50. KITA SELAMANYA

Start from the beginning
                                    

"Lo dunia nya, Thea. Saat dunia kita hilang, gak mungkin hidup kita gak hancur kan?"

"Gue pikir setelah tiga tahun gue pergi, Galang akan jatuh cinta lagi, Xav. Gue pikir Galang udah punya seseorang baru di hidup nya," tutur Thea dengan suara putus asa.

Xavi tertawa kecil. "Toya langsung kurus kalau sampai Galang bisa jatuh cinta lagi sama selain lo."

"Xav, serius gue."

"Gue juga serius, Thea. Sekian banyaknya cewek di kampus yang deketin dia, mana pernah dia respon. Setiap kali kita semua minta dia untuk kembali buka hati, Galang cuma selalu bilang kalau, dia cuma mau lo di hidupnya."

Sebesar itu rasa sayang Galang padanya? Thea sampai tak habis pikir. Galang sampai menolak banyak cinta hanya untuk tetap mencintainya.

"Apa jangan-jangan itu alasan kenapa lo gak nemuin Galang padahal udah seminggu di sini?" tanya Xavi.

Thea mengangguk.

"Tapi perasaan lo ke dia masih sama kan? Gue yakin lo masih sayang sama Galang."

"Tapi gue udah terlanjur jauh nyakitin dia."

Xavi menatap teduh Thea. "The, jangan nahan perasaan sendiri. Kejar dan dapatkan kembali apa yang semestinya memang milik kalian. Lo sama Galang masih punya perasaan yang sama. Gue yakin lo juga sangat ingin bertemu sama dia, kan? Lo kangen Galang, kan?"

"Temuin Galang, mau?"

"Apa dia mau?"

"Kalau ada satu manusia yang bersedia menunggu lo, mungkin cuma Galang yang mau Thea. Tiga tahun, dia nunggu lo balik. Tiga tahun dia memilih sendiri karena keyakinan nya jika suatu saat kalian bertemu lagi. Lo adalah satu-satunya orang yang selalu Galang inginkan, The. Temuin dia, ya?"

"Tadi niatnya gue mau bikin kalian ketemuan di Resto itu. Eh lo nya gue hubungin gak aktif. Malah pingsan di pantai itu lagi."

"Hehehe, ya maaf, Xav."

Galang tersenyum pada Xavi dan teman-temannya. "Makasih ya, lo udah bujuk Thea buat nemuin gue lagi. Makasih juga semua, udah bawa Thenyu gue kembali," tutur Galang, lalu tersenyum pada Thea.

Galang meraih tangan Thea dan menggenggamnya erat. "Jangan pergi lagi ya? Lo gak akan ke mana-mana lagi, kan?"

Thea mengangguk. "Iya, Galang."

"Akhirnya Galang dan Thenyu kembali. Kangen juga gue ngeliat kalian nempel-nempel begini. Udah gini aja, jangan marah-marahan lagi!" ucap Toya setelahnya.

"Mendingan kita semua keluar. Biarin mereka berdua kangen-kangen an dulu," sambar Shella.

Xavi, Toya, Shella, dan Ilona pergi meninggalkan Galang dan Thea di sini. Pintu kamar kembali tertutup, kedua anak manusia ini saling menatap, tatapan yang penuh dengan kerinduan.

Tiga tahun bukan waktu yang singkat bagi mereka 'kan? Masa-masa yang berat dan sulit untuk di jalani sendirian.

"Aku kira kamu-"

Ucapan Thea terhenti kala Galang menatap jahil padanya. Lelaki itu tersenyum miring. "Aku kamu nih sekarang?" ledek Galang.

"Aw, sakit Thenyu." Galang merintih kala Thea memberikannya cubitan kecil pada lengan tangan.

"Lagian ngeledek."

"Iya maaf. Sekarang aku kamu aja, kayaknya lebih romantis deh. Aku suka Thenyu," kata Galang dengan senyuman.

Thea sedikit tersipu. Entahlah tadi spontan saja menyebutkan kata aku dan kamu pada Galang.

"Tadi kamu mau ngomong apa?" lanjut Galang.

Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now