"H-hikeys?" Doyoung masih mencerna kalimat Ten barusan. Ia tidak salah dengar kan??

"Iya, nggak tau deh tuh anak habis ngamar dimana. Lo urusin! kepala gue mau pecah rasanya." Ten langsung meninggalkan Doyoung yang masih terpaku disana.

Sedangkan Taeyong kini berada didalam kamar Doyoung. Apartment yang mereka tempati memiliki tiga kamar. Taeyong didalam mengunci pintu dengan rapat dan bersandar pada pintu, ia mencoba menenangkan dirinya. Jujur, Taeyong takut diamuk oleh Ten. Pria yang lebih mungil dari dirinya itu sangat menyeramkan ketika marah, bahkan Doyoung yang dikenal galak juga takut pada Ten.

"Duh! Mati gue ini ditangan Ten." Kini Taeyong berdiri dan berjalan kearah kaca yang ada didalam kamar Doyoung.

Taeyong melihat kearah lehernya, ia tidak menyangka jejak yang ditinggalkan oleh Jaehyun sebanyak ini. Dari leher sampai tulang selangkanya, benar-benar penuh dengan bekas keunguan. Taeyong menghela nafas, ini tidak seratus persen salah Jaehyun, dirinya turut adil dalam hal ini. Ia lah tersangka utama dalam kasus ini, dirinya begitu terbuai saat melihat bibir itu, dan Taeyong akui sekai lagi bibir Jaehyun benar-benar menggoda dimatanya.

***

Wendy memandang heran kearah atasannya, sejak datang dari siang tadi Jaehyun tersenyum sendiri seolah-olah ada hal lucu yang sedang terjadi. Baru kali ini atasannya bersikap seperti itu, Wendy berdecak melihat tingkah konyol Jaehyun.

Ting!

Wendy mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja, ada pesam masuk. Saat membacanya Wendy langsung mendengus. Bilangnya nggak mau tapi ninggalin bekas juga.

Iya, itu pesan dari Jaejoong. Laki-laki cantik yang sudah berumur itu baru saja mengabarinya kalau Jaehyun baru saja mengalami sebuah "kejadian" bersama Taeyong. "Halah." Gumamnya, tanpa Wendy sadari Jaehyun sudah berada didepan meja kerjanya.

"Kamu kenapa Wen?"

Wendy langsung tersentak ketika melihat Jaehyun ada didepan meja kerjanya, kenapa sekarng ia ada disini? Bukan kah tadi laki-laki itu sedang fokus pada ponsel nya.

"Nggak kenapa-kenapa Sajangnim. Ada yang bisa dibantu?" Tawarnya. Biasanya Jaehyun akan keluar ruangan jika ia mau sesuatu.

"Kamu kan biasanha kalau lagi emosi makan makanan manis kan?"

"Iya."

"Kamu biasanya makan apa?"

Wendy mengerutkan keningnya, setau nya Jaehyun tidak terlalu menyukai makanan berperisa gula itu, kenapa tiba-tiba ia menanyakan hal itu?

"Tumben Sajangnim mau makan? Biasanya saya tawarin nggak pernah mau, katanya mengandung gula kebanyakan."Wendy memandang penuh curiga pada atasan nya itu membuat Jaehyun tertawa.

"Emang saya nggak boleh makan ya? Lagian saya cuman nanya. Kalau dijawab silahkan kalau nggak dijawab pun juga nggak masalah." Jaehyun masih tersenyum saat melihat sekretaris nya itu memandang pada dirinya dengan penuh curiga.

"Saya biasanya makan cake, coklat dan ice cream. Itu yang paling ampuh bikin mood saya balik lagi itu coklat. Kenapa? Mood nya Sajangnim lagi jelek?" Wendy berpikir tidak mungkin Jaehyun mood nya sedang jelek, sebab laki-laki itu sejak tadi hanya tersenyum lebar.

Idol (JAEYONG)Where stories live. Discover now