk orang-orang memulai pekerjaan dan keseharian mereka.

Lonceng pintu bufet berbunyi menandakan bahwa ada pelanggan yang memasuki pintu kaca dengan plang yang bertuliskan kata 'open'.

Bufet ini sering menjadi saksi kisah romansa tamu-tamu yang datang. Membawa kekasih mereka untuk sekedar bercanda ria sambil meminum kopi bersama. Ada juga yang menghabiskan waktu terakhirnya bersama seseorang yang disayanginya.

Menghabiskan waktu bersama rekan kerja untuk membahas pekerjaan. Memanfaatkan kebersamaan dengan teman-teman sebaya sebelum waktu itu habis dimasa depan.

My Destiny Is With You [End]Where stories live. Discover now