Bab 5 adults in bed

88 10 0
                                    

Zahra yang mendengar perkataan lelaki gagah, yang bermaksud menagih janji tersebut hanya dapat mendengus kesal sambil menghela napas kasar.

"All right. Apa yang anda inginkan atau Apa yang dapat saya lakukan untuk anda, Mr?" Zahra bertanya dengan lemas dan malas karena merasa sangat terpaksa memenuhi janjinya. Tetapi mau tak mau, sebagai seorang muslimah yang sebenarnya, Zahra harus menepati janji yang telah diucap.

"Tolong. puaskan saya, Miss." Ujar Lelaki dingin sangat datar dan tanpa ekspresi, tetapi keringat yang muncul didahi dan bagian sudut wajahnya dapat menjelaskan bagaimana keadaannya.

"Maaf. Tuan. Saya tidak mengerti maksud dari permintaan anda barusan. Tolong di perjelas dan jangan ambigu seperti ini." Zahra mencerca lelaki yang tengah menahan napsu tersebut. Maklum, Zahra tidak pernah terekspos ataupun mengekspos diri ke dunia seks walaupun hanya dari perangkat gadget, sehingga ia tidak mengerti situasi yang sedang dihadapinya saat ini. Padahal jelas, lelaki tampan tersebut tengah menahan napsunya yang memuncak terhadap Zahra. Sepertinya, dia telah diberi obat perangsang oleh seseorang.

"Saya meminta anda untuk menjadi gadis ranjang saya untuk malam ini saja-" belum sempat menyelesaikan perkataannya, Zahra langsung menampar Lelaki yang menurutnya kurang ajar tersebut dengan sangat keras saking marahnya. Zahra tahu, dia harus memenuhi janjinya. Namun, bukan berarti permintaan yang diminta tidak memiliki batasan.

Lelaki yang tidak diketahui namanya tersebut, menyentuh pipinya yang memerah dan berdenyut kesakitan akibat tamparan perempuan berhijab yang ada dihadapannya. Ia tidak menyangka sang gadis akan bereaksi sedahsyat ini. Jujur, momen ini adalah pertama kalinya. Seorang perempuan menamparnya sekaligus perempuan pertama yang menolak tidur dengannya. Puluhan wanita yang pernah mengajaknya tidur sampai memberikan obat perangsang, tidak pernah dipedulikan dan dilayani oleh Direktur muda tersebut. Namun, kenapa untuk pertama kalinya, ia mengajak seorang gadis untuk menghabiskan malam bersama, malah ditolak dengan sangat mentah-mentah seperti ini. Apakah ini adalah balasan karena dirinya telah menolak wanita yang mengajaknya tidur sebelumnya, pikir CEO dingin.

"Dengar. Saya pastikan tidak akan meminta apapun setelah ini. Jadi, mari tidur bersama-" sebelum menyelesaikan perkataannya, Direktur tampan kembali ditampar oleh Zahra. Zahra benar-benar kehilangan kendali. Tidak ada lagi kesabaran, Zahra tidak bisa mentolerir jika menyangkut harga diri seorang muslimah dianggap sembarangan dan hal hubungan seks diluar pernikahan. Secara tidak langsung telapak tangan Zahra menyentuh pipi CEO sebanyak dua kali, yang berarti momen ini adalah pertama kalinya seorang Zahra bersentuhan fisik dengan lawan jenis tanpa pembatas sehelai benang.

Entah kenapa napsu CEO muda tersebut langsung naik ketika melihat Zahra. Padahal sebelumnya ia tidak pernah merasa se-bergairah ini kepada makhluk yang berjenis perempuan meski diberi obat-obatan sekalipun. Karena pada akhirnya, ia dapat menahan napsu birahinya. Namun tidak pada saat sekarang, ia sangat kesulitan menahan napsunya sendiri hanya dengan melihat Zahra. Mungkin karena wajah Zahra yang sangat menarik sekaligus berhijab.

Zahra yang menyadari kekalutannya yang tidak terkendali dengan segera memohon ampunan kepada Allah. "Astaghfirullah hal'adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih." Gumam Zahra yang dapat didengar oleh telinga Lelaki tampan. Keningnya berkerut bingung dan penasaran dengan perkataan yang diucapkan Zahra.

"Mohon maaf, Tuan. Saya tidak dapat memenuhi janji saya, jika permintaan yang anda ajukan adalah berhubungan intim. Saya sangat berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada anda karena telah menolong saya. Saya berharap anda mengerti prinsip saya ini dan semoga kebaikan yang anda lakukan dapat dibalas oleh Tuhan yang maha esa. Saya pamit, selamat malam." Zahra berusaha untuk mengontrol emosi dan selalu sabar dalam situasi yang tidak memungkinkan sekalipun. Sungguh kelebihan berharga yang langka bagi muslimah di zaman sekarang, disaat banyaknya persepsi yang berkembang yaitu mengenai tidak masalah, perempuan mengeluarkan emosi dan uneg-uneg. Daripada dipendam, tidak sehat. Malah lebih baik seorang Perempuan mengekspresikan perasaan amarah karena lebih jujur dan tidak munafik.

Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)Where stories live. Discover now