I | Stalker

1.9K 125 7
                                    

Ryu [Name] merupakan seorang mahasiswi yang bekerja paruh waktu sebagai barista. Surai hitam, serta manik biru yang begitu indah. Membuat wanita itu begitu memikat.

Ramai para pria yang hinggap disana hingga berjam-jam. Hanya sebatas untuk memandangi parasmu yang begitu cantik. "Nona cantik, bisakah kau memberikan nomormu padaku?"

Goda salah satu remaja yang berada di depanmu. Kamu memandangi nya sejenak, dengan tatapan datar. Kamu memalingkan pandangan mu kembali terhadap pekerjaan mu, "Tidak mau"

Balasmu dengan ketus. "Hey, ayolah.. tidak perlu malu-malu seperti itu~" alih-alih berhenti. Ia justru semakin menggoda mu, "Bukankah ia sudah menolak? Untuk apa kalian masih memaksanya seperti itu?" Sahut pria yang memasuki toko.

Kedua matamu melebar. Surai hitam, jas putih, serta kacamata bulat yang ia pakai. Sebuah senyuman diberikan padamu. "Lama tak jumpa, [Name]. Apa boleh kita berbincang sejenak?"

✧------------------------✧

"Sudah kubilang. Berhenti mengejar ku, Yoojin." Pria berkacamata itu terdiam, lalu tersenyum tipis. "Aku tau letak kesalahanku. Aku benar-benar minta maaf atas semua hal yang telah ku lakukan padamu. [Name].. aku masih mencintaimu."

"Tetapi aku tidak!" Balasmu dengan tangan yang menepis secara kasar. "Kau pikir permintaan maaf mu itu dapat mengubah masa laluku? Aku tau kau pintar. Jadi tak perlu kuberitahu lagi."

Kamu berdiri dengan perasaan kesal. Saat ingin pergi, langkahmu diberhentikan oleh Yoojin yang memegang tanganmu. "Aku mohon, [Name]. Aku ingin kita kembali seperti dulu kala. Aku masih mencintaimu, aku tidak ingin kita berpisah!"

Suasana menjadi ramai, kamu terdiam dengan kedua mata yang memerah. "Bukankah kau mengatakan bahwa aku ini seorang pelacur? Lalu, untuk apa kau memohon-mohon seperti itu padaku?"

Kamu melepaskan tangannya, "Jika tidak ingin memesan, pergilah. Aku tidak ingin memperpanjang urusan."
Yoojin mendirikan dirinya. "[Name]-"

"Yoojin. Pergilah."

Waktu berlalu, terlihat dirimu yang sedang termenung merapihkan peralatan. Dengan hembusan nafas, kamu melipat apron yang kau kenakan lalu menaruhnya dalam lokermu.

Dirimu mulai mengambil barang-barang mu kembali, lalu mengunci loker serta toko tersebut. Dengan handphone yang menyalah.. kamu mengabari atasanmu. "Iya kak, ak-"

Kamu terdiam, perasaan takut mulai muncul dalam lubuk hatimu. Kamu melihat seorang pria yang memakai jaket hitam sedang berdiri tak jauh darimu. "Ryu [Name]? Ryu [Name]" Sahut atasanmu dalam panggilan.

"I-iya kak?!" Jawabmu dengan suara yang gugup. "Apa semuanya baik-baik saja? Apakah ada barang yang tertinggal disana?" Tanyanya kembali. "Tidak ada kok, kak!"

"Ah.. yasudah, baiklah. Aku akan mengakhiri panggilan ini, hati-hati dijalan." Kamu tersenyum tipis. "Iya kak." Lalu mematikan handphone mu. Saat kau melihat kedepan, pria tersebut masih berdiri di tempat.

Kamu berjalan secara cepat, dan sesuai dugaan mu. Ia perlahan-lahan mengikuti mu dari belakang, kamu memegang Totebag mu dengan erat.

Kemunculan pria itu berawal dari dirimu yang bekerja pada cafe tersebut. Ia datang dengan memesan sebuah minuman, lalu duduk dengan waktu yang cukup lama. Kamu tidak berpikir apapun padanya.

LOOKISM | ONESHOTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang