Mph 46. DRAMA PAGI PASUTRI

Começar do início
                                    

Arjuna membalas senyum itu dengan tak kalah manisnya, menatap ke arah mata Kenzi lembut dengan penuh kasih sayang tanpa melepaskan lingkaran tangannya di pinggang pria di depannya itu.

"kalau aku sakit, berarti giliran kamu yang rawat aku penuh kasih sayang."ucap Kenzi mencoba menggoda Arjuna.

Arjuna menggeleng."nggak perlu tunggu kamu sakit dulu biar di rawat penuh kasih sayang. kamu sehat pun aku masih bisa rawat kamu. kamu mau kasih sayang berapa? seberapa banyak pun kamu minta, aku akan berikan semuanya, jadi nggak usah sakit." ucapnya melepaskan satu tangan nya dari pinggang Kenzi lalu meraba pipi kenzi lembut dengan tersenyum.

hal yang di katakan Arjuna membuat ia tercenung, dengan pipi merah ia mengalihkan pandangannya.

melihat reaksi Kenzi, Arjuna pun terkekeh."ciahh, Malu malu." ucapnya mencubit hidung kecil Kenzi untuk menghadap ke arahnya.

"is sakit."

mengecup singkat hidung yang sudah memerah itu arjuna pun tersenyum. "sudah sembuh bukan?."

Kenzi mencubit perut yang tidak memakai apa apa itu pun dengan kuat.
"haa sembuh." ejeknya lalu membalikkan badannya lagi membelakangi Arjuna.

Arjuna mengaduh kesakitan, melihat punggung Kenzi ia pun tersenyum.

bisa di pastikan pria ini sedang berusaha mengatur dirinya untuk tidak memperlihatkan wajah merahnya.

padahal, wajah merah itu adalah salah satu hal yang paling di sukainya.

sayang sekali bukan?.

"Sana duduk, aku siapin sarapannya, tunggu di sana."

tanpa memperdulikan perintah Kenzi, ia pun kembali memeluk Kenzi dari belakang dengan erat.

"sayang."

Kenzi diam sebentar."apa?."

mendengar respon Kenzi, Arjuna pun kembali memasukkan tangannya ke dalam pakaian Kenzi, memilin pentil pria itu, lalu melepaskannya.

"shh." dan tanpa sadar, suara itu benar benar terdengar.

tak berhenti di situ, tangan Arjuna semakin turun ke bawah, mengusap ngusap lembut perut buncit Kenzi, lalu turun ke ke arah selangkangan Kenzi.

"tidur lagi aja yuk, ayo kita lanjutin yang kita lakukan semalam."ucapnya dengan tangan yang sudah meraba benda yang di tutupi celana dalam itu.

Kenzi dengan wajah yang sudah memerah pun seketika semakin kaget Ketika tangan Arjuna mencoba untuk menyelip kedalam celana dalamnya.

mengambil sendok di atas rak piring di sampingnya, dengan sekali Ayun, pukulan itu tepat di kepala pria yang sedang berada di bahu sebelah kananya.

"aduh, sakit sayang." ucapnya dengan refleks menghentikan aktifitasnya.

"ahhh iyakah?."dengan sebelah tangan mengambil pisau dapur yang kebetulan ada di sampingnya, ia pun memegang sembari menyatukan pisau itu dengan sendok di tangan satunya lagi.

meneguk salivanya kasar, Arjuna pun mengangkat kedua tangannya dan mulai mundur dari Kenzi dengan langkah lambat.
"nggak sayang, nggak."

Kenzi tersenyum puas, meletakkan pisau itu kembali ia pun mulai melangkah ke arah lain untuk menyiapkan sarapannya.

berbeda dengan Kenzi, Arjuna yang sudah duduk di meja makan pun menatap ke arah benda yang sudah berdiri tegak di antara selangkangannya.

meneguk ludahnya Kasar ketika menatap ke arah punggung Kenzi yang mana pakaiannya kadang tersingkap ulah angin yang dari jendela dapur yang sudah di buka Kenzi.

gawat ini benar benar gawat yang semalam benar benar tidak bisa membuatnya puas.

apalagi tubuh menggoda Kenzi yang tidak bisa dia abaikan, dan perjanjian konyol yang di putuskan Kenzi secara sepihak bahwa hanya bisa melakukannya ketika malam libur.

dan pastinya setiap malam Minggu.
kalau malam biasa, besok nya ia harus sekolah, dan pastinya itu akan menganggu sekolahnya itulah yang di fikir Kenzi

bayangkanlah, betapa tersiksanya ia ketika harus menahan itu ketika kenzi dengan godaannya berada di depannya.

sungguh benar benar sulit.

"sayang."panggilnya lagi dengan rengekan nya.

Kenzi mendongak, menatap ke belakang ke arah Arjuna."Hmm?."

"Adikku bangun, Tolong."

TBC.

HAI

Udah 200 vote ya? Jihan nggak tau..jadi maaf sedikit telat ya.

200 vote kita lanjut lagi oke.











[BXB] MY PLAYBOY HUSBAND [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora