Aku Muak dan Aku lelah

0 0 0
                                    

"Kisahnya tidak seindah kehidupan sehari-hari nya, Dia menyembunyikan luka dengan tawa, membalutnya dengan sandiwara seolah-olah tidak terjadi apa-apa"
~Alka~

Seperti biasanya Milan pulang ke rumah tapi dia kembali mendengarkan suara pertengkaran itu.

"Bisa nggak setiap aku ada di rumah nggak usah bertengkar sekali aja aku muak, aku mohon, aku capek, aku hanya ingin hidup dengan damai di rumah ini, rumah yang seharusnya merupakan  tempat ternyaman untuk pulang bagi seorang anak tapi itu tidak berlaku bagiku" setelah mengatakan itu remaja perempuan itu pergi meninggalkan ruang keluarga di mana masih ada perseteruan di antara kedua orang tuanya.

"Please aku capek Tuhan aku hanya butuh ketenangan setidaknya jika kasih sayang orang tua aku nggak lengkap maka biarkan hidup aku tenang walau hanya sebentar saja"

"Aku capek dengan semua ini" racunnya lagi sambil memeluk kedua lututnya.

Ruang temaran yang merupakan kamarnya itu menjadi tempat saksi bisu setiap kali ia menumpahkan segala kesedihannya, lukanya, dan  tangisnya.

"Aku nggak masalah kok kalau mama belum bisa nerima aku sepenuhnya sebagai anak perempuannya tapi tolong jangan ada lagi pertengkaran di rumah ini aku lelah"

Sang surya masuk di sela-sela gorden kamar memberitahu kepada gadis pemilik kamar kalau pagi telah menyingsing ia terbangun masih dalam kondisi terduduk di balik pintu masih dengan memeluk kedua lututnya, ia ketiduran karena lelah menangis terlalu lama.

Sebenarnya Milan malas berangkat ke sekolah hari ini tapi tidak ada pilihan lain bagi gadis penyuka senja yang menyimpan beribu luka dan banyak nya masalah yang dia pendam tanpa orang lain ketahui itu.

Jangan malas Milan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri, 20 menit kemudian Dia sudah rapi dengan seragam sekolah SMA nya.

"Kuharap akan ada pelangi setelah hujan tapi sudah lama aku menunggunya tapi pelangi itu masih belum muncul, aku ingin melihat kehadirannya walaupun hanya sebentar"

💫💫💫

Di tempat lain Alka sudah siap dengan  penampilan khasnya, meraih kunci motor di atas nakas samping tempat tidur, berjalan santai keluar kamar.

"Bunda Alka berangkat" teriaknya ketika melihat sang ibunda masih berkutat menyajikan sarapan dimeja makan.

Wanita berupaya itu menghampiri anaknya "nggak mau sarapan dulu sebelum berangkat?" Tanyanya dengan lembut.

"Nggak usah bunda nanti Alka telat, Alka berangkat dulu bunda" pamit Alka.

"Hati-hati" ucap wanita paruh baya itu tersenyum hangat ke arah anaknya.

Setelah tiba di sekolah Alka memarkirkan motornya dan langsung menuju kelas di mana tempat ia belajar bersama teman temannya.

sebelum benar-benar meninggalkan lapangan parkiran atensinya teralihkan oleh seorang cewek dan dia kenal Siapa cewek itu dia adalah Milan si gadis yang akhir-akhir ini selalu melekat dipikirannya.

"Lah kenapa tuh cewek biasanya juga kayak burung beo tiap hari kenapa sekarang kelihatan murung dan nggak punya semangat hidup gitu" Alka bingung.

"Tumben lo jalan sendirian biasanya lo bareng sama bestie lo" sapa Alka dia berjalan di sebelah Milan dengan gaya coolnya.

"Btw makasih udah jengukin gue kemarin"

Masih tidak ada balasan dari Milan sehingga mengundang jiwa penasaran Alka lantas ia bertanya-tanya dalam hati kenapa dengan gadis itu sekarang pendiam.

"Lo marah karena kemarin?" Alka kembali bertanya dan kini dia menghalangi jalan Milan.

"Jangan banyak omong bisa?! gue nggak mood buat debat sama lo sekarang" Milan menatap tajan kedalam manik mata Alka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love story Alka [ON GOING]Where stories live. Discover now